Rabu, 31 Desember 2014
Ketika Tahun Berganti
Senin, 22 Desember 2014
George Stinney dan Michael Jackson
Jumat, 19 Desember 2014
Rasisme yang Melukai Hati
Senin, 08 Desember 2014
Stop Pemaksaan Broadcast Message
Minggu, 07 Desember 2014
Satu Sore di Kota Tangerang
Senin, 01 Desember 2014
HIPWEE : Begini Nih Jadinya Kalau Film Ada Apa Dengan Cinta Diproduksi di Tahun 2014
Minggu, 30 November 2014
How To Start Internet Fight?
Ga saling kenal tapi tiba-tiba saling ngejek. Ga pernah ketemu muka, tiba-tiba sahut-sahutan kosakata kasar. Hei, selamat datang di dunia digital, tempat kamu bisa dengan mudahnya mencari musuh!
Jumat, 28 November 2014
Presiden Kita Hari Ini Bagian 2
Rabu, 26 November 2014
Media Development Program Net TV
Sabtu, 22 November 2014
Presiden Kita Hari Ini Bagian 1
Selasa, 18 November 2014
English First
Minggu lalu brosur English First (EF) nyampe, kira-kira seminggu setelah gue ngisi biodata di web EF.
Sabtu, 15 November 2014
I'M NOT THAT NAIVE
Kamis, 06 November 2014
Selasa, 28 Oktober 2014
Jokowi yang Saya Tahu
Sejak tanggal 20 Oktober 2014 kemarin Indonesia resmi memiliki presiden baru. Dialah Ir. Joko Widodo. Melalui drama panjang, mulai dari pencalonan, kampanye pilpres, quick count yang berpolemik, sidang MK yang sensasional hingga isu perintangan pelantikan presiden oleh Hashim, adik capres Prabowo, akhirnya Jokowi-demikian ia biasa disapa-melenggang juga ke Istana.
Senin, 27 Oktober 2014
YOU Part VIII
Langit di atasku mendung
Mungkin akan turun hujan seperti kemarin
Dan aku...
Teringat kata-kata entah siapa
Rabu, 08 Oktober 2014
Perlu Satu Bulatan Hitam Pekat di Wajahmu
"Mata kamu ga jebol aja udah syukur."
Kalimat ini mungkin ga akan pernah gue lupain seumur hidup. Yang ngomong begini namanya Dokter Fajar, dokter spesialis mata di RS Usada Insani.
Waktu itu sekitar bulan Mei tahun 2011, di saat gue baru mengalami serentetan kejadian yang kurang menyenangkan. Dan di saat yang sama tahun itu gue membulatkan tekad untuk mewujudkan salah satu mimpi gue : kuliah.
Gue yang bermasalah sama softlens setelah pemakaian rutin selama 2 tahun akhirnya balik pake kacamata. Tapi kemudian gue mutusin buat pake softlanse lagi. Ternyata efeknya sama kayak dulu, perih dan bikin mata merah. Biarpun gue udah beli softlanse bening super tipis dari optik terkenal, plus rajin ganti air rendaman, makenya cuma pas kerja doang... tetep aja softlansenya gatel. Parahnya dari bola mata gue tumbuh semacem jamur keputihan kayak orang katarak. Kompres air dingin ga membantu. Ngeliat lapisan jamurnya mengeras dan bisa dipegang, gue bahkan sempet kepikiran buat "nyabut" paksa tuh jamur make double tip. Tempel ke jamur trus tarik. Hiiiiyyyaaa serem banget deh ide gue dulu itu.
Akhirnya setelah pake cara membasuh mata pake air sirih ga bisa, gue putusin buat ke dokter langganan. Dari dokter itu gue dikasih semacem salep. Hasilnya, jamur di biji mata gue malah makin gede. Besoknya gue dikasih surat rujukan ke rumah sakit.
Dan itulah awal gue kenal yang namanya dokter Fajar. Gerak-geriknya gue simpulkan sebagai perilaku khas dokter spesialis; ga ramah sama pasien, ga basa-basi, lu ikutin aja kata gue kalo mau sembuh!
Gue yang nanya apa mata gue bisa seperti sedia kala malah dijawab paragraf pertama tulisan gue ini. Dia juga bilang jangan mimpi bakal make softlanse lagi. Air oxsy yang gue pake buat ngerimbang mata juga dilarang sama dia. Ga usah aneh-aneh!
Sumpah kata-kata itu tajem banget. Parah banget tuh dokter pake istilah "jebol". Gue nangis bombay abis itu.
Jujur, yang paling gue khawatirkan saat itu bukan kesehatan mata gue tapi lebih pada fakta gimana jadinya wajah gue dengan satu mata yang... euh, jebol? Mirip monster pasti. Terserah mau dibilang apa, tapi itu sejujur-jujurnya hal yang gue cemaskan.
Dan mulailah gue melakukan pengobatan dan pemeriksaan. Dari yang kunjungan tiap hari, tiga hari sekali, dua minggu sekali lalu sebulan sekali. Obatnya pun dimulai dari yang ditetesin tiap lima belas menit sekali. Dari yang cairannya kental sampe yang bening aja kayak obat tetes mata biasa.
Dan biaya berobat udah pasti mahal. Dokter umum aja mahal apalagi spesialis. Untungnya dulu gue bisa klaim ke perusahaan. Ada sih kayaknya 1 kwitansi yang ga cair tapi sudahlah ya. Tanpa bisa klaim pun udah pasti gue berobat. Thanks God, setidaknya gue punya dana saat itu.
Gara-gara sakit itu gue sampe ga masuk kerja satu minggu. Pas masuk pun gue ga bisa dibilang udah sembuh. Penyembuhannya lambat tapi pasti. Pas awal-awal masuk gue beli tisu karena mata gue terus netesin air mata. Udah gitu gue ga tahan sinar matahari. Mau keluar beli makan aja gue bersenjatakan katalog buat nudungin mata. Makin lama mata gue emang normal kembali. Tapi ada satu efek yang lama banget.
Kenyataannya elo butuh satu bulatan hitam di wajah lo. Hitam penuh. Yang pekat. Itu adalah bola mata. Si jamur bandel itu ninggalin bekas keputihan di bola mata gue seperti mata katarak. Waktu foto buat bikin e-KTP juga mata gue sangat terlihat ada bulatan putihnya. Emang sih, karena sejak itu gue balik pake kacamata lagi, bekas putih itu jadi samar, ga akan ngeh yang ngeliat kecuali mereka negesin banget. Plus satu lagi efeknya, bola mata gue jadi ga sejajar! Mata gue yang sakit jadi geser ke kiri meskipun saat itu gue lagi fokus memandang lurus ke depan. Gue bener-bener hanya bisa menerima kenyataan.
Tapi guys, tiga tahun setelah kejadian itu, tebak apa yang gue dapat. Bola mata gue hitam sepenuhnya. Mungkin kalau pake alat khusus bisa keliatan masih ada bekas putihnya. Tapi kalau diliat begitu aja elo akan melihat bola mata gue ga ada bekas apa-apa. Sekarang juga posisi mata gue udah normal lagi, ga jereng sebelah.
Dan yang lebih asyik, mata gue yang sempet jamuran ini berkurang minusnya. Sebenernya mata gue minus 5 kedua-duanya. Tapi mata gue yang sempet sakit ini, yang dulunya melihat apapun seperti terhalang kaca berembun a.k.a buram, malah lebih terang penglihatannya dari yang kiri.
Yippiiieee! Alhamdulillah. Sekarang selain kalau bukan buat ngerjain sesuatu pake komputer, gue ga pake kacamata.
Minggu, 05 Oktober 2014
Jingga dan Senja : Sebuah Mosi Tidak Percaya
Kamis, 25 September 2014
32 Tahun Terstruktur, Sistematis dan Masif
Senin, 22 September 2014
Kamis, 18 September 2014
Hei Kalian yang Hidup di Kota Kecil
Minggu, 07 September 2014
Dunia Transportasi Indonesia
Rabu, 03 September 2014
Yang Bikin Mangkel di Cirebon
Ada Apa di Cirebon?
Senin, 01 September 2014
Cirebon : Awal Perjalanan
Senin, 04 Agustus 2014
Introvert in You
Rabu, 30 Juli 2014
Pencerahan Buat si Introvert
Jumat, 25 Juli 2014
Menuju Istana part 4 (Video Simpatisan)
Rabu, 23 Juli 2014
Menuju Istana part 2 (Pemberitaan Media)
Menuju Istana part 1 (Survei yang Tertukar)
Terpilih.
Sabtu, 12 Juli 2014
Sabtu, 28 Juni 2014
Pak Amien Rais Please Keluar dari Politik
Selasa, 17 Juni 2014
Lebaran Pasti Ikut
Tadi pagi, denger kata "Lebaran" gue langsung inget momen beberapa tahun silam. Mungkin momen ini adalah salah satu yang bakal selalu gue inget tiap menjelang Lebaran.
Rabu, 11 Juni 2014
Mimpi yang Lucu
Selasa, 13 Mei 2014
Dear ALLAH
Sabtu, 03 Mei 2014
"Menyenangkan" Orang Lain
Sabtu, 12 April 2014
YOU Part V
Mungkin, bahkan sebelum tahun ini benar-benar berlalu, kita tidak lagi punya kesempatan untuk bertemu
Rabu, 09 April 2014
Pemilu Legislatif
Gue baru aja nyoblos 4 kertas suara di TPS 29 deket rumah. Gue harap di masa yang akan datang KPU akan menemukan cara yang lebih efektif dalam memilih anggota legislatif. Karena kecuali calon legislatif yang masih tetangga (dan mungkin juga yang dari kalangan artis), gue nggak kenal sama hampir seluruh muka di kertas suara tersebut.
Jumat, 21 Maret 2014
Tentang Konfrontasi
Minggu, 16 Februari 2014
Serendipity
Jumat, 07 Februari 2014
Mimpi Masih SMA
-
Drama Time (Shigan) adalah salah satu drama yang bikin saya tertarik sejak 30 menit pertama. Khas genre melodrama, Time memberi ko...
-
Jujur, pertama kali memulai episode perdana Life On Mars, saya dilanda rasa malas. Menit-menit awal kok kayaknya ngebosenin ya...
-
Selama penayangannya, drama Familiar Wife adalah prioritas ke dua saya setelah Time . Slotnya pun sama, Rabu dan Kamis. Saya biasanya...