Rabu, 02 Agustus 2023

Habluminannas



Kejadian kecil dan sepele, tapi mampu memberimu penjelasan atas apa yang terus berkecamuk di kepalamu. Seorang penonton bioskop menggerak-gerakkan kakinya, mengguncang sandaran kursimu yang ada di depan kursinya, dan tiba-tiba saja kamu tersadar akan satu hal.


Belakangan kamu kerap berpikir tentang habluminanas atau hubungan dengan manusia. Kamu sungguh ingin menyerah... bukan berarti tidak kontak sama sekali seperti fenomena hikimori di Jepang sana... tidak, tidak sejauh itu. Kamu hanya berpikir terlalu lelah untuk berkompromi, menambah effort, menempatkan dirimu "di luar", demi memiliki ikatan antar manusia ini. Seolah kamu tidak pernah cukup; tidak cukup ramah, tidak cukup bersolek, tidak cukup bergaul, dan lainnya, dan sebagainya.

Kamu lelah mengkhawatirkan "masa muda", tentang lingkaran cekung di bawah mata, kerutan di ujung mata dan pipi yang tidak dapat menolak gravitasi. Kamu letih melawan mati-matian demi tidak dicibir perihal masa kadaluarsa perempuan. Kamu letih memikirkan gaya berpakaian agar tetap terlihat segar. Seakan dirimu yang apa adanya tidak pernah cukup. 

Dan malam ini, lewat satu kejadian tidak menyenangkan, kamu menyadari satu alasan mengapa kamu memilih menyerah saja perihal hubungan manusia ini. Kamu takut bertemu manusia menyebalkan. Mungkin kamu enggan mengakui, tapi sebenarnya kamu pribadi yang cukup sensitif, kan? Kamu sudah tahu sejak dulu, kamu sangat mudah ilfil kepada orang lain.

Kamu takut bertemu dan harus berurusan dengan manusia menyebalkan. Mereka berpotensi mengusik hidupmu yang, meski sepi, tapi cukup damai. Kamu merasa lelah untuk melewati fase "trial and error". Kamu lelah mempertanyakan diri sendiri apakah standarmu yang terlalu tinggi atau memang mereka yang, simply, less value. Mengapa kamu menghabiskan waktu untuk mengkhawatirkan tidak dapat diterima karena kurang ini-itu sedangkan mereka berpikir bahwa mereka cukup "eksis" saja.

Kalau boleh, dan ini yang mondar-mandir di kepalamu belakangan ini, kamu hanya ingin bangun tidur, pergi mencari nafkah, bergaul sewajarnya dan yahhh berkompromi di lingkup itu karena hei, kamu dibayar untuk bertahan di sana, sudah include dengan orang-orangnya, lalu ketika pulang, langsung mendekam di rumah, melakukan apapun yang kamu suka. Tidak ada paksaan untuk keluar, bergaul dengan teman atau tetangga karena memang kamu enggan. Kamu tidak berniat jadi pribadi misterius dan untouchable, hanya saja secara natural, cara hidup reserved memang yang paling memuaskan bagimu.

Ini yang ada di kepalamu hari ini. Jangan tanya besok bagaimana. Bisa saja berubah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar