Makin lama makin seret aja postingan di blog ini. Sudah trimester terakhir di tahun 2023 tapi jumlah postingannya baru ada setengah dari total postingan tahun lalu. Patah hati rupanya benar-benar membuat saya produktif. Hahahaha. Tapi, kali ini ada alasan lain kenapa saya tidak seproduktif tahun lalu dalam hal menulis postingan.
Saya kembali ke sekolah, guys! Saya kuliah lagi! Setelah lulus D3 tahun 2014 lalu, tahun ini saya memutuskan untuk kembali menjadi mahasiswa. Rupanya, betapapun pada hari ini bisa dikatakan saya tidak begitu menyukai manajemen perusahaan sendiri, tetapi pekerjaan ini pulalah yang berkontribusi membangunkan kembali mimpi-mimpi lama yang nyaris terlupakan.
Saya pernah bermimpi untuk melanjutkan sampai ke jenjang S2. Di luar negeri kalau bisa. Sebetulnya, saya bukan tipe yang sangat menyukai sekolah atau kegiatan belajar. Saya tipe pragmatis yang memandang sekolah adalah proses menuju dunia kerja demi meningkatkan taraf hidup. Tetapi, gagasan menjadi perempuan pintar selalu mempesonakan diri ini.
Lalu bertahun-tahun mimpi itu terkubur. Kehilangan minat, beda prioritas, tidak ada waktu, tidak ada uang adalah beberapa alasan mengapa saya tanpa sadar melepas mimpi untuk sekolah lagi. Sudah begitu, rasanya saya pun sering meragukan diri sendiri, "umur sudah segini, apa masih ada perusahaan yang mau nerima saya?". Rasanya seperti... apa pentingnya sekolah lagi? Segalanya sudah terlambat. Segalanya berhenti di titik ini.
Kekecewaan demi kekecewaan dari kegagalan sering pula saya bukukan di blog ini.
Tetapi saat ini, terlepas dari kurang-kurangnya, kepercayaan diri saya sebetulnya cukup terjungkit. Rupanya masih ada yang berminat memakai tenaga, skill, dan pengalaman saya. Plus saya diberi tanggung jawab setingkat supervisor pula!
Mimpi-mimpi lama itu pun terbangun dari tidur panjangnya. Kepercayaan diri saya berangsur-angsur kembali. Saya melihat kemungkinan-kemungkinan untuk menjejak lebih tinggi lagi. Caranya? Tentu saja dengan sekolah lagi. Dengan mendapat gelar yang relevan dengan pengalaman kerja selama ini. Belum tentu mulus seperti apa yang saya bayangkan, tetapi bukankah hidup memang seperti itu--permainan coba lagi? Tugas manusia di dunia ini memang cuma berikhtiar dan berdoa. Sisanya? Biar Allah yang urus.
Maka saya pun mulai cari-cari tau perihal Universitas Terbuka. Saya lupa seperti apa tepatnya mengapa saya memutuskan bahwa universitas ini adalah yang paling cocok dengan ritme hidup saya sekarang. Pendek kata, saya ke sana kemari mencari info, sampai menyambangai ke kampusnya di Matraman dan di Pamulang segala.
Saya ikut program RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau). Beberapa mata kuliah yang sudah pernah saya ambil di waktu kuliah sebelumnya, saya klaim untuk tidak ikut lagi. Dan, berdasar informasi sewaktu ke Matraman, saya pun mengajukan pengakuan pengalaman kerja untuk beberapa mata kuliah. Alhamdulillah, meski tidak semaksimal pengajuan, saya berhasil dibebaskan untuk sekitar 38 SKS.
Hari ini, sudah sekitar 3 mingguan saya berkutat dengan tugas. Sejauh ini lumayan, walau rasanya malas juga kalau ada tugas yang mesti revisi. Duh, Mami memang benar tentang saya; saya orangnya nggak bisa dikritik atau dikoreksi. Ups!
Karena hidup itu naik turun, kecemasan pun datang silih-berganti dengan sikap optimisme. Anjir lah, udah umur berapa loe? Lulus S1 udah hampir kepala 4, apa iya masih terbuka kesempatan yang lebih baik??? Jangan pura-pura nggak tau loker Indo yang mensyaratkan umur pelamar maksimal 25 tahun dengan 10 tahun pengalaman???
Well, well, tak mengapa. Rasa waswas dibutuhkan supaya manusia tetap waspada dan bersiap untuk beradaptasi.
Di lain sisi, karena prioritas sekolah lagi ini, blog ini rasanya memang akan sedikit terbengkalai. Meski tidak ambisius, tapi saya betul-betul sedang mood membuka buku dan belajar lagi. Jadi, miane...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar