Minggu, 05 Maret 2023

Tentang Doa yang Terkabul

 

Kata seorang teman saat kami ketemuan minggu lalu, aura saya sekarang beda. Jadi lebih cerah. Pun katanya dia senang melihat saya jadi lebih positive vibes. Dulu kata-kata semangat positif yang dia kasih selalu terpental dengan sukses oleh sikap saya yang getir. Well, saya memang sedang dipenuhi rasa syukur karena doa saya terkabul.


Pada salah satu postingan di blog ini saya pernah menulis ada dua hal yang betul-betul saya inginkan dan telah sejak lama mengusik pikiran saya. Bisa dilihat dari histori postingan blog ini betapa dua hal tersebut sering kali membuat saya putus asa dan kehilangan motivasi karena gagal dan gagal lagi.

Tapi kali ini mari bergembira. Salah satu dari dua idaman tersebut telah terwujud! Alhamdulillah. Jika tidak ada aral melintang, pertengahan bulan ini saya resmi bekerja di tempat baru di lokasi yang lebih dekat dari rumah. Doa saya terkabul! Dan ketika saya mengingat prosesnya, doa saya terkabul dengan cara berliku yang justru membuat saya mawas diri.

Selagi menunggu dengan hati berdebar apakah kali ini saya akan sungguhan menerima ucapan 'kamu diterima di perusahaan kami', saya membayangkan untuk membuat status medsos dengan ungkapan seperti 'now I know why things didn't work back then'. Lalu saya akan melompat-lompat kegirangan, kembang api meletus sahut-menyahut di langit dan bumi mendadak penuh bunga warna-warni. Bagaimana tidak, setelah mencoba berulang kali dan gagalnya pun berulang kali; dari yang baru di tahap awal sampai yang rasanya sudah tinggal selangkah lagi, saya pasti akan gembira luar biasa jika kali ini gol.

Nyatanya tidak begitu. Momen yang sudah lama dinanti-nanti itu malah memberi saya mix feeling. Saya bahkan sempat menangis frustasi malam-malam di tengah proses penerimaan; ketar-ketir apakah kali ini pun bukan rejeki saya mengingat ada beberapa hal yang tidak jelas.

Saya baca tulisan saya delapan tahun lalu ini ketika proses mendapat pekerjaan sama berlikunya. Tapi serumit-rumitnya kala itu, setidaknya saya tidak punya hal untuk dipertaruhkan. Saya pengangguran saat itu. Sedangkan kali ini saya mesti berhati-hati mengambil langkah. Jika sampai salah, hilanglah sumber nafkah saya selama ini.

Akhirnya, setelah melalui serangkaian proses yang membuat saya heran karena seakan-akan saya yang mengejar-ngejar recruiter dan calon manager saya nanti, akhirnya saya mendapat surat konfirmasi penerimaan karyawan berikut nominal gaji yang telah disepakati. Dan perkara gaji ini pula yang bikin saya humbled. Bagaimana tidak, ekspetasi gaji saya sudah ditawar sedemikian rupa dan bahkan terakhir HR mereka memberitahu saya bahwa nominal tersebut bukan take home pay alias masih harus dipotong sana-sini untuk BPJS kesehatan dan kawan-kawannya. Belum selesai sampai di situ, rupanya nantinya saya mengemban jabatan supervisor!

Olala. Ngeri-ngeri sedap! Ya Allah, sungguh tak terduga rencana-Mu. Sungguh sebuah pengabulan doa yang disertai ujian untuk naik kelas.

Inilah mengapa saya sebut momen yang saya tunggu-tunggu ini malah membuat saya mawas diri alih-alih bersorak-sorai kegirangan. 

Namun, meski membuat saya ketar-ketir karena khawatir tidak mampu perform nantinya, kepercayaan mereka dengan memberi saya posisi ini turut memberi suntikan motivasi dan kepercayaan diri untuk saya. Rasanya saya tidak ingat kapan terakhir kali memiliki kepercayaan bahwa hidup saya bisa ditingkatkan ke level selanjutnya.

Kau tahu, tidak ada yang tidak bisa dilakukan perempuan saat ia percaya diri. Saat ini saya memanggil kembali mimpi-mimpi lama yang selama ini terkubur. Saya pernah memimpikan untuk sekolah pascasarjana di luar negeri. Entah bisa atau tidak, namun saya pikir tidak ada salahnya kembali bermimpi. Ketika situasi sudah stabil di tempat baru, saya akan mencari cara untuk menuju ke sana. Saya sungguh merasa Allah sungguh Maha Baik. Jika saya terus mencoba dan berdoa, maka tidak ada yang tidak mungkin. Lihat bagaimana seorang gadis yang biasanya bitter kini telah berani bermimpi kembali.

Dan jika ditarik ke belakang, sesungguhnya banyak sekali doa-doa saya yang terkabul. Dulu saya pernah berbisik dalam hati bahwa saya kepingin kerja di kantor yang punya tim kecil, akrab dan kami bisa gila-gilaan bersama. Faktanya, terkabul! Terlepas dari hal-hal mengesalkan di kantor sekarang, saya punya banyak momen gila-gilaan di sana. 

Juga tentang keinginan memiliki rumah di komplek perumahan yang tidak perlu elit namun cukup rapi, dan kalau bisa lokasinya di Bogor karena saya sudah gumoh tinggal di Tangerangterkabul!

Kali ini pun begitu. Dulu rencana saya adalah mengambil KPR setelah mendapat pekerjaan barudengan begitu saya sudah tahu di lokasi mana harus mencari rumah. Lantas yang terjadi adalah saya mengambil KPR lebih dulu, setengah mati commuting rumah-kantor yang begitu jauh setahunan lebih, sampai akhirnya kini berjodoh dengan lokasi kantor yang dekat. 

Dulu saya berencana menghabiskan waktu setidaknya satu minggu di kampung halaman sebelum memulai pekerjaan di tempat baru. Kenyataannya saya cuma punya satu hari jeda di antara pekerjaan lama dan baru. Kabar baiknya, tahun lalu saya sudah cuti pulang kampung seminggu lebih. 

Apa artinya semua itu? Artinya adalah meski rutenya tidak sesuai dengan rencana, tapi doa saya nyatanya tetap terkabul. Saya tetap mendapat apa yang saya inginkan. Dan saya tidak ingin mencoba menghitung dan menebak amalan apa yang membuat saya dianggap layak menerima semua ini dari-Nya. Saya tidak akan pernah tahu. Barangkali ini malah doa orang tua saya yang baru terkabul sekarang. Satu hal pasti yang saya yakini adalah bahwa segalanya terjadi semata karena ridho-Nya.

Alhamdulillah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar