Senin, 11 April 2022

Review Drama Korea Original Netflix D.P. (2021)


 

Saya memasukkan D.P (Deserter Pursuit) ke daftar tontonan sejak kesengsem Jung Hae-in di Snowdrop. Jumlah episode ada 6, dengan durasi per episode 45 - 55 menit. Cincai lah! Drama-drama singkat begini nih kesukaan saya banget. Tapi, seperti kebanyakan penonton, saya nonton D.P. untuk Jung Hae-in, tapi berakhir jatuh hati ke Koo Gyo-hwan. By the way, D.P. diangkat berdasarkan webtoon karya Kim Bo-tong berjudul D.P Dog's Day. Dalam drama, sang komikus juga bertindak sebagai penulis skenario bersama Han Jun-hee, sang sutradara.


Sinopsis Singkat

Sebagaimana pria-pria Korea Selatan yang sudah cukup usia, An Jun-ho (Jung Hae-in) juga wajib menunaikan tugas wajib militer. Sehari-hari Jun-ho bekerja sebagai pengantar pizza yang kerap dituduh macam-macam oleh pelanggan. Padahal, meski miskin, Jun-ho sangat memegang nilai-nilai kejujuran. Sikap ini terbawa sampai di barak wajib militer. 

Pada masa-masa awal wajib militernya, Jun-ho langsung direkrut oleh Sersan Park Beom-gu (Kim Sung-kyun) untuk menjadi tim D.P. alias deserter pursuit. Misi tim ini hanya satu: mengembalikan para tentara yang kabur dari barak wajib militer. Bersama Kopral Han Ho-yeol (Koo Gyo-hwan) yang eksentrik, Jun-ho mengejar para pelarian wamil satu-persatu agar kembali ke barak wajib militer.

 


 

Perundungan

Dunia militer itu keras—semua orang sudah tahu. Tapi perundungan alias bullying adalah perkara lain. Konon D.P. diciptakan berdasarkan pengalaman sang penulis pada masa wamilnya sendiri. Dan di Korea Selatan, D.P. memunculkan concern sampai pejabat-pejabat tinggi urun suara mengomentari aksi perundungan yang terjadi di barak wajib militer. Apakah benar seperti yang ditampilkan di layar? Apakah drakor D.P. melebih-lebihkan atau, sebaliknya, yang sungguhan terjadi malah jauh lebih parah?

Menonton aksi perundungan, bahkan jika pun hanya sebuah fiksi, itu berat dan menyakitkan. Bayangin, kita direndahkan sedemikian rupa oleh orang lain tanpa kita sendiri tahu kenapa. Kenapa? Kenapa saya? Pada satu titik, Jun-ho sendiri mengakui sangat bisa memahami alasan para deserter. Rata-rata alasan mereka sama: tak kuat dirundung senior di barak wamil.

 


 

Satu kasus yang paling tragis barangkali adalah kasusnya Cho Suk-bong (Cho Hyun-chul). Lelaki ini begitu penyayang, sabar, dan bahkan berhenti latihan judo dengan alasan tidak mau menyakiti orang lain. Oleh murid-murid menggambarnya ia dijuluki Mr. Bongdhi—gabungan namanya sendiri dan Gandhi—saking terkenal baik hatinya. Namun perundungan telah menyakiti Suk-bong dengan begitu dalam hingga akhirnya ia melakukan aksi nekat yang terbayangkan.

Dan tahu apa yang paling brengsek dari aksi perundungan—setidaknya seperti yang diperlihatkan di D.P.? Orang-orang yang melakukan perundungan nggak punya alasan yang gimana-gimana; hanya karena itu diperbolehkan. Sebagaimana sering menjadi alasan para perundung, mereka pikir itu hanya keisengan semata. Main-main. Becanda.

Nenek lu metal!


Komedi

Hae-in memainkan karakter yang pendiam, lurus dan kalem. Sebaliknya, Gyo-hwan memerankan karakter yang easy going dan bandel. Begitu menjadi satu tim, duo ini mengisi kuota komedi yang menyeimbangkan sisi gelap dari kasus-kasus deserter. Saya punya banyak banget adegan lawak favorit di D.P.—kadang-kadang sampai merasa bersalah bisa ngakak segitunya padahal kasus-kasus deserter tak jarang berakhir dengan aksi bunuh diri. Duh!




Recommended?

Sangat. Durasi per episodenya kerasa pas banget; padat, walau demi Kopral Ho-yeol kayaknya saya rela-rela aja kalau per episode durasinya diperpanjang sampai satu setengah jam. Hihihi. Saya jelas menunggu musim keduanya yang sudah dikonfirmasi. 

 

Came for Jung Hae-in

 

Stayed for Koo Gyo-hwan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar