Tanggal 1 Januari 2019 kemarin
dunia hiburan Korea — seluruh dunia juga sih kayaknya — gempar gara-gara berita dating
antara Kai EXO dan Jennie Blackpink. Media yang pertama melaporkan adalah
Dispatch, yang memang sudah biasa membongkar skandal-skandal dating artis
hallyu, terutama di tanggal 1 Januari.
Melalui tulisan ini gue mau sedikit
berbagi pandangan gue tentang berita dating artis Korea — idol Kpop terutama —
berbekal menyelami dunia hiburan negeri ginseng itu sekitar setahunan lebih.
Kenapa sih dating aja disebut skandal? Kenapa fans cenderung posesif terhadap
idolanya dan seakan nggak terima kalau idola mereka itu mulai pacaran? Sebagai
catatan, tulisan ini merupakan insight yang terbentuk dari hal-hal yang gue
serap dari pengalaman gue di dunia per-Kpop-an, so, masih sangat bisa
diperdebatkan akurasinya.
Eksistensi seorang idol Kpop sangat
bergantung dari fandom. Keberadaan fans yang royal merupakan poin penting. Fans
inilah yang bakal mendukung penuh idolanya. Beli album fisik, streaming di
Youtube/iTunes/Spotify, beli merchandise/pernak-pernik berbau idola, nonton
konser, vote acara-acara awards, sampe beli produk yang iklannya dibintangi si
idola. Kita semua tau, bisnis adalah unsur utama Kpop. Dengan kata lain —
bahasa kasarnya — fans adalah mesin ATM sang idola. Dengan jenis ikatan macam
itu maka sudah sebuah kewajiban bagi seorang idola untuk senantiasa menyenangkan
penggemarnya supaya tetap dukung karir mereka dan nggak pindah fandom.
Dulu gue pernah nonton tayangan (atau
baca artikel? Lupa ih!) soal dunia musik pop. Kalau nggak salah pas
jaman-jamannya boyband semacam Backstreet Boys dkk booming (ketauan deh gue
angkatan berapa!). Kurang lebih inti dari tayangan itu bilang kalau musik pop
yang dibawa boyband bakal tetep eksis selama di dunia ini masih lahir para ABG
putri yang bisa dibikin histeris. Ilustrasinya bisa kalian liat di video klip I Want It That Way-nya Backstreet Boys.
Nah, di dunia Kpop, teori semacam ini
dibawa ke next level. Remaja putri masih merupakan target pasar. Tapi bukan
sekadar dibikin histeris, agensi “menjual” idol mereka dengan iming-iming bahwa
para fans ini punya 0,00001 % peluang untuk menjadi pacar sang idola. Ya gimana
dong? Tau sendiri kalau idol suka banget ngerdus bilang fandomnya adalah
pacarnya. Hehehe. Gimana nggak baper anak orang?? Mana lirik lagunya sering
menggambarkan perasaan cowok yang bucin banget, lagi.
Satu hal absurd yang gue percaya
setelah tau banyak soal Kpop adalah para idol punya sesi training khusus untuk
memaksimalkan skill nge-wink. Anjay! Coba deh, grup idol mana, baik boy atau
girl, yang nggak pernah nge-wink pas kamera program musik nyorot mereka? Semua
pernah! Tujuannya? Supaya hati fansnya semakin tertawan. Kalau kata Kpopers
Indonesia sih, “Lemah aku, lemah!”
Dan tau dong gimana acara fansign
berlangsung? Bukan cuma ngobrol face to face, para fans juga biasanya
diperbolehkan menggenggam tangan sang idola. Damn! Apa nggak bikin nak ghadiz
berhalusinasi tuh? Mana mereka kerjaannya bikin gestur hati mulu, lagi! Hadeeuuuhhh!
credit on pic |
Fans merasa memiliki idola karena udah
keluar duit, waktu, tenaga dan pikiran. Pernah liat video tentang fans yang
secara terkoordinir streaming video pas idolanya comeback? Atau yang bikin akun
sebanyak-banyaknya supaya bisa vote di acara awards? Dan tau juga dong soal
proyek ulang tahun idola; mulai dari bikin hestek di twitter sampe sewa
screentime di billboard ngetop dunia supaya foto oppa bisa terpampang?
Inisiatif-inisiatif semacam ini bisa dilakukan siapapun, bisa K-fans maupun
international fans, atau gabungan keduanya. Tapi ya begitulah, Korean Fans
masih tetap yang paling berpengaruh terhadap karir si idol. Apalagi biasanya
K-fans itu loyal banget dan cuma nge-stan satu grup, beda sama I-fans yang udah
umum kalau multi fandom. Soal ini pernah gue baca di satu akun Kpop dan jadi
perdebatan. Kurang lebih intinya K-fans merasa pengorbanan I-fans dalam
mendukung idolanya nggak sebesar mereka. Ya bener juga sih. Gimanapun
mereka-mereka juga yang nge-hype idolanya di acara program musik, dan pembeli
terdepan kalau agensi mulai dagang merchandise.
Pernah denger frasa “my bias/oppa is
angel”? Sebelas-dua belaslah sama frasa “oppa is mine”. Bukan cuma ganteng dan
berbakat, para idol ini juga “dijual” dengan citra baik-baik alias anak manis.
Pokoknya image the guy next door gitulah. Yaa walaupun kenyataannya kita nggak
punya tetangga cowok ganteng sih. Hehehe.
Mereka itu sopan. Hormat sama senior,
menghargai junior. Speech-nya berpengaruh terhadap perdamaian dunia. Perjuangannya
menginspirasi. Suka terlibat agenda-agenda acara kemanusiaan dan amal. Pokoknya
sebaik malaikat gitulah. Pantes banget
untuk dikasih komentar, “The world doesn’t deserve him.”
Yes, my King, Yes! |
Intinya, tipe idaman banget. Adorable
to the max!
So, kenapa fans Kpop jadi gempar kalau
ada berita dating idolanya, ya karena dari awal mereka dijejelin konten halu sedemikian
rupa begitu. Mana ada sih cewek yang rela berbagi “pacar”-nya yang sesempurna
itu? Pokoknya, oppa is mine! Kalau beneran dating ya berarti oppa sudah berkhianat mematahkan hati Dedek. Pindah fandom ah! Berhenti nge-stan!
Ujung-ujungnya karir si idol bakal
mandek trus ancur. Scandal, this is scandal!
CMIIW.
HOW
Dunia berubah. Para fans Kpop juga.
Setidaknya mereka bertumbuh. Masa-masa remaja dengan segala keposesifannya juga
akan berlalu. Kita semua hari demi hari akan semakin skeptis realistis
menyikapi apapun, termasuk perkara idola-mengidolai ini. Buktinya, berita
dating Kai dan Jennie sejauh ini nggak memunculkan tanda-tanda kericuhan
penggemar. Yang lantang terdengar malah dukungan masing-masing fandom: “ayo,
EXO-L, lindungi gadis yang dicintai EXO kita” dan “ayo, Blink, lindungi pria
yang dicintai Blackpink kita”. Belakangan, yang kena hate malah bukan new
couple-nya, tapi justru Dispatch yang dianggap tidak menghargai privasi idol.
Sampe dibikin petisi ke negara segala, katanya, supaya Dispatch ditutup. Yang nyinyir
sih bilangnya itu cuma gara-gara yang kena idol mereka. Coba yang kena artis
lain, mungkin bakal diem-diem aja nikmatin hasil cekrekan henpon jadul ala
Dispatch. Mau gimana pun kita semua bakal terus ngomongin JenKai sampe
mereka putus sepanjang tahun berkat Dispatch.
Penggemar hard stan bisa dibilang
lumbung uang potensial bagi agensi idol. Pokoknya apapun yang berhubungan
dengan idola mereka pasti diborong habis. Tapi menurut hemat gue, Kpop mestinya
nggak usah dibuat baper berkepanjangan, walau gue sendiri belom rela kalau
member Day6 mulai dating juga sih. Dunia musik pop mainstream itu tujuannya
buat nge-hype alias senang-senang. Jangan terlalu dimasukin ke hati sampe
menganggap kehidupan idola lebih penting ketimbang kehidupan sendiri. Daripada kesel
sendiri mending mantengin meme dispatch di twitter. Lumayan buat hiburan.
Sekeping CD bukan berarti kita sekalian membeli kebebasan artisnya. Nih, ada pesan dari Mas Justin yang
baru kewong!
Main image from @koreadispatch dan https://inikpop.com/seorang-idol-kpop-biasanya-punya-5-starter-pack/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar