Yeayyy, it's my second solo travelling! Dan tercapai juga
jalan-jalan ke pantai setelah edisi liburan ke Jogja awal Agustus lalu.
Motivasi liburan kali ini adalah menghilang. Tersesat.
Pokoknya saya pingin berada ratusan kilometer dari tempat saya beraktivitas
sehari-hari. Saya pingin menyepi dan menepi. Jauh dari distorsi isi kepala
orang lain. Dan akhir November kemarin terwujudlah keinginan itu.
Awalnya berniat ke Bandung. Namana JJS (jalan-jalan sendiri)
harus ektra hati-hati dari segi keamanan. Perempuan pula. Jadi pilihan amannya
ya jalan-jalan keliling kota. Tapi lalu saya ngeliat serial Turki sewaktu
adegan tokohnya duduk dengan latar belakang pantai dan kepakan sayap-sayap
burung camar. Damn! Pantai! Sounds perfect!
Anyer! Dulu sekali, entah untuk urusan apa, saya lewat ke
daerah sana dan melihat pantai di sepanjang jalan. Plus belum lama ini kakak
saya menginap di sekitaran Pantai Cerita dan dia bilang pantainya bagus.
Pantai bagus adalah faktor ke sekian. Saya cuma mau melihat
laut dan mendengar nyanyian alam yang katanya paling merdu. Pantai bersih,
cukuplah.
Jadi dimulailah perburuan hotel di sekitaran Anyer. Saya
coba cari di Pegipegi. Berdasarkan bujet, maka terpilihlah Resort Prima Anyer
di Jalan Pasauran. Dari deskripsi dan foto-foto yang dipajang, hotelnya cukup
memenuhi ekspetasi. Intinya saya ga mau wara-wiri ke tempat wisata. Saya mau
beredar di sekitaran hotel tapi dapet apa yang saya cari yaitu pantai.
Saya itu kadang-kadang impulsif. Sesekali saya membiarkan
gerak hati mengalahkan akal sehat. Pergi ya pergi. Ga usah kebanyakan
pertimbangan. Banyak pertimbangan kadang melumpuhkan niat. Tapiiii, tanggung
sendiri resikonya. Tanggung sendiri pahit-asamnya. Seperti JJS, karena ga
seorang pun memaksa saya untuk pergi (dan bahkan, sebelum tertulis di blog ini,
ga seorang pun yang tau kalau saya pergi), maka saya nggak perlu ngeluh atas
apa yang terjadi kemudian. Diterima aja dengan hati ikhlas.
Soal hujan misalnya. Mana asyik sih jalan-jalan pas hujan,
ke pantai pula! Jadi mestinya pilih-pilih tanggal lah kalau mau holiday.
Tapi eits, tunggu dulu. Mantai di kala mendung itu asyik
juga loh. Memang kita nggak bisa lihat langit biru, tapi hawanya menyenangkan
buat hilir-mudik di tepi pantai. Nggak terik dan menyengat. Pokoknya bersahabat
lah cuaca kemarin itu. Sepanjang pagi diguyur hujan dan pas saya mulai
jalan-jalan di pantai sekitar jam 2-an siang, suasananya enak banget.
Mendung-mendung ke pantai? Asyik juga kok! |
Plus kebantu dengan lokasi resort saya yang cozy. Bagian
pantai berpasirnya ada, yang bebatuan juga ada. Di depan kamar-kamar juga ada
gazebo dan pondok-pondok kecil yang teduh.
Seperti kata para reviewer, standard room di resort nggak
menghadap pantai. Saya udah tahu dan bisa terima. Tapi nggak nyangka juga kalau
bener-bener di seberang pantai. Dari meja resepsionis aja saya diantar pake
motor! Hahaha. Kirain maksudnya deket pantai juga cuma ga menghadap langsung
aja. Kirain begitu.
Tapi bersyukurlah kamar saya nggak pas menghadap pantai.
Masalahnya pas malem-malem saya ke meja resepsionis buat manfaatin fasilitas
wifi, saya dibikin parno sama suara deburan ombak. Wuss! Serem, cuy! Pas
siang-siang aja saya dibikin dag-dig-dug sama suara ombak, apalagi malem! Bisa
nggak tidur kali kalau dapet kamar pas di depan pantai!
Sebetulnya ombaknya ga tinggi. Bergulung-gulung iya, tapi ga
tinggi. Wehhh, kebayang gimana kalau ke Pantai Selatan yang katanya ombaknya
gede-gede kalau yang level Anyer aja udah ciut! Hahaha.
Tapi ketakutan saya ini banyak faktornya juga sih. Faktor ga
bilang-bilang ke Nyokap misalnya. Hahaha. Trus di sepanjang jalan banyak marka
tentang evakuasi tsunami. Saya yang dasarnya rada phobia sama air yang banyak
jelas makin parno.
Sebagai resort, Prima Anyer udah okelah. Kita bebas main di
pantai yang relatif bersih. Kalau dateng pas weekdays, pantainya serasa punya
pribadi. Sepi, cuy! Jalanannya juga cukup lengang. Daerahnya jauh dari
keramaian. Kerasa suasana desanya. Kalau ada yang punya motivasi menyepi
sejenak dari riuhnya kehidupan seperti saya, Prima Anyer Resort bolehlah
dijadiin pilihan.
Tapi karena itu juga jangan terlalu ngarep fasilitas yang
wow. Kamar nyaman, bersih dan temaram. Seprai dan selimut bernoda di beberapa
bagian. Selimutnya sendiri lucu; selimut bahan spandex dilapis kain katun putih.
AC dingin. Perlengkapan mandi lengkap. TV-nya cuma dapet kanal Indosiar, TV One
dan Trans 7. Kamarnya cukup lah. Yang bikin bete palingan colokan yang cuma ada
di kamar mandi, deket wastafel. Ada sih di kamar, tapi udah kecolok TV. Jadi
deh saya nangkring di atas wastafel sewaktu ngutak-atik HP.
Kolam renang tersedia di masing-masing bagian resort.
Dangkal dan berpasir. Terutama yang deket pantai, soalnya kayaknya banyak yang
langsung nyemplung habis main di pantai.
Sarapannya standar: nasi goreng. Yang bikin nggak standar itu mungkin karena saya makannya di gazebo luar. Keren abis! Sarapan ditemenin suara dembur ombak dan pemandangan pantai. Ga mungkin bisa lebih baik lagi!
Terlepas dari segala kekurangan, saya pingin suatu saat
balik ke Prima Anyer. Bagi saya segala yang ada di resort itu udah mencukupi.
JJS kali ini juga jadi tambahan referensi tentang kegiatan liburan. Ga harus ke
tempat wisata atau kulineran, ngendon di hotel juga udah asyik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar