Setelah sekian lama akhirnya saya menuntaskan drakor 16 episode! Genre romcom pula! Drakor satu ini lumayan rame wara-wiri di timeline waktu on going. Setelah tamat, entah kesambet apa, akhirnya saya tergerak nonton juga. Wkwkwk.
Sinopsis Singkat
Adegan pembuka di episode pertama drakor ini memperlihatkan sebuah geng ibu-ibu yang terdiri dari empat orang, dengan dua di antaranya sibuk memamerkan kehebatan anaknya masing-masing. Na Mi-sook (Park Ji-young) yang berpotongan seperti ibu rumah tangga mengulang lagi prestasi-prestasi putrinya, Bae Seok-ryu (Jung So-min) di depan teman-temannya; betapa putrinya itu sangat pintar karena berhasil meraih beasiswa untuk belajar keluar negeri, lantas bekerja di sebuah perusahaan terkenal. Tidak hanya itu, Mi-sook juga memamerkan undangan pernikahan Seok-ryu yang akan dilangsungkan sebulan lagi.
Di sisi lain ada Seo Hye-sook (Jang Young-nam), ibu Choi Seung-hyo (Jung Hae-in) yang merupakan seorang diplomat dan sudah melanglang-buana ke banyak negeri. Ia pun tak mau kalah membanggakan Seung-hyo yang baru saja memenangkan penghargaan di dunia arsitektur. Saat ini pun Seung-hyo sedang merintis firma arsitekturnya sendiri.
Tapi, di hari yang sama, Seok-ryu tiba-tiba pulang ke Korea dengan membawa dua berita buruk: ia resign dan batal menikah. Kondisi terkini Seok-ryu tersebut pun membuat geger sekeluarga. Mi-sook yang sangat membanggakan Seok-ryo tak ayal kecewa berat. Dengan segala cara, Mi-sook berusaha meyakinkan putrinya itu untuk kembali bekerja ke Amerika, dan memperbaiki hubungan dengan tunangannya.
Sementara itu kepulangan Seok-ryu mendekatkan kembali dirinya dengan Seung-hyo. Meski sering meledek Seok-ryu, diam-diam Seung-hyo menyukai gadis itu sejak mereka di SMA. Seok-ryu tidak menyadarinya, namun sahabat mereka yang lain, Jung Mo-eum (Kim Ji-eun) sudah tahu sejak lama.
Mom's Friend's Son
Kalau ditilik dari judul literal alias judul aslinya, Eommachingooadeul, memang pas banget mengawali adegan pembuka dengan informasi tentang dua orang ibu yang berteman; emaknya temenan, trus anaknya temenan dari bocah--yang tentu aja lanjut pacaran. Seperti kata Mi-sook di salah satu episode, banyak kisah memang predictable, dan penonton menyukainya.
Dan ya, memang. Dari judul asli atau judul resmi bahasa Inggrisnya sudah bisa ketebak ceritanya tentang apa dan kiranya bakal bergulir gimana. Penyakit kanker atau mantan pacar yang datang kembali cuma bumbu-bumbu supaya hubungan pemeran utamanya ada pedes-manisnya. Plus supaya episodenya genap 16! Hehehe.
Jung So-min
Waktu nonton doi pertama kali di Because This Is My First Life, saya langsung merasa So-min adalah salah satu aktris Korea tercantik. Tapiiii, duh, kok keulang ya komplen saya sejak 6 tahun lalu?! Sorry to say, sekarang saya sudah di kesimpulan bahwa mbaknya cantik banget tapi terkesan nggak mau keliatan jelek. Sama sekali. Dulu adegan habis mandi yang tetep on make up. Sekarang adegan baru kelar kemo (atau operasi? ), tapi wajahnya tetep on. Padahal mood adegannya adalah Seok-ryo pucat-kurus selagi masa perawatan di rumah sakit. Dan jangan ditanya adegan bangun tidur; udah pasti kayak theme song tepung beras Rose Brand; putih, bersih, berseri! Kemana perginya "muka bantal"? Kenapa sih elaah, romcom penuh bunga dan pelangi warna-warni kan mesti realistis juga.
Straight-A Student? |
Konon, So-min dikenal sebagai ratu romcom. Jujur, selain akting nangisnya yang tetep masih kureeng semenjak di Because This Is My First Life, So-min berhasil menghidupkan karakter Seok-ryo yang alive. Cegilnya seorang Seok-ryu yang denial pada perasaannya sendiri berhasil dihidupkan oleh So-min. Tapi, ada tapinya, sulit melihat Seok-ryu sebagai siswa pandai dan paling tekun. Apa saya kemakan stereotip siswa pandai itu yg bentukannya nerd, dan mustahil yang tetep cantik glowing kayak So-min?
Plus jangan ditanya soal cas-cis-cus English-nya. Terbilang sangat kaku untuk karakter yang menghabiskan satu dekade di Amrik sana.
Recommended?
Saya sebetulnya pingin drop dramanya sejak episode pertama. Saya nggak suka dengan bagaimana adegan Mi-sook bernafsu ngejar-ngejar Seok-ryo buat mukulin anaknya itu lantas dikasih mood komedi. Tapi akhirnya saya lanjut juga karena makin ke sini baik karakter maupun hubungan ibu dan anak perempuan ini semakin bagus. Saya juga suka penggambaran emosi Mi-sook waktu terkuak masalah penyakit kanker Seok-ryu. Pun ketika Seok-ryo secara terbuka protes kenapa standar yang ditetapkan orangtuanya kepada dirinya sangat tinggi, sementara ke adiknya sangat rendah hanya karena adiknya itu sakit―saya suka bagaimana drama ini tidak bikin penonton gregetan dengan karakter yang sok sabar. Boleh dibilang, di episode-episode ini saya suka dramanya.
Tapi secara keseluruhan, saya masih di kubu "hemm, cerita begini nggak perlu 16 episode.". Pas akhirnya era jadian pun saya nonton pakai kecepatan 1,5 dan skip-skip banyak adegan. Termasuk porsi second couple yang karakter-karakternya too good to be true.
Lagi-lagi, I am too bitter to enjoy romcom wkwkwk. Akhirannya malah banyak protes dan komplen. Apalagi di sini perkara sugarcoating (dan advertisement placement) memang lumayan kenceng. Semuanya serba indah dan penuh gula warna-warni. Lihat aja gimana Seung-hyo masih berjaket kulit selama kerja di belakang mejanya. Nggak gerah dan ribet kah, Bang? Hemmm...
Jatuhnya ke perkara selera sih ya. Nyatanya kan genre begini sesuai minat pasar banget, terutama di Indonesia. Cerita light, predictable, dan aktor-aktris cakep―sesuai dengan gimana kita ngebayangin "drakor". Sampe bakal ada filmnya kan tuh, Cinta Tak Seindah Drama Korea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar