Akhir-akhir ini kayaknya saya kurang cukup mengapresiasi musisi-musisi favorit saya di blog ini. Padahal tahun 2019, waktu naksir berat sama karya-karya Baek Yerin dan Niki, saya sempetin buat postingan khusus buat mereka. Ini loh, ada Jorja Smith dan Sabrina Claudio yang pada suatu waktu saya play terus lagu-lagunya. Malah, waktu lagi kecanduan banget, saya kayak nggak bisa dengerin lagu selain lagu-lagu mereka. Secinta itu saya sama penyanyi-penyanyi beraliran R&B ini.
Saya kenal dua cewek berbakat ini dari Rose Blackpink. Waktu itu kalau nggak salah lagi peringatan Hari Perempuan sedunia atau apa begitu. Terus ada postingan di medsos tentang daftar lagu-lagu rekomendasi dari Rose bertemakan perempuan. Saya lantas berinisiatif untuk nge-list sendiri lagu-lagu rekomendasi Rose di Spotify. Dan ternyata saya satu selera doooongg sama Rose. Hampir semua lagu di playlist saya suka.
Penyanyi pertama yang betul-betul memikat hati saya itu Jorja Smith, yang lagu-lagunya lantas secara acak saya dengerin selama jagain Mama di rumah sakit. Setelah khatam lagu Jorja, saya kemudian coba dengerin Sabrina Claudio. Dan lagi-lagi saya suka banget! Melampaui kesukaan saya sama lagu-lagu Jorja malah. Lagu-lagu Sabrina tuh beneran tipe lagu yang saya suka banget: penuh perasaan.
Dan agak sultry. Wkwkwk.
Tak apalah ya. Toh saya perempuan dewasa.
Omong-omong, lagu Sabrina yang direkomendasikan Rose itu berjudul Confidently Lost. Dan baru-baru ini saya keingetan lagu ini lagi ketika merenungi masalah hidup sendiri. Meski tidak sepenuhnya seperti yang dimaksud Sabrina dalam liriknya, saya tetap mendeklarasikan lagu ini sebagai theme song atas aksi saya menghapus nomor telepon laki-laki yang tidak bisa saya miliki.
silence is the longest distance
Pada saat ini, seperti yang sudah saya atur di akun WA sendiri, dia harusnya tidak bisa melihat foto profil saya. Pun juga status yang saya buat--tidak bisa! Sebaliknya, saya pun tidak akan bisa melihat update statusnya. Saya menciptakan jarak bernama kesunyian di antara kami.
Memang, saya tidak sepenuhnya hilang dengan percaya diri. Tidak juga seperti Sabrina yang merasa tidak butuh ditemukan. Saya justru masih ingin ditemukan, walau saya pun tidak sedang bersembunyi pula. Ia pasti tahu kemana harus mencari saya jika memang ingin.
Saya belum sepenuhnya merelakan 'kami' betapapun mustahilnya. Tapi setidaknya saya bisa bilang saya telah memenangkan pertempuran dengan diri saya sendiri to keep the rest stays in a draft. Setidaknya bisa dikatakan, pada saat ini, saya keluar sebagai wanita terhormat.
Terakhir ia mengirimi saya ucapan template Selamat Idul Fitri di hari kedua Lebaran lengkap dengan foto dirinya bersama pasangan.
Woahhh. Ada apa dengan orang-orang yang mengirimkan foto sendiri sebagai bagian dari ucapan hari raya? It's not like I want to save it. Damn. Hahaha. Entah ya. Saya pribadi sangat menghargai ucapan sederhana yang personal dan diketik sendiri sesuai kebiasan berkomunikasi dengan orang yang dituju, alih-alih ucapan template berhias-hias simbol dan emoji yang biasanya di bagian bawah bakal begini: <nama sendiri> & keluarga. Ditambah kirim foto pula! Woah!
Well, yah, bagi orang-orang yang mengirimimu pesan template memang barangkali hanya segitulah nilaimu di mata mereka: tidak cukup berharga untuk dikirimi ucapan tulus ketikan sendiri.
Kembali ke perihal menghilang dengan percaya diri, saya hampir yakin, suatu hari saya akan melihat lagi nomornya di daftar teratas chat WA saya. Entah kapan, tapi saya yakin bakal ada. Tapi ya begitu, paling-paling hanya pesan formal menanyakan kabar. Hahaha.
Jadi, meski belum betul-betul ingin lenyap dari hidupnya, saya sekali lagi cukup bangga dengan diri sendiri karena sudah mengambil langkah ini, dengan seberani ini.
The wound is no longer bleed. Let's manage to be strangers again.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar