Jumat, 26 Oktober 2018

Review Dorama Jepang Love That Makes You Cry



Motivasi saya nonton dorama Love That Makes You Cry (LTMYC) awalnya untuk kebutuhan pekerjaan. Pingin sekali-sekali melipir dari drakor. Setelah lihat-lihat beberapa judul yang tersedia di aplikasi Viu, terpilihlah dorama ini. Ini merupakan dorama pertama yang saya tonton sampai tamat setelah sebelumnya dorama-dorama lain cuma saya tonton 1-2 episode awalnya aja. Motivasi lebihnya karena LTMYC cuma berjumlah 10 episode dengan durasi masing-masing nggak nyampe 1 jam. Dorama ini produksi tahun 2016 dan tayang di Fuji TV.



Sinopsis singkat


Sugihara Oto (diperankan oleh Kasumi Arimura) adalah seorang gadis yatim piatu yang diadopsi sebuah keluarga. Demi memperbaikin nasib dan melunasi hutang keluarga, ayah angkatnya berencana menikahkan Sugihara dengan seorang pria kaya di kota mereka. Awalnya Sugihara menerima dengan pasrah rencana ayah angkatnya tersebut. Apalagi ia selalu diingatkan atas jasa keluarga angkat yang sudah membesarkannya. Namun pertemuannya dengan Soda Ren (diperankan oleh Kengo Kora), seorang pemuda yang bekerja di perusahaan jasa pindahan rumah, membuat Sugihara mengingat-ingat kembali mimpinya untuk hidup mandiri dan melakukan apapun yang disukainya. Suatu malam, Sugihara nekat kabur ke Tokyo bersama Soda. Sayangnya, ketika baru saja tiba di Tokyo, keduanya tak sengaja terpisah.

Satu tahun kemudian, Sugihara sudah mewujudkan mimpinya untuk hidup mandiri. Ia kini tinggal di sebuah apartemen kecil dan bekerja sebagai perawat di panti jompo. Meski pekerjaannya berat, Sugihara tetap merasa puas dengan kemandiriannya. Keinginannya yang masih mengganjal hanya satu, yaitu bertemu lagi dengan Soda. Ketika akhirnya keduanya bertemu lagi, di sisi Soda sudah ada Hinata Kihoko (diperankan oleh Mitsuki Takahata), sementara di sisi Sugihara ada Ibuki Asahi (diperankan oleh Takahiro Nishijima). Bisakah cinta mereka akhirnya bersatu?


Cerita yang membuat percaya

source


Katanya, kekuatan dorama Jepang dibandingkan dengan drakor adalah dari segi cerita yang unik dan fokus. Dengan jumlah episode yang sedikit, dorama nggak akan menyajikan cerita yang melebar kemana-mana. Dan, konon dorama itu menonjolkan pesan, alih-alih hiburan komersil semata. Dengan mengusung genre romens, pesan moral dorama LTMYC ini barangkali bahwa cinta tidak bisa dipaksakan. Klise? Iya. Tema besarnya pun sederhana aja memang; tentang lika-liku sejoli sampai akhirnya bisa bersama. Yang bikin spesial adalah sisi penokohannya, menurut saya.

Salah satu yang menarik minat saya untuk lanjut nonton adalah kepercayaan akan tokoh-tokohnya. Soda dan Sugihara diceritakan harus hidup hemat, sampai buat beli sekotak jajanan pun mesti dipikir dua kali. Dan saya percaya mereka memang begitu karena separuh episode dorama ini keduanya selalu pakai jaket yang sama; Sugihara dengan jaket kuning tua yang dipakainya sejak kabur dari desa, dan Soda dengan jaket hijau army yang nggak lain adalah jaket seragam kerjanya. Seakan-akan mereka emang segitu ngiritnya sampe nggak merasa perlu beli jaket baru, yang ada aja dipake. Maaf, tapi saya nggak bisa untuk nggak membandingkan dengan drakor yang harus diakui sangat menonjol sisi komersilnya. Dalam artian, drakor juga berfungsi sebagai iklan produk. Tahu kan, apa-apa yang dipake artis biasanya langsung jadi buruan penggemar. Karena itu kita selalu melihat para aktornya berpenampilan keceh sekalipun ceritanya sang karakter menafkahi diri dengan jalan bekerja paruh waktu dan itu pun masih ngutang uang sewa kamar.




Katanya, aktor Jepang itu gantengnya nggak separipurna aktor Korea. Sejauh pengamatan saya sih emang iya. Aktrisnya cantik-cantik, tapi aktornya? Kalah jauh dari segi kegantengan aktor Korea! Beberapa yang pernah saya lihat malah pendek-pendek. Hihihi. Tapi itu nggak jadi masalah, setidaknya di dorama LTMYC. Aktor pemeran Soda dan Ibuki emang nggak super ganteng tapi mereka pas dengan peran masing-masing. Bukan berarti orang yang hidup pas-pasan pasti mutlak penampilannya kucel, tapi logisnya begitu, kan? Pemeran Sugihara tidak digambarkan selicin porselen. Manusiawi. Sebagaimana layaknya seseorang seperti dia di kehidupan nyata. Setidaknya buat saya, hal-hal semacam ini menimbulkan kepercayaan terhadap ceritanya.


Hubungan

source


Kalau mengenang rasa cintanya pada Soda, Sugihara selalu merasa sedih. Selaluuu ada aja halangannya buat mereka berdua. Setelah bertahun-tahun tetap ada penghambat. Padahal keduanya sejak awal sudah sama-sama mengakui perasaan masing-masing. The love always makes them cry. 

Waktu nonton dorama LTMYC, saya keingetan artikel ini. Pada poin ke dua, kurang lebih dikatakan kalau drakor sering melupakan fakta bahwa sebuah hubungan antar dua orang biasanya ditentukan oleh faktor kesamaan minat. Well, salah satu adegan khas drakor, terutama genre romens, adalah pertemuan pertama nan unik kedua pemeran utama. Pertemuan pertama ini seringnya ngeselin, bikin kedua hero kita saling membenci dan musuhan. Tapi anehnya, menimbulkan kesan mendalam dan, bahkan, bikin jatuh cinta pada pandangan pertama. Ahhh, penonton setia drakor pasti sudah hapal!


source


Kalau di LTMYC, Soda dan Sugihara berasal dari strata sosial yang sama, dan mereka sama-sama menemukan sepotong sosok "ndeso" di hati masing-masing. Keduanya sama-sama tertarik memperhatikan bunga yang tumbuh mencuat di antara batu trotoar, sama-sama mempertahankan kepolosan orang desa, dan sama-sama mencoba bertahan hidup di Tokyo meski tak mengerti dengan individualisme orang kota. Lalu keduanya sama-sama sabar dan berminat mendengar cerita masing-masing. Sebuah cerita yang mungkin kalau diceritakan di depan orang lain akan dianggap nggak penting. Misalnya waktu Sugihara cerita di depan Soda tentang warna langit yang dia lihat waktu dia kecil. Nggak ada yang spesial sama langitnya sebetulnya. Cewek ini cuma mau ada yang mendengar ceritanya. Udah, itu aja, titik. Tiap orang rasanya punya satu kisah yang pingin dia ceritain meskipun sebenarnya ceritanya nggak penting-penting amat. Related.


source

Kedua karakter ini berbagi keresahan masing-masing. Sugihara menyimak sewaktu Soda mengutarakan ketidakpahamannya dengan orang-orang kota. Kenapa ada orang-orang yang mengeluhkan keterlambatan kereta karena ada kecelakaan? Laki-laki ini nggak paham; kecelakaan berarti ada orang-orang terluka, tapi kok ada orang yang mengabaikan fakta itu dan tetap memetingkan dirinya sendiri?


Kekurangan 

source

Dorama LTMYC bergulir dalam 3 periode: saat Sugihara dan Soda bertemu pertama kali di Hokkaido, satu tahun kemudian di Tokyo, lalu beberapa tahun kemudian setelah bencana gempa besar mengguncang Jepang yang akhirnya mengubah total kehidupan keduanya. Waktu Soda berubah total menjadi dingin dan sinis, menurut saya  transisinya nggak begitu mulus. Pun sewaktu Soda kembali lagi menjadi dirinya yang dulu. Kurang smooth. Plotnya sendiri bergulir pelan ~~ bagi beberapa orang mungkin akan terasa membosankan. Meskipun sinopsis yang tertera di Wikipedia adalah ini tentang pahit-manis kehidupan 6 anak muda di Tokyo, tapi sejujurnya, di luar cerita Sugihara dan Soda, saya kurang peduli dengan 4 lainnya. 


source



Recommended?

Tentu, jika kamu menyukai cerita cinta sederhana, nggak neko-neko, bersahaja dan realistis. Nilai plusnya lagi di dorama ini masalah di antara kedua pemerannya selalu diselesaikan dengan berkomunikasi. Dengan jalan mengobrol baik-baik. Endingnya pun begitu. Tidak dengan cara kemunculan mendadak nan dramatis ala pangeran dan putri. Cukup dengan duduk berhadapan, saling menatap, lalu mendiskusikan kemampuan sekaligus keterbatasan diri. Sesederhana itu. Seberani itu. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar