Bulan kemerdekaan yang sungguh ramai dan riuh. Tiap hari ada saja kejadian ajaib di negeri yang baru berulang tahun ke 80 ini. Negeri ruwet!
Negeri ini, akhir-akhir ini, jauh dari kata stabil. Heboh. Ramai. Sekaligus kusut. To be fair, negara yang menganut sistem demokrasi sudah sewajarnya berisik. Hal fundamental dari sistem ini adalah semua orang dijamin kebebasannya berbicara. Kanan-kiri-atas-bawah-depan-belakang boleh bacot. Ini di atas kertas yaa. Terutama, tentu aja, kalau bicara tentang Indonesia. Alias apa-apanya di atas kertas; implementasinya lain cerita.
Dalam 31 hari di bulan ini aja banyak banget yang bikin netizen sibuk nyinyir dan sambat. Objek kemarahannya tidak lain adalah rezim dan antek-anteknya. Berikut kira-kira rekapan kejadian-kejadian heboh di bulan ini:
Abolisi Tom Lembong
Awal Agustus dimulai dengan kehebohan pemberian abolisi kepada Tom Lembong setelah divonis 4,5 tahun penjara dalam kasus impor gula kristal mentah. Vonis Tom di tanggal 18 Juli 2025 silam, menimbulkan banyak kontroversi kaena dari putusan hakim sendiri disebutkan tidak adanya mens rea (niat jahat), maupun terbukti adanya aliran dana untuk pribadi. Setelah Keputusan Presiden yang ditandatangani Presiden Prabowo pada 1 Agustus 2025 terbit dan diserahkan ke rutan, Tom bebas bersama seribuan narapidana lain. Publik berspekulasi bahwa abolisi Tom sebagai cover amnesti Hasto Kristiyanto yang sudah divonis 3,5 tahun penjara dalam kasus suap perkara kasus korupsi Harun Masiku. Konon amnesti ini adalah tukar guling dukungan partai banteng kepada pemerintah.
![]() |
Konpers Pelepasan Sandera, eh? |
Data BPS
Badan Pusat Statistik merilis angka pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2025 sebesar 5,12 persen. Data tersebut menimbulkan banyak pertanyaan besar karena dinilai tidak sesuai dengan kondisi ekonomi yang dirasakan masyarakat dan pelaku usaha. Kondisi itu mulai dari daya beli yang melemah, konsumsi yang stagnan, hingga pesimisme produsen dan peningkatan pemutusan hubungan kerja di berbagai sektor industri. Merespon kejanggalan data tersebut, Center of Economic and Law Studies (Celios) mengirimkan surat permintaan investigasi kepada badan statistik PBB. Tidak akuratnya data pertumbuhan ekonomi akan menimbulkan kebijakan yang keliru karena menganggap ekonomi baik-baik saja.
Sumber: https://nu.or.id/nasional/celios-minta-pbb-investigasi-data-pertumbuhan-ekonomi-indonesia-triwulan-ii-2025-msFoH
___
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp (Android/iOS)
![]() |
Antrian Para Pencari Kerja |
Bendera One Piece
Mulai dari akhir Juli, kemudian berlanjut sampai viral di awal Agustus 2025. Mulanya diketahui gerakan memasang bendera tengkorak bajak laut topi jerami dari manga One Piece dilakukan oleh para sopir truk sebagai bentuk protes diam. Beberapa yang lain kemudian ikut mengibarkan Jolly Roger di rumah masing-masing. Momen yang bikin viral adalah ketika Don Dasco berkomentar miring dengan mengatakan pengibaran bendera One Piece adalah upaya memecah belah bangsa. Sebagaimana watak manusia alias semakin dilarang malah semakin berani, orang-orang malah ramai memborong bendera tengkorak tersebut. Streisand Effect! Dan sungguhan ada parcok yang merazia bendera-bendera yang dikibarkan warga ini. Tentunya, bukan sungguhan benderanya yang ditakuti rezim, melainkan simbol perlawan yang menjalar! Sudut pandang lain dari peristiwa bendera ini bisa disimak dari vlog nakama berikut ini.
Pati Melawan
Di awal bulan juga ada kisruh yang datang dari daerah. Pati melawan bupatinya yang secara arogan menantang warga untuk mendemo dirinya beramai-ramai akibat kebijakan menaikan besaran pajak bangunan hingga 250 %. Tanggal 13 Agustus 2025 lantas ditetapkan warga untuk menerima tantangan sang bupati. Kejadian ini viral ketika donasi logistik untuk aksi massa malah berusaha dirazia satpol PP yang disinyalir merupakan arahan bupati. Begitu viral, bantuan logistik malah berdatangan dari seluruh penjuru negeri. Di hari H, menjawab tantangan sang bupati, diperkirakan seratus ribuan orang mendatangi Alun-alun Pati. Tuntutan warga merembet, bukan hanya tentang pembatalan kenaikan PBB, juga kemudian meminta Sudewo turun dari jabatannya. Warga Pati juga meminta KPK untuk memeriksa dugaan kasus korupsi oleh Sudewo.
Cuti Bersama Tanggal 18 Agustus 2025
Tahun ini tanggal 17 Agustus jatuh di hari Minggu. Di awal bulan sudah beredar info, dan bahkan muncul di situs resmi Kementerian Sekretariat Negara, bahwa tanggal 18 Agustus 2025 ditetapkan sebagai libur nasional tambahan. Brengseknya di tanggal 7 Agustus malah keluar SKB yang menyatakan bahwa tanggal 18 Agustus 2025 sebagai cuti bersama. Perkata cutber yang motong jatah cuti tahunan karyawan swasta tentulah menjadi polemik. Dan yang paling bikin geram tentulah kebiasan berbohong Pemerintah yang tak berkesudahan.
Merah Putih: One For All
Tahun ini, sebuah film berhasil mencetak rekor sebagai film terlaris di Indonesia sepanjang masa, melampaui film KKN. Tidak tanggung-tanggung, filmnya adalah film animasi lokal yang pada awal penayangannya di bioskop sempat tertatih-tatih menarik penonton. Film Jumbo berhasil menggaet lebih dari 10 juta penonton. Diproduksi sekitar 5 tahun, film ini terlihat sangat apik secara grafis dan cerita; tak kalah dengan animasi keluaran Disney atau Pixar. Lantas, ketika standar film animasi lokal sudah dibuat setinggi itu, datanglah anomali film animasi lokal berbau sok nasionalis berjudul Merah Putih: One For All. Film yang dari trailer-nya saja sudah bikin merinding; ternyata melenggang mulus menembus bioskop. Konon, puluhan film lokal lain saja mengantri untuk dapat slot di bioskop. Lalu bisa-bisanya film buruk ini sudah dapat jadwal tayang di bioskop. Tanggal 14 Agustus 2025, serentak di bioskop seluruh Indonesia, menyambut Hari Kemerdekaan. Netizen lantas mencurigai bahwa film ini dibekingi Pemerintah; entah sebagai upaya cuci uang atau sebagai pengalihan isu. Konon film ini diproduksi hanya dalam kurun waktu 3 bulan! Kucuran dana sebesar 6,7 milyar dibantah, dan malah mengaku cuma berbujet 1 juta. Hari-hari ini tersiar kabar seorang animator menuntut rumah produksi film anomali ini atas tuduhan pencurian aset.
Tunjangan DPR
Kritik keras datang usai Sidang Tahunan MPR tanggal 16 Agustus 2025, di mana terlihat para anggota DPR asyik berjoget. Peristiwa itu dinilai kontradiktif dengan keadaan masyarakat yang morat-marit. Sebenarnya peribahasa "menari di atas penderitaan orang lain". Bukannya kapok, parlemen malah bikin huru-hara lanjutan ketika tersiar kabar penetapan tunjangan rumah bagi anggota DPR sebesar 50 juta per bulan. Dengan tunjangan ini dan tunjangan-tunjangan lain, terhitung penerimaan tiap anggota DPR mencapai 3 juta per hari! Keadaan diperparah oleh pernyataan-pernyataan arogan beberapa anggota DPR untuk membalas kritikan publik.
Lalu tibalah kita di minggu terakhir Agustus 2025 yang begitu cepat mencapai eskalasi. Senin, 25 Agustus 2025, sejumlah orang melakukan aksi demonstrasi ke gedung DPR dengan tuntutan pembubaran DPR. Diramaikan akun-akun buzzer yang sepanjang sejarah sibuk menjilat keluarga oslo dan kordinasi yang jarang diketahui oleh para aktivis, demo ini dicurigai bikinan si pinokio. Meski begitu, eskalasi demo meningkat di sore harinya sampai jadwal perjalan KRL green line terganggu akibat rusuh peserta demo di sekitaran Stasiun Palmerah.
Kamis, 28 Agustus 2025, ribuan buruh turun aksi ke gedung DPR dan Istana Kepresidenan dengan membawa enam tuntutan, di antaranya menghapus sistem outsourcing dan menolak upah murah. Demo berlangsung relatif aman sampai ketika di malam harinya terjadi peristiwa mengerikan yang memancing amarah masyarakat seluruh Indonesia. Affan Kurniawan (21) meninggal setelah dilindas kendaraan taktis Brimob Polri pada Kamis malam.
![]() |
Iring-iringan Jenasah Affan Kurniawan |
Let's be honest, bagi Pemerintah, kita warga Indonesia hanyalah angka statistik dalam data yang diutak-atik BPS. Dan segala macam ulah Pemerintah yang kita saksikan setiap hari sudah cukup membuat kita kebas. Kemungkinan besar karena itulah kita nyaris tidak bereaksi ketika ada kasus kematian akibat gas air mata atau pemukulan oleh aparat. Seratusan orang meninggal akibat gas air mata dalam kasus Kanjuruhan, dan kita hanya dapat menahan geram ketika parcok mengecilkan narasi bahwa gas tidak ditembakkan melainkan terbawa angin, sehingga dengan demikian mereka tidak wajib menerima hukuman. Tapi mati karena dilindas mobil baja berat??? Sungguh bejat! Ketika sebagian besar dari kita pasti mengerem kendaraan ketika ada seekor kucing lewat. Ini manusia!
Titik aksi pun terjadi di mana-mana, di seluruh Indonesia. Bukan cuma sesama ojol yang turun aksi tapi seluruh elemen masyarakat. Meningkatnya eskalasi demonstrasi inipun memancing bapak ijo untuk ikut turun, dan mengembuskan isu darurat militer. Panglima tertinggi mereka pun sampai hari ini tidak pernah meminta maaf karena inkompetensinya melindungi masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar