Tahun lalu, ketika menjejaki pekerjaan dengan level yang lebih tinggi, saya dibuat percaya bahwa saya mampu. Bahwa saya punya potensi untuk menapaki jenjang karir. Lantas, dengan anggapan dan harapan bahwa saya harus memperluas peluang di masa depan, saya pun akhirnya daftar kuliah lagi.
Saya sudah lulus Diploma 3, tapi dengan jurusan yang sangat jauh dari bidang pekerjaan saat ini. Hal yang mana sering membuat saya ragu setiap kali ingin melamar sebuah pekerjaan. Tidakkah latar pendidikan saya terlampau melenceng dengan pekerjaan saat ini meskipun saya jelas memiliki pengalaman kerja yang relevan? Sekalipun saya tetap memberanikan diri melayangkan lamaran kerja, tidakkah CV saya gugur di proses administrasi awal karena level yang "cuma" sampai Diploma 3?
Karena itulah akhirnya saya memutuskan untuk sekolah lagi. Setelah mencari info berbagai macam kampus, saya akhirnya menetapkan pilihan untuk mendaftar di Universitas Terbuka untuk level Strata 1. Sangat ideal untuk pekerja dan introvert seperti saya. Perkualiahan seluruhnya dilakukan secara daring alias online. Ada opsi untuk menyelenggarakan kelas tatap muka, tapi ada berbagai syarat di belakangnya. Tentu saja yang saya tidak berminat. Terima kasih.
Saya ikut program RPL alias Rekognisi Pembelajaran Lampau, di mana saya bisa mengajuan pengakuan atas capaian pendidikan formal dan pengalaman kerja yang relevan. Saya sampai jauh-jauh mendatangi gedung UT di Jakarta Timur untuk memperoleh informasi ini. Saya juga membuat surat pernyataan perihal pengalaman kerja dengan tanda tangan bos lama. Saya ajukan klaim untuk sekian banyak mata kuliah. Awalnya cuma beberapa mata kuliah yang lolos--terlalu sedikit dari total yang saya ajukan. Akhirnya saya datang lagi ke gedung UT di Pamulang untuk menemui orang-orang di Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Setelah kedatangan itu dan beberapa telepon follow up, akhirnya pengajuan RPL saya kurang lebih membebaskan saya 3 semester.
Langkah selanjutnya di UT adalah mendaftarkan mata kuliah. Saya otomatis dapat program Non-Sipas atau Non Sistem Paket Semester. Artinya saya bebas mengambil mata kuliah secara acak dan satuan, tidak tetap per semester. Ketika mendaftar mata kuliah itu sekaligus menentukan jadwal UAS. Kalau ada hari yang bentrok antara satu matkul dengan matkul lainnya, kita mesti ganti dengan matkul lain. Tiap matkul wajib ambil buku modul yang setelah bayar semester bakal nyampe di depan rumah kita.
Saya memilih UT Daerah Jakarta; lebih mudah dijangkau daripada yang di Pamulang sana. Tapi untuk lokasi ujian, saya ambil di daerah dekat domisili saat ini. Sejauh ini untuk UAS
Sekarang saya semester 3. Dua semester sebelumnya saya maksimal cuma bisa ambil 20 SKS; kurang lebih untuk 6 matkul. Tapi di semester ini saya bisa ambil 24 SKS. Demi lulus segera, saya targetkan lanjutan kuliah ini selesai dalam 5 semester. Jadi, mulai semester 3 ini saya ambil 8 matkul!
Ada dua layanan jenis kelas daring yang bisa diambil mahasiswa UT: Tuton dan TMK. Awal-awal saya belum terlalu paham, dan berakhir dengan semester 1 saya kebagian 1 matkul kelas Tuton dan 5 matkul TMK. Semester 2, atas kesalahan teknis saya kebagian 6 matkul TMK. Dan semester 3 ini, saya sudah amat yakin sudah sangat cermat mencentang pilihan untuk separuh Tuton dan separuh TMK, tapi end up 8 matkul TMK! Awalnya frustasi dan pingin nangis, tapi makin ke sini saya rasanya bakal menyelesaikan sisa semester dengan ambil kelas TMK terus.
Jadi, kelas Tuton alias Tutorial Online adalah jenis kelas dengan kegiatan diskusi daring dan kuis setiap minggunya, serta 3 kali tugas tertulis. Di kelas Tuton, durasi waktu untuk setiap tugas umumnya lebih panjang; sekitar 2 mingguan. Kontribusi nilai Tuton terhadap nilai akhir maksimal sebesar 30 %. Untuk mengakses tugas-tugas diskusi dan tugas tertulis bisa kunjungi ke link E-learning.
TMK adalah Tugas Mata Kuliah. Setiap matkul akan ada 3 tugas per 2 minggu, dengan durasi pengerjaan 6 hari. Inilah kenapa saya awalnya galau berat di semester ini kenapa tiba-tiba 8 matkul saya jenis TMK semua! Ngerjain tugas 8 matkul dalam waktu 6 hari sementara saya kerja full time??? Alhamdulillah semester ini saya dimampukan untuk submit tugas tepat waktu, walaupun belum tau nilai akhir saya nanti gimana. Kontribusi TMK sendiri untuk nilai akhir adalah 20 %. Untuk program TMK bisa diakses di App TMK. Aplikasinya sendiri baru bisa login kalau sudah masuk jadwal pengerjaan TMK.
Cara belajar di UT jelas bersifat mandiri. Terserah. Dan yang betul-betul diperhitungkan adalah nilai UAS. Iya, proses belajarnya terserah elo semua, yang sebenarnya menentukan adalah nilai saat kita UAS. Kalau nilai UAS di bawah standar, baru deh Tuton dan TMK bisa berperan. Tidak menghargai proses belajar dan ketekunan pengerjaan tugas kuliah--semata-mata hanya melihat hasil dari ujian 2 jam??? It is what it is.
Sejauh ini saya sudah merasakan 3 jenis UAS dan 2 gedung sekolah untuk ujiannya. Ada jenis ujian UTM alias Ujian Tatap Muka. Dalam 1 kelas (literally ruang kelas) ada sekitar 20 mahasiswa dari berbagai jurusan dan semester. Setiap mahasiswa dapat lembar soal dan lembar jawaban dengan nama sendiri yang sudah tercetak. Kemungkinan mendapat jadwal dengan mahasiswa lain yang sedang ujian matkul yang sama terbilang kecil, jadi jangan pernah berharap bisa saling nyontek. Tapi jujur saya nggak peduli. Kepentingan saya cuma buat ujian, trus pulang kalau sudah beres.
UTM pakai sistem soal pilihan ganda dengan lembar jawaban yang harus diarsir sampai bulatan penuh dengan pensil. Sebelumnya kita akan diminta menulis ulang kalimat pernyataan dengan huruf sambung yang menyatakan bahwa kita adalah benar mahasiswa UT yang namanya tercantum di lembar soal dan lembar ujian. UTM dilakukan dengan cara tutup buku. Durasi pengerjaan 2 jam.
Ada lagi UO alias Ujian Online. Ini adalah jenis ujian dengan media komputer yang tersambung internet. Jelas hanya bisa dilakukan di gedung sekolah yang punya laboratorium komputer pribadi. Nanti kita akan masuk ke laman ujian. Kata sandi untuk masuk ke laman soal ada di KTPUO (Kartu Tanda Peserta Ujian Online). Soalnya juga pilihan ganda. Selesai pengerjaan kita juga bisa langsung tahu berapa total jawaban kita yang benar.
Lalu ada jenis ujian THE alias Take Home Exam. Saya agak kecele awalnya dapet ujian jenis ini karena memang baru di semester ini saya dapet. Dan pengalaman UAS jenis inilah yang menggerakkan saya buat nulis postingan ini. Saya kan pelupa banget orangnya. Kemarin pas jadwal UTM pun saya kelupaan bawa pensil. Sekiranya semester depan, kalau kepala saya terlalu penuh untuk mengingat-ingat sistem pembelajaran di UT, saya bisa mampir ke postingan ini untuk menyegarkan ingatan.
By the way, THE, seperti namanya, bisa dilakukan di rumah. Ada 3 matkul dengan jenis ujian THE yang sudah saya selesaikan sejauh ini. Masing-masing berisi 4 soal esai. Rentang waktu pengerjaannya adalah 24 jam, tapi durasi pengerjaannya sendiri cuma 6 jam dihitung dari waktu unduh soal. Dalam rentang 6 jam tersebut, kamu sudah harus unggah BJU alias Buku Jawaban Umum.
Hari pertama ujian THE, saya masih berpikir... ah, lama lah 24 jam buat ngerjain ujian. Saya lantas dengan santainya mengunduh soal matkul Manajemen SDM jam setengah 10 di kantor. Baru deh di situ sadar pas ngeliat batas akhir submit jawaban sekitar jam setengah 3 sore! Walhasil saya gedebak-gedebuk pulang setengah hari, dan ngerjain ujian sedapet-dapetnya. Fiuh!
Hari ini, saya sudah beres ujian 6 dari 8 matkul. Dua matkul lainnya misah di akhir Januari tahun depan. Huft, ketahan buat hiling-hiling self reward ceunah! Wkwkwk.
Jadi, begitulah ceritanya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar