Sabtu, 17 Desember 2022

Review Drama Jepang: FIRST LOVE (2022)


Kembali ke "kodrat" buat nonton serial pendek-pendek, kali ini saya nonton dorama Jepang kepunyaan Netflix yang rilis 24 November 2022 lalu. First Love cuma punya 9 episode saja! Dorama ini terinspirasi dari dua lagu fenomenal superstar Jepang, Utada Hikaru, yaitu First Love dan Hatsukoi. Tentang apa drama romens ini?

Minggu, 11 Desember 2022

Review Serial Spanyol: MONEY HEIST (2017 - 2021)



Rekor baru untuk saya yang selama ini hobi nonton serial berepisode sedikit. Kali ini saya nonton serial Spanyol fenomenal, Money Heist, atau dalam bahasa aslinya berjudul La Casa de Papel. Nggak tanggung-tanggung, ada 48 episode yang dibagi ke dalam 5 bagian. Kurang lebih semuanya saya rampungkan dalam kurun waktu 4 minggu. Dan inilah ulasan dan kesan-kesannya.

Rabu, 30 November 2022

MUARA Bagian 3: Distraksi


Ada apa dengan bulan November? Setahun lalu, saya ingat, saya meringkuk dengan perasaan tidak berdaya. November tahun ini... terjadi momentum yang membalikkan meja. Dan semua tidak akan pernah sama lagi. Dunia semakin menggila dan pilihan yang tersedia hanya bertahan.

Sabtu, 19 November 2022

Bertambah Tua


Selamat ulang tahun untuk pemilik blog ini! Rupanya, alhamdulillah, hari ini sangat patut disyukuri. Momen bertambah tua pada hari ini layak dihadiahi postingan berbahagia.

Minggu, 13 November 2022

Peaky Blinders dan Judul Lain yang Tidak Saya Lanjutkan



Tahun 2018, saya pernah menulis sebuah postingan tentang drama-drama Korea yang saya tinggal kabur alias nggak saya tamatin. Pada saat itu saya bekerja paruh waktu sebagai penulis ulasan dan gosip drama Korea, dan untuk beberapa judul yang menurut saya menarik, saya lanjut tonton atas keinginan pribadi. Tapi, ada beberapa judul yang saya tinggal sebelum kelar, dan judul-judul tersebut saya tulis di postingan tersebut beserta alasannya.

Minggu, 23 Oktober 2022

Review Drakor EXTRAORDINARY ATTORNEY WOO (2022)


 

Extraordinary Attorney Woo (EAW) adalah salah satu drama Korea terfenomenal tahun ini. Episode demi episode ratingnya naik terus sampai dua digit. Sejak ramai-ramai jadi pembicaraan di medsos, saya lumayan tertarik tapi menunggu sampai dramanya tamat. Alasan kenapa saya urung nonton on going padahal bisa seru-seruang nge-hype dramanya di Twitter bisa dibaca di sini. Dan omong-omong, EAW sebetulnya sudah selesai saya tonton sebelum Weakest Beast

Senin, 17 Oktober 2022

Review Serial Mini Amerika Netflix: MAID (2021)


Lagi heboh-hebohnya kasus KDRT penyanyi dangdut yang konon memilih rujuk sama suaminya, kini mari kita ulas serial mini original Netflix yang saya tamatin bulan lalu. Judulnya Maid. Berjumlah 10 episode dengan durasi per episode sekitar 47 - 60 menit. Serial yang resmi rilis di tanggal 1 Oktober 2021 ini terinspirasi dari buku memoar berjudul Maid: Hard Work, Low Pay, and a Mother's Will to Survive karya Stephanie Land.

Minggu, 16 Oktober 2022

Review Dorama Jepang: WEAKEST BEAST (2018)


Kebiasaan saya adalah memasukkan serial atau film yang terlihat potensial ke daftar tontonan akun Netflix saya. Lalu nanti kalau mau memulai tontonan baru, tinggal mampir ke daftar tersebut dan cari yang sesuai mood. Yahh, walau nggak jarang juga malah melipir ke tontonan yang nggak ada di daftar. Wkwkwk. Tapi, dorama Jepang yang mau saya ulas kali ini ada di daftar tontonan saya. 

 

Selasa, 04 Oktober 2022

IVE: Konsep & Kontroversi


Setelah sebelumnya bolak-balik dengerin NewJeans, kali ini saya punya grup Kpop favorit baru: Ive! Girl group di bawah naungan Starship Entertainment ini terdiri dari 6 anggota dan resmi debut pada tanggal 1 Desember 2021 dengan single album "Eleven".

Selasa, 13 September 2022

Apa yang Membuatmu Menangis Hari Ini?



Harapan. Bahwa saya jungkir balik berikhtiar demi mewujudkan sebuah harapan. Demi hidup yang lebih baik, tidak, demi penghasilan bulanan yang lebih banyak. Juga karena situasi kantor yang semakin tak tertahankan. Saya dituduh mengadu domba orang. Sejujurnya saya tidak tahu lagi apa yang dibutuhkan untuk menjadi karyawan yang layak. Integritas? Tidak cukup.

Sabtu, 03 September 2022

NewJeans Wants an Attention


Bukan K-drama alias drakor, kali ini mari membahas Kpop rookie bentukan Adore, NewJeans, yang lagi saya suka banget dengerin lagu-lagunya. Girl group ini terdiri dari lima cewek: Minji, Hanni, Danielle, Haerin dan Hyein.

Minggu, 28 Agustus 2022

Review Dorama Jepang: FOLLOWERS (2020)


Ada sebuah quote yang cukup populer, "Di masa depan semua orang akan menjadi tenar sedunia selama lima belas menit.". Tidakkah seperti sebuah ramalan dari masa lalu tentang masa kini? Serial Netflix Original yang mau saya bahas kali ini, Followers, mengisahkan seorang tokoh yang tiba-tiba terkenal seantero Jepang alias viral lalu mendulang ribuan pengikut baru di Instagram. Dorama meriah warna-warni yang punya 9 episode ini disutradarai oleh Mika Ninagawa.


Sinopsis Singkat

Natsume Hyakuta (Elaiza Ikeda) datang ke Tokyo untuk mengejar impiannya sebagai aktris. Sialnya, dewi keberuntungan belum berpihak kepada Natsu. Ia hanya selalu mendapat peran kecil di tiap drama. Lebih menyedihkan lagi, peran yang Natsu dapatkan selalu sebagai mayat! Agensinya pun segera memberi ultimatum, Natsu akan dipecat jika gagal lagi dalam audisi.




Suatu hari, ketika sedang berjuang dengan pekerjaan paruh waktu demi mencari nafkah, Natsu ditelpon untuk menjalani pemotretan iklan coklat. Didapuk hanya sebagai "tempelan", Natsu mendapat perlakuan kasar sekaligus merendahkan dari kru studio foto. Terbakar rasa frustasi, Natsu pun berulah di dalam studio. Pada saat itu, seorang fotografer wanita terkenal, Limi Nara (Miki Nakatani), mengambil foto Natsu yang sedang marah lantas mengunggahnya ke Instagram miliknya.

 

 

Seketika kehidupan Natsu berubah. Ia mendadak tenar di Instagram. Semua orang mendadak ingin berinteraksi dengan Natsu demi like dan followers. Keadaan ini tentu segera dimanfaatkan oleh sebuah agensi artis. Di bawah manajerial Akane (Yuka Itaya), Natsu mendadak kebanjiran job sebagai foto model. Namun, pada satu titik, Natsu tersandung kontroversi yang membuat keadaannya berbalik seratus delapan derajat; dari semula di-like, lalu seketika di-hate.

 

Karakter

Ada lumayan banyak karakter di dorama ini. Pun masing-masing karakter memiliki masalah di kehidupan personal mereka yang lumayan kompleks. Selain perjalanan Natsu dalam memahami impiannya sendiri dan perjuangan Limi menjadi seorang ibu sekaligus tetap berkarya sebagai fotografer, ada kisah-kisah lain yang tak kalah menarik disimak.

Ada Akane yang memposisikan diri sebagai pelindung artis-artisnya, selagi mencoba tetap berkencan dengan tetangganya yang juga lajang. Lalu ada Eriko (Mari Natsuki), pengusaha kosmetik yang sudah berumur dan terlibat hubungan asmara dengan brondong. Selain itu ada Yuruko (Nobuaki Kaneko), sahabat sekaligus asisten Limi yang bimbang antara memilih tetap "mengabdi" kepada Limi atau memperjuangkan hubungannya dengan pasangan gay-nya.

 


 

Di sisi Natsu sendiri ada anak-anak muda yang juga tengah berjuang meraih impian. Hiraku (Shuhei Uesugi) dulunya artis cilik yang kemudian pensiun dan kini bekerja sebagai Youtuber. Meski sering berkata pedas, namun Hiraku-lah yang menyadarkan Natsu yang sempat terlena dengan popularitasnya. 

Lalu ada Sunny (Kom I), seorang pelukis muda yang mendapatkan kesempatan untuk dikenal dari Instagram pula. Di sisi lain, Sunny sebetulnya menyukai Natsu dan menjadikan gadis itu sebagai inspirasi setiap lukisannya.


Arisan!


 

Pernah nonton film lokal karya Nia Dinata yang judulnya Arisan!? Saya selalu kepikiran film ini selagi nonton Followers. Vibe-nya samaterutama untuk bagian geng Limi—sekumpulan orang kota yang menghadapi persoalan khas manusia urban tentang cinta, persahabatan, impian dan penyakit. Riweuhnya geng Limi pun mirip geng Memey di Arisan!. Ah, komposisinya pun mirip-mirip: ada karakter gay dan ibu-ibu yang terlibat sama cowok lebih muda. Wkwkwk.


Hip and... Woke

Followers tuh kayak sesuatu yang Netflix banget nggak sih? Karakter-karakternya sungguh sesuai dengan selera Netflix, baik secara identitas maupun pandangan hidup. Style tokoh-tokohnya pun estetik-trendi-urban-banget. Full colors. Full branded. Unik sekaligus antik. Dan, thumbnail posternyapaling tidak sampai detik inibeneran kayak pingin menonjolkan unsur LGBT-nya. Entah besok bakal berubah atau nggak, tapi saat ini sih masih berupa potongan video saat Sunny sedang make out dengan pacar lesbinya.

Lalu, pandangan love is love dari tokoh Eriko. Cinta nggak memandang usia, cinta nggak butuh disahkan selembar kertas bernama akta pernikahan. Well, okay?

 


 

Recommended?

Seru-seru aja sih. Dari sini kita bisa lihat gimana kehidupan manusia modern bergantung banget sama media sosial; seakan value kita didefinisikan oleh banyaknya like dan followers. Dan dari sekian banyak tokoh, saya justru paling tersentuh dengan kisah tokoh sampingan, Sayo (Mika Nakashima), penyanyi yang diurus Akane. Kasihan aja gitu lihatnya; betulan menganggap pandangan orang lain adalah segalanya. Huft!

Intinya, bolehlah ditonton.

Senin, 22 Agustus 2022

Ulasan Serial Mini Inggris: ANATOMY OF A SCANDAL (2022)


Dulu, waktu pertama kali langganan Netflix, saya lebih suka nonton filmnya ketimbang serialnya. Padahal kalau dilihat-lihat, yang lebih ditonjolkan Netflix sendiri adalah serialnya. Tujuannya tentu agar orang-orang terus berlangganan untuk menonton keseluruhan episodenya. Apalagi kalau sebuah serial dibikin bermusim-musim, wah sudah pasti mesti tetap berlangganan dong.

Minggu, 21 Agustus 2022

Tentang Hal-hal Terbaik


Ada satu dialog di serial Squid Game yang cukup membekas buat saya. Ketika sedang memainkan permainan permen dalgona, seorang peserta mengeluh frustasi sambil menodongkan pistol ke seorang penjaga, "beberapa orang dapat yang mudah, sedangkan yang lain dapat yang susah.". Well, tidakkah terdengar seperti hidup ini?

Review Drama Korea: SQUID GAME (2021)

 

Blog pribadi. Tidak atau belum dimaksudkan untuk tujuan komersil. Walhasil isinya pun suka-suka. Nge-review tontonan pun tergantung mood lagi pinginnya nonton apa. Seperti yang satu ini; hype-nya jelas sudah berlalu sejak tayang perdana tahun lalu, tapi saya baru nonton sekarang, nggak lama berselang setelah Netflix bikin pengumuman kalau sekuel Squid Game bakal tayang di akhir tahun 2023 atau awal 2024. Well, you do you, I do me.

 

Minggu, 14 Agustus 2022

Review Serial Australia: STATELESS (2020)



Stateless adalah serial drama Australia yang tayang di kanal ABC tahun 2020. Di tahun yang sama, hanya selang beberapa bulan, Stateless tayang di Netflix. Serial ini punya 6 episode dengan durasi masing-masing sekitar 60 menit. Cate Blanchett, aktris asal Australia, duduk sebagai kretor sekaligus eksekutif produser dari serial yang sebagiannya terinspirasi dari kisah Cornelia Rau, seorang warga negara Australia yang ditahan secara tidak sah di bawah program penahan imigrasi pemerintah. 

Minggu, 07 Agustus 2022

Review Dorama Jepang: TOKYO TARAREBA GIRLS (2017)


Tiga sekawan yang menginjak usia kepala tiga memutuskan bahwa daripada berandai-andai seumur hidup, mereka akan mencari jodoh yang tepat dan menikah. Demikianlah premis singkat yang dicantumkan Netflix untuk memberi gambaran tentang kisah dorama Tokyo Tarareba Girls. Berjumlah 10 episode dengan durasi masing-masing sekitar 50 menitan, dorama rilisan tahun 2017 ini saya kelarin hanya sekitar tiga harian aja.

Sabtu, 30 Juli 2022

My Own Liberation Notes


Setelah didesak-desak untuk bergabung dengan salah satu klub internal kantor, akhirnya Yeom Mi-jeong memutuskan untuk membuat klubnya sendiri bersama dua orang karyawan lain yang sama introvertnya. Di klub itu para anggota menuliskan hal-hal yang membuat mereka terikat di dalam sebuah buku catatan. Jika saya bergabung dengan Liberation Club, inilah catatan pembebasan saya.

Minggu, 24 Juli 2022

Review Drama Korea: THROUGH THE DARKNESS (2022)



Halo, kembali lagi dalam postingan review drama Korea. Kali ini saya mau mengulas drama kriminal rilisan SBS yang saya tonton maraton di VIU. Judulnya Through the Darkness. Drama 12 episode ini merupakan adaptasi dari buku nonfiksi yang bercerita tentang seorang profiler kriminal pertama di Korea, Kwon Il-yong. Sedikit trivial, drama ini sempat tertunda selama tiga minggu dikarenakan penayangan Olimpiade Musim Dingin 2022. Untunglah saya bukan penonton on going. Kebayang gimana geregetannya nunggu episode lanjutan selama hampir sebulan. Hehehe.

Minggu, 17 Juli 2022

My Own Story of Lady Bird



Hari Kamis kemarin, tanggal 14 Juli 2022, tepat satu tahun Mama pergi. Saya sembuh dari sakitnya lebih cepat dari perkiraan, jika kata sembuh diartikan bahwa saya melanjutkan hidup secara wajar, bisa tertawa lagi dan, tentu saja, bisa menangis lagi.

Minggu, 03 Juli 2022

Review Series Netflix US: THE LINCOLN LAWYER (2022)




So many serials, so little time. Biarpun Netflix di kuartal pertama tahun ini diberitakan kehilangan sekitar 200 ribu pelanggan dan banyak olok-olokan netizen tentang konten aplikasi nonton streaming ini yang mulai membosankan plus suka maksa masukin woke agenda (yang mana saya juga pernah sebel), saya masih menganggap Netflix punya koleksi sinema yang keren-keren. Satu di antaranya adalah series original mereka yang rilis tanggal 13 Mei 2022 lalu, The Lincoln Lawyer. Diangkat dari novel best seller karya Michael Connely, series ini punya 10 episode dengan durasi tiap episode di kisaran 45 - 55 menit. Mari kita bahas!

 

Sabtu, 02 Juli 2022

Review Drama Korea: WELCOME TO WEDDING HELL (2022)


Sudah biasa, daftar tontonannya apa, tapi yang ditonton apa. Contohnya ya drakor Welcome to Wedding Hell ini; nggak masuk daftar tontonan, tapi setelah namatin Monstrous yang seharusnya serem, saya memutuskan untuk ganti ke genre yang lebih ringan. Pas buka Netflix tampaklah poster drama ini. Ya bolehlah dicoba. Dramanya pendek dan berdurasi singkat pula: total 12 episode dengan durasi per episode di kisaran 30 - 45 menit. Kesukaan saya banget serial singkat begini!

Selasa, 28 Juni 2022

Review Drama Korea: MONSTROUS (2022)


Lagi-lagi saya merapat ke sebuah judul gara-gara Koo Gyo-hwan. Setelah sebelumnya nonton Kingdom: Ashin of the Northlalu gigit jari karena doi nongol seupritkali ini saya nonton drama pendek berjumlah 6 episode berjudul Monstrous, di mana Gyo-hwan menjadi pemeran utamanya. Drama ini rilisan TVING, sedangkan saya nontonnya di VIU dengan memanfaatkan konten gratis di bulan Juni 2022. Dirilis tanggal 29 April 2022 lalu, Monstrous ditulis salah satunya oleh penulis film Peninsula yang juga memasang Gyo-hwan sebagai pemerannya.

Minggu, 19 Juni 2022

The Roundup (2022): Simping Over Son Sukku


Meski tagline blog Movienovi adalah "it's still a personal view", tetep saya nggak sampai hati kalau menulis ulasan film The Roundup di sana. Kenapa? Karena alih-alih ngomongin filmnya, saya pasti bakal lebih banyak ngomongin Son Sukku. Hello, welcome to Son Sukku era!

 

Kamis, 16 Juni 2022

Coldhearted



"Mainnya bareng-bareng. Pinjemin mainan kamu ke Putra ya... Jangan pelit-pelit, nanti nggak ada yang mau temenan sama kamu loh." Pernah dengar nasehat orang dewasa ke anak-anak yang seperti ini? Orangtuamu ke cucunya, kakakmu ke anak-anaknya, atau mungkin kamu sendiri pernah melakukannya ke keponakan?

Senin, 13 Juni 2022

Plus Minus Nonton Drama Korea On Going


Kamu tim nonton on going atau nunggu tamat? Konteksnya drama Korea ya. Karena seperti kita tahu sekarang jamannya penonton internasional bisa langsung nonton episode terbaru sesaat setelah tayang resmi di TV negara asal via aplikasi streaming original atau... link haram. Kamu tim mana?

Minggu, 05 Juni 2022

Review Drama Korea MY LIBERATION NOTES (2022)


 

Setelah sebelumnya menulis betapa relatable-nya karakter Yeom Mi-jeong, hari ini saya mau nulis ulasan lengkap dari drama My Liberation Notes yang baru kelar hari Minggu, 29 Mei 2022 lalu. Dan karena saya suka banget sama drama JTBC ini, setidaknya saya mau nulis 2 postingan lagi yang masih terelasi dengan karya Park Hae-young yang juga menulis drama My Mister ini. Postingan kali ini pun kayaknya bakal panjang. Hihihi. Here we go!

Kamis, 26 Mei 2022

Seperti yang Disuarakan Yeom Mi-jeong



Yeom Mi-jeong adalah karakter perempuan di drama Korea My Liberation Notes yang pada saat saya menulis ini masih menyisakan dua episode final. Saya mau bikin tulisan ini selain nanti review-nya karena karakternya sedekat itu sama saya, si introvert. Ahh, blog ini layaknya diary buat saya. Seseorang boleh membacanya karena saya sudah memperhitungkan sejauh apa saya akan menguak isi hati sendiri di sini. Namun, di saat yang sama, saya nggak benar-benar peduli apakah ada yang membaca ini atau tidak. Saya cuma pingin menuliskan hal-hal yang bekecamuk di kepala.

 

Selasa, 17 Mei 2022

Review Dorama Jepang HE'S EXPECTING (2022)


 

Twitter memang secandu itu. Saya sering banget lupa waktu nge-scroll Twitter dan tau-tau aja udah makan waktu dua jam! Kalau sudah begitu suka nyesel sendiri; kalau waktunya dipake buat nonton serial atau film, saya bakal punya bahan untuk nulis ulasan di blog ini atau di Movienovi. Sebuah sesal yang tiada guna karena besok-besok diulangi lagi. Wkwkwk. Makanya saya demen banget kalau ada serial yang episodenya sedikit dan durasinya pendek-pendek. Kayak serial yang bakal saya bahas kali ini. Dorama original Netflix He's Expecting cuma punya 10 episode dengan durasi masing-masing 25 menit aja. Selera saya banget!

 

Sinopsis Singkat

Pada sebuah masa di mana mulai umum laki-laki hamil dan melahirkan, Kentaro Hiyama (Takumi Saito) mendapati dirinya hamil. Sebagai lelaki bebas dengan karir di bidang periklanan yang sedang menanjak, kehamilan ini jelas tidak diinginkan Kentaro. Ritme kerjanya seketika berantakan seiring hormon tubuhnya yang naik-turun selayaknya ibu hamil. Kentaro sering kali merasa cepat lelah, tidak fokus dan mual-mual. Sudah begitu bajunya hampir selalu basah tiap kali puting payudaranya mengeluarkan asi. Tanpa banyak pertimbangan, Kentaro memutuskan untuk menggugurkan janinnya. Namun untuk melakukan prosedur tersebut, Kentaro mesti mendapat tanda tangan pasangannya.

 


 

Setelah mengecek jadwal hariannya—yang juga include jadwal pertemuan-pertemuannya dengan perempuan dalam gaya friends with benefit—Kentaro meyakini bahwa janinnya adalah anak Aki Seto (Juri Ueno). Aki yang sama-sama mementingkan karir juga mulanya tak menginginkan anak. Ia dan Kentaro bahkan tidak pernah terikat hubungan pacaran. Namun ketika memikirkan ulang perihal aborsi, Aki mulai merasa bahwa memiliki anak kandung tanpa harus hamil dan melahirkan adalah sebuah berkah. Jadi, mereka mungkin bisa mempertahankan janinnya? Dari sisi Kentaro sendiri pun kehamilannya bisa menguntungkan, mengingat proyek iklan yang sedang digarapnya mengusung tema keberagaman.

Pemikiran Aki ini membuat Kentaro marah besar. Katanya, melahirkan atau menggugurkan akan sama beresikonya untuk tubuhnya. Aborsi pun bukan pilihan mudah untuk Kentaro. Namun Kentaro terenyak ketika nakes memberitahunya bahwa ia mesti mengurus dokumen kematian janinnya, merujuk usia kehamilannya yang sudah 12 minggu. Dalam masa kebimbangan ini Kentaro bertemu dengan bapak hamil lainnya, yang membuatnya akhirnya bisa berbagi kerisauan.

Kentaro akhirnya menempuh langkah berbeda dari rencananya semula. Bukan hanya tidak jadi aborsi, Kentaro bahkan mengajukan diri sebagai model pria hamil dalam konsep iklan keberagaman yang sedang digarap perusahaannya. Lalu, ketika dunia sudah mulai percaya pada fenomena kehamilan pria, Kentaro juga menginisiasi pengembangan aplikasi online, tempat para bapak hamil bisa berbagi pengalaman dan bahkan mengadakan pertemuan langsung.

 

Surreal

Nonton He's Expecting tuh berasa aneh, absurd sekaligus lucu. Serial ini nggak menjelaskan dari segi ilmu pengetahuan tentang bagaimana pria bisa hamil. Fokusnya bukan di situ. Pokoknya Kentaro dan Aki hidup di zaman yang SUDAH memang begitu adanya—pria hamil adalah sebuah keniscayaan. Nggak urus soal ovum, sperma, atau rahim. Pokoknya, bisa! Menjelang episode akhir pun bakal ada twist tentang eksistensi Kentaro yang berkaitan erat dengan fenomena pria hamil.

Pun serial ini tampak tidak berusaha membawa isu woke movement. Tapi itulah, saya sendiri jadi bingung dengan apa yang sebetulnya coba disampaikan serial ini. Switch gender roles? Maybe. Lucu juga ngeliat Kentaro tiduran sewaktu USG, sedangkan Aki berdiri di sebelahnya. Atau sewaktu Aki nanya, "benarkah itu anakku?". Wkwkwk. Tidakkah seperti kejadian umum di mana laki-laki mempertanyakan apakah si jabang bayi di dalam perut perempuan adalah benar darah dagingnya. 




Atau mungkin mau menyindir patriarki? Bisa jadi. Karena biarpun akhirnya laki-laki yang hamil, rupanya beban membesarkan anak dan merelakan karir demi mengurus si buah hati masih diberikan ke perempuan doang. 

Tapi, mungkin satu hal ini benar adanya sebagai nilai moral yang bisa diambil dari dorama He's Expecting: keep being alive, jangan menjadikan anak sebagai penghalang progres diri sendiri. Terdengar egois? Bagi kita orang Indonesia, mungkin. Tapi untuk masyarakat Jepang yang emoh nikah dan punya anak, pesan semacam ini boleh jadi malah menyemangati orang-orang untuk mau berkeluarga. Kayak Kentaro dan Aki gitu; pokoknya sepakat membesarkan anak mereka bareng-bareng tanpa harus mengorbankan impian pribadi masing-masing.


Manga

Sama seperti Keitaro Lives Alone, He's Expecting juga diangkat dari cerita komik alias manga. Judulnya Hiyama Kentaro no Ninshin. Tapi, nggak seperti nuansa dorama Keitaro yang komikal banget, He's Expecting justru terlihat seperti drama modern pada umumnya. Tapi, mengingat tema ceritanya sendiri, dorama satu ini masih 'sangat Jepang' alias weird. Bukan dalam artian yang jelek, cuma aneh dan absurd aja.




Juri Ueno

Wah, saya naksir banget sama karakter Aki. Dia adalah wanita karir umur 30-an pada umumnya yang masih menghadapi tuntutan masyarakat tentang pernikahan dan anak. Tapi Aki, barangkali seperti banyak wanita Jepang masa kini, juga sudah tidak tertarik dengan konsep pernikahan dan punya anak. Dan dia percaya diri dengan prinsipnya itu. Nggak seorang pun bisa memaksanya untuk menanggung peran gender yang tak lagi relevan. Dia mampu berpikir untuk dirinya sendiri, namun di saat yang sama tidak menampik tanggung jawab.

Saya pun suka banget dengan cara berpenampilan Aki. Persis seperti gaya kesukaan saya; unisex. Kebanyakan baju-baju Aki bersifat netral, nggak maskulin, nggak feminim. Pokoknya kesukaan saya banget.   


Recommended?

Ya. Meski seperti yang sudah saya tulis, sampai sekarang saya masih bingung dorama ini maunya apa. Tapi anggaplah sebagai tontonan yang memberi pengetahuan baru, tentang artis dan sineas yang punya imajinasi berbeda di belahan dunia lain, dan tentang gender roles yang sudah terlalu lama begeser ke hal-hal yang bukan berhubungan dengan fisiologi manusia.