Ada apa dengan bulan November? Setahun lalu, saya ingat, saya meringkuk dengan perasaan tidak berdaya. November tahun ini... terjadi momentum yang membalikkan meja. Dan semua tidak akan pernah sama lagi. Dunia semakin menggila dan pilihan yang tersedia hanya bertahan.
Belakangan, saya punya banyak keluhan kesehatan: sakit kepala belakang setelah makan empal, lemas yang berujung pada pikiran 'apakah saya kelewat kurus dan kurang gizi?', tengkuk tiba-tiba sakit, dahak yang mengganjal di tenggorokan padahal tidak sedang batuk, dan seterusnya, dan seterusnya. Belum lagi stres sampai berefek ke perut gonjang-ganjing di awal bulan lalu. Kalau sudah seperti itu, otak saya langsung melayang pada postingan berjudul Muara yang sudah sampai jilid kedua di blog ini.
Tiap kali menderita sakit yang berkepanjangan, saya menduga keras, ada hubungannya dengan sistem imun yang terbebani oleh suasana hati yang buruk. Gejala psikologis, konon katanya. Dan semalam, ketika membaca ulang dua jilid tulisan tersebut, saya lantas berpikir, postingan berjudul Muara sangat mungkin masih akan dibuat jilid-jilid lanjutannya. Kali ini saja sudah sampai jilid ketiga.
Sejujurnya saya sering merasa putus asa. Saya punya dua harapan, namun seakan semua jalan adalah buntu. Seakan pintu-pintu tertutup. Mentok ke segala arah. Lalu, sebagai upaya bertahan, saya akan mendistraksi diri sendiri dengan apapun. Seringnya dengan cara binge watching Netflix. Ahh, saya sedang di bagian keempat Money Heist. On going.
Saya sedang mencoba bertahan dari kekacauan yang lebih gawat. Saya sedang mencoba melawan kering, melawan sepi dan menjaga waras.
Harusnya tidak masalah. Saya tidak merugikan orang lain. Saya toh masih beraktivitas seperti biasa; masih menjadi manusia efektif. Tapi, pikiran lain menyelusup, tidakkah jauh lebih baik jika saya memperbanyak sujud, berdoa dan berzikir atau apapun yang lebih spiritual, alih-alih menonton series?
Tidak bisa membantah. Saya mungkin memang seharusnya lebih sering menengadahkan tangan lantas berdoa, "Ya Tuhan Yang Maha Tahu, aku sedang mendistraksi diri agar kesepianku tidak semakin membebani imun tubuh. Kumohon pertolongan-Mu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar