Minggu, 06 Januari 2019

Kencan Idola Kpop




Tanggal 1 Januari 2019 kemarin dunia hiburan Korea — seluruh dunia juga sih kayaknya — gempar gara-gara berita dating antara Kai EXO dan Jennie Blackpink. Media yang pertama melaporkan adalah Dispatch, yang memang sudah biasa membongkar skandal-skandal dating artis hallyu, terutama di tanggal 1 Januari.


Melalui tulisan ini gue mau sedikit berbagi pandangan gue tentang berita dating artis Korea — idol Kpop terutama — berbekal menyelami dunia hiburan negeri ginseng itu sekitar setahunan lebih. Kenapa sih dating aja disebut skandal? Kenapa fans cenderung posesif terhadap idolanya dan seakan nggak terima kalau idola mereka itu mulai pacaran? Sebagai catatan, tulisan ini merupakan insight yang terbentuk dari hal-hal yang gue serap dari pengalaman gue di dunia per-Kpop-an, so, masih sangat bisa diperdebatkan akurasinya. 


WHY


Eksistensi seorang idol Kpop sangat bergantung dari fandom. Keberadaan fans yang royal merupakan poin penting. Fans inilah yang bakal mendukung penuh idolanya. Beli album fisik, streaming di Youtube/iTunes/Spotify, beli merchandise/pernak-pernik berbau idola, nonton konser, vote acara-acara awards, sampe beli produk yang iklannya dibintangi si idola. Kita semua tau, bisnis adalah unsur utama Kpop. Dengan kata lain — bahasa kasarnya — fans adalah mesin ATM sang idola. Dengan jenis ikatan macam itu maka sudah sebuah kewajiban bagi seorang idola untuk senantiasa menyenangkan penggemarnya supaya tetap dukung karir mereka dan nggak pindah fandom.

Dulu gue pernah nonton tayangan (atau baca artikel? Lupa ih!) soal dunia musik pop. Kalau nggak salah pas jaman-jamannya boyband semacam Backstreet Boys dkk booming (ketauan deh gue angkatan berapa!). Kurang lebih inti dari tayangan itu bilang kalau musik pop yang dibawa boyband bakal tetep eksis selama di dunia ini masih lahir para ABG putri yang bisa dibikin histeris. Ilustrasinya bisa kalian liat di video klip I Want It That Way-nya Backstreet Boys.

Nah, di dunia Kpop, teori semacam ini dibawa ke next level. Remaja putri masih merupakan target pasar. Tapi bukan sekadar dibikin histeris, agensi “menjual” idol mereka dengan iming-iming bahwa para fans ini punya 0,00001 % peluang untuk menjadi pacar sang idola. Ya gimana dong? Tau sendiri kalau idol suka banget ngerdus bilang fandomnya adalah pacarnya. Hehehe. Gimana nggak baper anak orang?? Mana lirik lagunya sering menggambarkan perasaan cowok yang bucin banget, lagi.

Satu hal absurd yang gue percaya setelah tau banyak soal Kpop adalah para idol punya sesi training khusus untuk memaksimalkan skill nge-wink. Anjay! Coba deh, grup idol mana, baik boy atau girl, yang nggak pernah nge-wink pas kamera program musik nyorot mereka? Semua pernah! Tujuannya? Supaya hati fansnya semakin tertawan. Kalau kata Kpopers Indonesia sih, “Lemah aku, lemah!”

Dan tau dong gimana acara fansign berlangsung? Bukan cuma ngobrol face to face, para fans juga biasanya diperbolehkan menggenggam tangan sang idola. Damn! Apa nggak bikin nak ghadiz berhalusinasi tuh? Mana mereka kerjaannya bikin gestur hati mulu, lagi! Hadeeuuuhhh!


credit on pic


Fans merasa memiliki idola karena udah keluar duit, waktu, tenaga dan pikiran. Pernah liat video tentang fans yang secara terkoordinir streaming video pas idolanya comeback? Atau yang bikin akun sebanyak-banyaknya supaya bisa vote di acara awards? Dan tau juga dong soal proyek ulang tahun idola; mulai dari bikin hestek di twitter sampe sewa screentime di billboard ngetop dunia supaya foto oppa bisa terpampang? Inisiatif-inisiatif semacam ini bisa dilakukan siapapun, bisa K-fans maupun international fans, atau gabungan keduanya. Tapi ya begitulah, Korean Fans masih tetap yang paling berpengaruh terhadap karir si idol. Apalagi biasanya K-fans itu loyal banget dan cuma nge-stan satu grup, beda sama I-fans yang udah umum kalau multi fandom. Soal ini pernah gue baca di satu akun Kpop dan jadi perdebatan. Kurang lebih intinya K-fans merasa pengorbanan I-fans dalam mendukung idolanya nggak sebesar mereka. Ya bener juga sih. Gimanapun mereka-mereka juga yang nge-hype idolanya di acara program musik, dan pembeli terdepan kalau agensi mulai dagang merchandise.

Pernah denger frasa “my bias/oppa is angel”? Sebelas-dua belaslah sama frasa “oppa is mine”. Bukan cuma ganteng dan berbakat, para idol ini juga “dijual” dengan citra baik-baik alias anak manis. Pokoknya image the guy next door gitulah. Yaa walaupun kenyataannya kita nggak punya tetangga cowok ganteng sih. Hehehe.

Mereka itu sopan. Hormat sama senior, menghargai junior. Speech-nya berpengaruh terhadap perdamaian dunia. Perjuangannya menginspirasi. Suka terlibat agenda-agenda acara kemanusiaan dan amal. Pokoknya sebaik malaikat gitulah.  Pantes banget untuk dikasih komentar, “The world doesn’t deserve him.”


Yes, my King, Yes!


Intinya, tipe idaman banget. Adorable to the max!

So, kenapa fans Kpop jadi gempar kalau ada berita dating idolanya, ya karena dari awal mereka dijejelin konten halu sedemikian rupa begitu. Mana ada sih cewek yang rela berbagi “pacar”-nya yang sesempurna itu? Pokoknya, oppa is mine! Kalau beneran dating ya berarti oppa sudah berkhianat mematahkan hati Dedek. Pindah fandom ah! Berhenti nge-stan!

Ujung-ujungnya karir si idol bakal mandek trus ancur. Scandal, this is scandal!

CMIIW.


HOW

Dunia berubah. Para fans Kpop juga. Setidaknya mereka bertumbuh. Masa-masa remaja dengan segala keposesifannya juga akan berlalu. Kita semua hari demi hari akan semakin skeptis realistis menyikapi apapun, termasuk perkara idola-mengidolai ini. Buktinya, berita dating Kai dan Jennie sejauh ini nggak memunculkan tanda-tanda kericuhan penggemar. Yang lantang terdengar malah dukungan masing-masing fandom: “ayo, EXO-L, lindungi gadis yang dicintai EXO kita” dan “ayo, Blink, lindungi pria yang dicintai Blackpink kita”. Belakangan, yang kena hate malah bukan new couple-nya, tapi justru Dispatch yang dianggap tidak menghargai privasi idol. Sampe dibikin petisi ke negara segala, katanya, supaya Dispatch ditutup. Yang nyinyir sih bilangnya itu cuma gara-gara yang kena idol mereka. Coba yang kena artis lain, mungkin bakal diem-diem aja nikmatin hasil cekrekan henpon jadul ala Dispatch. Mau gimana pun kita semua bakal terus ngomongin JenKai sampe mereka putus sepanjang tahun berkat Dispatch.




Penggemar hard stan bisa dibilang lumbung uang potensial bagi agensi idol. Pokoknya apapun yang berhubungan dengan idola mereka pasti diborong habis. Tapi menurut hemat gue, Kpop mestinya nggak usah dibuat baper berkepanjangan, walau gue sendiri belom rela kalau member Day6 mulai dating juga sih. Dunia musik pop mainstream itu tujuannya buat nge-hype alias senang-senang. Jangan terlalu dimasukin ke hati sampe menganggap kehidupan idola lebih penting ketimbang kehidupan sendiri. Daripada kesel sendiri mending mantengin meme dispatch di twitter. Lumayan buat hiburan. 

Sekeping CD bukan berarti kita sekalian membeli kebebasan artisnya. Nih, ada pesan dari Mas Justin yang baru kewong!

 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar