Dulu, selepas SMA, saya punya buku catatan. Alih-alih diary, saya lebih suka menyebutkan buku jurnal. Secara rutin dan spesifik saya menulis menu makanan saya di hari itu lantas mengaitkannya dengan suasana hati. Good food, good mood?
Jadi, untuk postingan kali ini akan bersifat jurnal harian. Tapi, berhubung saya bukan orang yang merasa nyaman menjadi "buku terbuka", jurnal ini kemungkinan tidak akan terlalu detail. Curang sedikit boleh lah ya.
Pagi ini saya berangkat kerja pukul 8 lewat. Gerimis awet sejak shubuh (atau malam?). Di luar blus hijau motif bunga dan rok lipit hitam selutut, saya pakai jas hujan model ponco. Saya berangkat naik motor lewat jalan yang biasa.
Setiap bulan tanggal 5 adalah jadwal saya kirim tagihan ke pemilik unit. Jadi bisa dikatakan rutinitas saya di tanggal ini sudah jelas dan pasti. Tambahan hari ini adalah telpon dari penyewa yang hendak renovasi, telepon dari bagian marketing, dan protes seorang penyewa tentang tagihan. Hmm, sudah biasa...
Satu hal yang berbeda di hari ini dari tangal 5 - tanggal 5 sebelumnya adalah fakta saya bicara cukup banyak dengan anak magang tentang konflik internal tim kerja saya. Kami bicara lumayan terbuka, bahkan untuk konflik kecil di antara kami sendiri. Besok rencananya kami mau makan di luar. Rekonsiliasi? I don't think so. Saya rasa relasi di antara kami nggak pernah meruncing ke tahap yang sangat buruk. Hanya tidak cukup akrab saja.
Pulang kerja... hmm, ada satu momen yang rasa-rasanya makin menunjukkan konflik internal kantor saya memang sudah segawat itu.
Menjelang maghrib, saya ikut kakak saya ke daerah Legok untuk antar sembako. Sempat nyasar gara-gara dia salah kasih patokan tempat. Hmmm...
Hari ini melelahkan. Sama seperti kemarin. Tapi saya belum mau tidur. Mau cuci piring dulu.
Ha!
See ya!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar