Senin, 07 Maret 2022

Review Drama Korea Netflix ALL OF US ARE DEAD (2022)

 

Mari kita lanjut terzombi-zombi setelah naksir film Train to Busan dan Peninsula. Kali ini bukan film melainkan series original Netflix, All of Us Are Dead yang rilis 28 Januari 2022. Diadaptasi dari webtoon berjudul Now at Our Scholl karya Joo Dong-geun, series dengan 12 episode ini disutradari oleh Lee Jae-kyoo dan Kim Nam-su.

 

Sinopsis Singkat

Sebuah virus merebak di Kota Hyosan. Setelah ditelusuri, virus yang membuat manusia berubah menjadi zombi itu bermula di SMA Hyosan. Seorang guru sains bernama Lee Byeong-chan adalah dalangnya. Virus yang dinamainya Jonas itu mulanya ia ciptakan agar putranya yang menjadi korban perundungan bisa membela diri. Namun tanpa sengaja seorang siswi terinfeksi virus tersebut, yang lantas dengan cepat menularkan ke para siswa lain dan masyarakat setempat.




Beberapa siswa yang selamat dari virus mencoba menyelamatkan diri dari serangan zombi dan menunggu diselamatkan pihak berwenang. Situasi Kota Hyosan menjadi kacau dalam sekejab. Para penyintas berlomba-lomba minta diselamatkan atau mencoba kabur ke kota lain. Namun situasi memburuk dengan beredarnya berita-berita palsu di internet hingga pemerintah setempat memberlakukan status darurat militer hingga memutus jaringan telepon dan internet untuk sementara waktu. Kota Hyosan diisolasi, dan dengan perkembangan situasi yang tak terkendali, memunculkan wacana agar Kota Hyosan dihancurkan. Akankah para siswa yang tersisa dapat selamat dari wabah zombi?


Karakter

Sulit untuk menulis sinopsis drama All of Us Are Dead selain dengan deskripsi umum. Ngomongin detil cerita dan siapa-siapa aja karakter yang terlibat lebih memungkinkan kalau saya buat ulasan ini per episode. Jadi, begini saja, mari kita rinci para karakter dan peran mereka di sini. Mula-mula dari tokoh yang ada di gambar utama postingan ini.



  • Nam On-jo (Park Ji-hu), siswi kelas 2-5 SMA Hyosan. Tetangga sekaligus teman masa kecil Cheong-san. Sebelum wabah zombi merebak, On-jo memberanikan diri menyatakan perasaannya kepada Su-hyeok. On-jo tidak termasuk siswi pintar, dan tidak juga gesit, namun ia memiliki pengetahuan tentang cara-cara bertahan diri di situasi darurat dari ayahnya yang seorang kepala pemadam kebakaran.
  • Lee Cheong-san (Yoon Chan-young), siswa kelas 2-5 SMA Hyosan. Diam-diam Cheong-san naksir dengan On-jo dan selalu mengutamakan keselamatan On-jo. Cerdik, gesit dan setia kawan. Tidak hanya harus menghindari zombi, Cheong-san juga harus menyelamatkan diri dari incaran Gwi-nam yang mendendam kepadanya.




  • Choi Nam-ra (Cho Yi-hyun), ketua kelas 2-5 SMA Hyosan. Cantik, pintar, namun sangat dingin. Nam-ra selalu mengabaikan semua orang dan tidak segan mengungkap fakta ibunya membayar sekolah agar dirinya ditunjuk sebagai ketua kelas. Pada perjalanannya, Nam-ra berbahagia bisa mendapat teman-teman di sisinya. Namun di lain pihak, Nam-ra berubah menjadi setengah zombi akibat gigitan Gwi-nam.
  • Lee Su-hyeok (Lomon), siswa kelas 2-5 SMA Hyosan. Tampan, jago bela diri dan sangat setia kawan. Kekurangan Su-hyeok hanya dua: bau kaki dan pernah menjadi perundung. Ditaksir On-jo namun diam-diam menyimpan perasaan untuk Nam-ra yang selalu dipanggilnya Banjang (ketua kelas).




  • Jang Ha-ri (Ha Seung-ri), siswi senior SMA Hyosan yang sekaligus kakak perempuan Wu-jin. Atlet panahan yang kembali ke sekolah di kala virus merebak karena gagal masuk kualifikasi tingkat regional.
  • Park Mi-jin (Lee Eun-saem), siswi senior SMA Hyosan yang hobi mengumpat dan perokok berat. Bagi Mi-jin tidak ada yang lebih sulit dari ujian masuk universitas. Meski kasar dan pemarah, namun Mi-jin sangat peduli dengan keselamatan teman-temannya.
  • Yang Dae-su (Lim Jae-hyuk), siswa kelas 2-5 SMA Hyosan. Teman baik Wu-jin. Hobinya adalah menyanyi, dan sudah berkali-kali ikut audisi namun selalu ditolak dengan alasan berat badan. 
  • Jang Wu-jin (Son Sang-yeon), siswa kelas 2-5 SMA Hyosan. Teman baik Dae-su dan adik dari Ha-ri. Wu-jin selalu siap menolong dan tidak pernah membiarkan teman-temannya kesulitan sendirian. Memiliki kakak seorang atlet potensial, Wu-jin merasa tidak cukup diperhatikan orangtuanya.
  • Seo Hyu-ryung (Kim Bo-yoon), siswi kelas 2-5 SMA Hyosan. Hyu-ryung berwatak pendiam dan penakut. Teman baik Ji-min.

 

All of Us Are Dead memiliki banyak karakter yang memiliki porsi dan kepentingan masing-masing. Berikut karakter-karakter lain yang turut menyumbang bobot cerita:



  • Lee Na-yeon (Lee Yoo-mi), siswi kelas 2-5 SMA Hyosan yang datang dari keluarga kaya raya. Na-yeon sangat sombong dan suka merendahkan orang lain berdasarkan status sosialnya. Ketika penonton mengira Na-yeon hanyalah seorang karakter egois dan hobi memerintah, gadis ini rupanya mampu berbuat lebih dari itu.
  • Yoon Gwi-nam (Yoo In-soo), siswa kelas 2-1 SMA Hyosan. Anak buah dari grup perundung di sekolah. Gwi-nam berubah menjadi setengah zombi. Tertangkap basah membunuh Kepala Sekolah oleh Cheong-san, motivasi Gwi-nam kemudian adalah memburu Cheong-san.
  • Oh Joon-yeong (Ahn Seung-gyun), siswa kelas 2-5 SMA Hyosan yang gara-gara Nam-ra selalu berakhir di peringkat kedua.
  • Han Gyeong-su (Ham Sung-min), siswa kelas 2-5 SMA Hyosan yang merupakan sahabat Cheong-san. Gyeong-su datang dari keluarga berekonomi rendah. Meski begitu ia disukai teman-temannya. Itulah sebabnya Na-yeon sangat membenci Gyeong-su.
  • Kim Ji-min (Kim Jin-young), siswi kelas 2-5 SMA Hyosan. Teman baik Hyu-ryung. Kehilangan kedua orangtuanya akibat wabah zombi membuat Ji-min menjadi lebih tega kepada siapapun yang mungkin terinfeksi.   
  • Min Eun-ji (Oh Hye-soo), siswi SMA Hyosan yang menjadi korban perundungan Gwi-nam. Eun-ji berubah menjadi setengah zombi. Penampakan Eun-ji yang masih seperti manusia normal namun ternyata berperilaku layaknya zombi membuat pihak berwenang membatalkan penyelamatan para siswa.
  • Kim Chul-soo (Ahn Ji-ho), siswa SMA Hyosan yang menjadi korban perundungan Gwi-nam. Eun-ji selalu berkata Chul-soo sangat penakut, tidak berani memutuskan untuk hidup atau mati.
  • Jung Min-jae (Jin Ho-eun), siswa senior SMA Hyosan yang merupakan anggota klub panahan. 
  • Yoo Joon-sung (Yang Han-yol), siswa senior SMA Hyosan. Teman dari Mi-jin. Terjebak di toilet sekolah bersama Mi-jin saat wabah zombi merebak.
  • Yoon I-sak (Kim Joo-ah), siswi kelas 2-5 SMA Hyosan. Teman baik On-jo.
  • Kim Hyeon-ju (Jung Yi-seo), siswi SMA Hyosan yang pertama kali terinfeksi Virus Jonas.
  • Park Hee-su (Lee Chae-eun), siswi SMA Hyosan yang melahirkan sendirian di toilet sekolah.
  • Lee Jin-su (Lee Min-goo), siswa SMA Hyosan yang merupakan putra Guru Lee. Korban perundungan Gwi-nam dan menjadi bahan eksperimen Virus Jonas oleh ayahnya.


Selain para siswa, All of Us Are Dead tentunya juga memiliki karakter orang-orang dewasa dengan segala kepentingannya.


  • Lee Byeong-chan (Kim Byung-chul), guru sains SMA Hyosan yang menciptakan Virus Jonas. Guru Lee kehilangan kepercayaan pada kemanusiaan dan keadilan ketika kasus perundungan putranya diabaikan oleh pihak sekolah dan kepolisian.
  • Nam So-ju (Jeon Bae-soo), Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Hyosan yang juga adalah ayah On-jo. So-ju selalu berpesan agar On-jo tidak perlu terlalu memusingkan nilai pelajaran, dan cukup hidup dengan sehat serta bahagia.
  • Song Jae-Il (Lee Kyu-Hyung), detektif Kantor Polisi Hyosan.
  • Jin Seon-mu (Kim Jong-tae), kepala tentara yang memimpin operasi darurat militer Kota Hyosan.
  • Park Sun-hwa (Lee Sang-hee), guru bahasa Inggris SMA Hyosan yang sangat peduli dengan murid-muridnya.
  • Park Eun-hee (Bae Hae-sun), anggota dewan Kota Hyosan yang diselamatkan oleh ayah On-jo. Politisi kawakan yang tidak segan memanfaatkan situasi apapun demi menjaring simpati masyarakat.

  

Remaja dan Permasalahannya

Selain mengusung genre zombie apocalypse, All of Us Are Dead juga bertema coming of age. Setiap karakternya membawa isu yang dekat dengan dunia remaja. Mulai dari yang ringan seperti naksir-naksiran teman sendiri, sampai ke isu serius seperti stres dengan tuntutan orang tua, kesepian tidak punya teman, perundungan dan kehamilan yang tidak diinginkan. Bisa dibaca di sini tentang Korea Selatan yang masuk 5 besar negara paling banyak kasus perundungan alias bullying.

Duh, kalau ngomongin perundungan tuh menyakitkan banget. Nggak selalu terkait kekerasan fisik, tapi sesimpel ngumpetin tas seseorang setiap hari atau sengaja menumpuk nampan makan sendiri ke meja seseorang supaya dibawa ke bak cuci pun rasanya pasti nggak enak banget. Serasa direndahkan dan dipermainkan. Tujuan perundungan memang untuk menjatuhkan mental orang lain. Satu hal terburuk di dunia ini menurut saya adalah dihina dan dipukul orang lain tanpa sebab.

Kenyataannya, Guru Lee menciptakan Virus Jonas karena tidak puas dengan penanganan kasus perundungan putranya. Sang Kepala Sekolah tidak mau repot-repot mengurus; baginya nama baik SMA Hyosan bakal tercoreng dengan kasus tersebut. Polisi pun tidak serius menganggapi laporan Guru Lee. Apalagi pelaku, Gwi-nam cs, mengaku hanya main-main alias bercanda. Di sisi korban, melihat orang-orang dewasa tidak berpihak kepada mereka, terpaksa merelakan kasus perundungan mereka berlalu begitu saja. Lebih jauh, korban-korban ini sadar perundungan ke mereka bakal lebih parah jika ngotot ke jalur hukum. Perundungan sesungguhnya terjadi karena adanya relasi kuasa. 


Orang Dewasa dan Kepentingannya

Lanjut tentang Guru Lee, ada satu perkataan karakter ini yang nyelekit banget. Kurang lebih katanya begini, jika kekerasan kecil dibiarkan maka tinggal menunggu waktu sampai kekerasan mendominasi. Si guru sains ini memang sakit hati berat mendapati kasus perundungan putranya diabaikan pihak-pihak yang seharusnya memberi keadilan. Kalau aja Kepala Sekolah dan kepolisian menindak serius kasus-kasus perundungan di SMA Hyosan...

Orang dewasa lain yang mengedepankan kepentingannya adalah Park Eun-hee. Prinsip sang anggota dewan ini adalah jika badai maka mainkan badai, jika berangin maka mainkan angin. Sobat ayah On-jo sampai tercengang tidak menyangka ada manusia yang masih sempet ngurus votes dan citra diri di situasi chaos

 

Remaja dan Orang Dewasa

Setidaknya ada dua karakter yang saya ingat di All of Us Are Dead yang menyatakan sudah tidak percaya lagi dengan orang dewasa. On-jo and the gang cuma kumpulan remaja yang memang seharusnya masih di bawah pengawasan dan tanggung jawab orang dewasa. Mereka punya alasan untuk kecewa ketika penyelamatan malah dibatalkan. Tapi, di lain pihak, orang-orang dewasa mesti mempertimbangkan banyak hal. Mungkin karena sudah dewasa alias tua, saya sendiri menilai On-jo dan teman-temannya seringkali bersikap naif.

 

Karakter Beban

All of Us Are Dead jelas sukses besar dan jadi omongan di mana-mana. Salah satu yang sering dibahas adalah karakter mana yang cenderung cuma jadi beban. Tau sendiri kan drama zombie apocalypse itu pastinya berisi upaya kabur menyelamatkan diri dari serangan zombi. Kalau klemar-klemer alias lamban tentu bakal nyusahin yang lain. 




Sempet rame di autobase drakor Twitter saat ada menfess yang nge-twit kalau karakter On-jo agak terlalu menye-menye buat jadi pemeran utama. Nggak sedikit memang yang berpendapat kalau pemeran utama cewek itu mestinya yang satset-satset alias gesit alias badass. Hmmm, itu salah besar sih. Nggak semua karakter cewek itu mesti jagoan, sekalipun dia pemeran utama. On-jo memang nggak sigap dan cepat. Pun dia juga bukan karakter berotak brilian—sering dapat peringat kelas paling bawah malah. Tapi dia terampil untuk urusan bertahan diri di situasi darurat. Lagipula dia—dan teman-temannya—cuma remaja 18 tahun, mau ngarep setangguh apa sih dari para minor ini??

 

Karakter Terbaik

Pengembangan karakter terbaik menurut saya adalah Nam-ra. Mulanya dia cuma anak pinter yang mengasingkan diri dan cuma tahu belajar. Buat Nam-ra, berteman itu terlalu rumit. Ibunya yang mementingkan kedudukan pasti bakal cerewet memilih dan memilah siapa-siapa saja yang pantas untuk berteman dengan putrinya. Tapi di tengah wabah zombi, Nam-ra mendapati bahwa pertemanan bisa semenyenangkan itu.

Nam-ra adalah karakter terbaik. Jelas. Tapi, karakter yang sebenar-benarnya memenangkan hati saya adalah Mbak Shibal alias Park Mi-jin. Wkwkwk. Saya tesentuh banget waktu Mi-jin tetep ngotot narik gerobak yang mengangkut Joon-sung demi sama-sama terhindar dari serangan zombi. Nyari selamat sendiri nggak ada di kamus Mi-jin. Sewaktu Joon-yeong berkorban menghalau zombi, Mi-jin terdengar sedih banget waktu bilang, "andwe, andwe...". 


Mbak Shibal


Recommended?

Suasana tegangnya dapet, uwu-uwu remajanya juga dapet. Kalau mau point out letak kekurangannya mungkin dari segi logika para karakternya kali ya. Kayak... wah, kuat juga nih bocah-bocah kejar-kejaran, dorong-dorongan, berantem dan lain sebagainya padahal mereka nggak makan berhari-hari. Pun soal pakaian yang kurang terlihat kesinambungannya—abis becek-becekan kok kotornya nggak terlalu berbekas lagi di pakaian? 

Itu aja sih. Di luar itu, All of Us Are Dead sangat saya rekomendasikan. Upaya ngelawan zombinya nggak ngebosenin karena para murid ini pindah-pindah lokasi, dari ruang kelas, ruang musik sampai ruang olah raga. Jadi alat yang dipakai untuk menghalau zombi pun berubah-ubah. 

Yuk, nonton!




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar