Sabtu, 28 Desember 2019

Review Film Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan



Ernest Prakarsa kembali lagi dengan film terbaru di penghujung tahun ini. Kali ini Ernest membawa novel sang istri, Meira Anastasia, yang berjudul Imperfect: A Journey to Self-Acceptance ke layar lebar. Dan ini sedikit kesan saya setelah menonton film berjudul Imperfect: Karir, Cinta & Timbangan ini.



Sinopsis Singkat

Rara (diperankan oleh Jessica Mila) terlahir dengan fisik mirip ayahnya: tubuh gemuk, kulit gelap, dan rambut ikal yang terkesan berantakan. Sejak kecil Rara selalu dipandang sebelah mata oleh orang lain gara-gara fisiknya itu. Tidak sedikit juga yang melempar komentar pahit, termasuk dari ibunya sendiri. Rara merasa tersisih, apalagi jika dibandingkan dengan adiknya, Lulu (diperankan oleh Yasmin Nepper) yang kurus, langsing dan putih seperti ibu mereka. 

Bertahun-tahun Rara mencoba tidak memedulikan omongan orang lain. Apalagi di sisinya ada Dika (diperankan oleh Reza Rahadian) yang menerima dirinya apa adanya. Namun ketika suatu hari karirnya pun kepentok urusan fisik, Rara bertekad untuk berubah. Ia mulai rutin berolahraga dan melakukan diet ketat. Ditambah keahlian merias diri, Rara pun berubah menjadi wanita dengan penampilan yang menarik. Hasilnya ia sukses meraih targetnya menjadi manager marketing di perusahaannya.

Namun, setelah mencapai karir yang diidam-idamkan dengan penampilan baru, mengapa Rara masih tetap tidak percaya diri? Bahkan orang-orang terdekatnya dulu pun mulai kecewa dengan sikap Rara yang sekarang. Di mana letak kesalahannya?


Insecurity

Dewasa ini boleh dibilang kesadaran masyarakat kita dalam urusan body shamming, perisakan sampai ke mental health sudah lumayan meningkat. Kita mulai sadar kalau komen jahat, apalagi menyangkut soal fisik, bisa sangat merusak kepercayaan diri orang lain. Menariknya, konon, komen jahat ini justru sering datang dari orang terdekat sendiri.

Dalam film Imperfect kita disodori tokoh Rara yang jengah dengan komentar-komentar menyakitkan soal fisik dari ibunya sendiri. Perisakan verbal ini tertanam kuat di benak Rara dan bikin dia nggak percaya diri, nggak peduli sekeras apapun Dika meyakinkan bahwa ketidaksempurnaan Rara bukanlah apa-apa.

Kenyataannya, insecure bukan monopoli orang-orang yang secara fisik kurang memenuhi standar kecantikan. Bahkan Lulu yang udah cantik, langsing, dan mulus pun sering nggak percaya diri dengan penampilannya. Komen-komen jahat di medsos plus komen dari pacarnya, George (diperankan oleh Boy William) sering bikin mentalnya drop

Yang bener-bener sebodo amat sama komen orang di film ini barangkali cuma Fey (diperankan oleh Shareefa Daanish). 

Sumber: Starvison
 

Akting

Reza Rahadian barangkali adalah aktor paling aktif di Indonesia. Bahkan bersamaan dengan Imperfect, rilis pula film yang dibintangi Reza, Habibie & Ainun 3. Di medsos sih udah banyak seliweran jokes soal 'Reza lagi, Reza lagi'. Tapi ya gimana ya, memang akting Reza sebagus itu. Sejauh ini yang paling membekas buat saya itu perannya sebagai Satrio di film Kapan Kawin?. Keunggulan Reza itu menurut saya kemampuan dia berdialog senatural mungkin sesuai dengan perannya. Termasuk di film Imperfect ini. Ngalir natural begitu aja akting Reza tuh. Apalagi pas adegan sama ibunya yang lagi becanda setelah tau Rara di-waxing.




Nah, kalau akting Jessica Mila sedikit lain. Nggak jelek, cuma kayak masih kerasa vibe sinetronnya. Tau kan gimana ciri khas tokoh cewek sinetron? Perempuan baik-baik-sabar-lemah-lembut dengan cara bicara kayak keserang asma mendadak alias ada desah-desahnya gitu? Dulu pernah liat sekilas akting Jessica di sinetron (GGS kayaknya sih), dan di Imperfect masih kerasa gitulah auranya.

Dan seperti film Ernest yang lain, di sini juga ditampilkan beberapa karakter dari komunitas stand up comedy. Tujuannya jelas: ngejatuhin bom komedi sebagai penyegar di tengah-tengah drama. Yang paling menarik perhatian sudah pasti kuartet penghuni kos di rumah Dika. Cewek-cewek ini, selain buat ngeramein film, juga sekaligus menajamkan isu insecurity itu sendiri.


Story

Secara keseluruhan nggak ada masalah sama film Imperfect. Nyaman ditonton untuk semua kalangan, mulai dari  para ABG sampe ibu-ibu. Tapi ya ada juga poin yang cukup klise. Misal, soal jiwa sosial Rara yang suka ngajar anak-anak jalanan. IMO latar belakang tokoh macam ini kayak udah formula standar banget buat memperlihatkan tokoh perempuan, terlepas dari fisik dan karakternya yang gimana-gimana, berhati baik (baca: cantik dari hati).

Lalu juga struggle Rara buat nurunin berat badan. Dalam kurun waktu 1 bulan bisa nurunin BB sampe belasan? Wow! Nggak ada cerita Rara cheating atau bosen diet pula? Tapi sudahlah ya, fokus ceritanya emang bukan tentang perjuangan nurunin BB. Omong-omong, waktu nonton saya kepikiran lagi kalau memang produk kecantikan itu sejatinya menjual defini, alih-alih sekadar produk, seperti yang pernah saya singgung di postingan ini.


Recommended?

Iya, banget! Ernest tuh kayaknya udah yang paling jago nyodorin isu-isu sensitif dengan cara ringan. So, ayo nonton! 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar