Selasa, 02 Oktober 2018

Review Drama Because This is My First Life



Kisah kawin kontrak nampaknya nggak habis-habis dijadikan tema drama Korea ya? Lima atau bahkan sepuluh mendatang bisa jadi tema begini masih bakal didaur ulang. Because nothing is new under the sun, bukan berarti tema begini sudah sama sekali nggak bisa dinikmati lagi loh. Salah satu drama yang mengangkat tema mainstream ini adalah Because This is My First Life.


Drama TVN ini tayang musim gugur tahun 2017 lalu dengan jumlah 16 episode, mengambil slot Senin-Selasa. Saya nonton maraton 3 - 4 episode per hari belum lama ini. Alasan saya kepingin nonton ini karena cukup banyak yang bilang dramanya bagus dan realistis. Romcom sebetulnya bukan genre favorit saya. Tapi cerita-cerita realistis selalu menarik perhatian saya. Dan kayaknya drama ini populer banget secara internasional. Di Korea sendiri? Kalau dibandingin rating drama-drama TVN belakangan sebetulnya ketinggalan jauh. Yang saya lihat di wikipedia, ratingnya "cuma" di kisaran 2 sampai 4 koma sekian.  



Sinopsis singkat

source


Yoon Ji Ho (diperankan oleh Jung So Min) berprofesi sebagai asisten penulis drama pagi. Sebagai asisten penulis, Ji Ho merasa tidak berkembang. Ide-idenya selalu dirombak total oleh penulis utama yang mempekerjakannya. Ji Ho ingin menulis tentang sesuatu yang apa adanya khas anak muda, tapi menurut bosnya, penonton hanya menginginkan konflik. Karena menjadi penulis sudah menjadi impiannya sejak dulu, Ji Ho mencoba bertahan, termasuk menghadapi dengan sabar pola kerjanya yang terpaksa cuma bisa pulang ke rumah setiap 3 bulan sekali.

Saat jatah pulangnya suatu hari, Ji Ho harus menghadapi kenyataan bahwa kemungkinan ia akan terusir dari rumah yang sebetulnya dicicilnya sendiri. Apa pasal? Adik laki-lakinya menghamili pacarnya. Keduanya tentu mesti menikah. Ji Ho awalnya bertekad mempertahankan rumahnya tersebut. Namun saat calon adik iparnya mengumumkan bahwa jabang bayinya berjenis kelamin lelaki, Ji Ho sadar, the game is already over. Ayahnya adalah penganut budaya patriarki sejati, yang mau bagaimanapun pasti akan selalu memihak laki-laki.

Kenyataan yang dihadapi Ji Ho itu membingungkan Woo Soo Ji (diperankan oleh Esom), sahabatnya yang lama tinggal di luar negeri. Tapi bagi sahabat Ji Ho yang lain, Yang Ho Rang (diperankan oleh Kim Ga Eun), situasi tersebut sangat biasa di Korea. Sebagai langkah solusi, Ho Rang kemudian membantu mencarikan tempat tinggal untuk Ji Ho. Lewat koneksi pacarnya, Sim Won Seok (diperankan oleh Kim Min Seok), Ji Ho kemudian bisa tinggal di sebuah apartemen tanpa harus membayar deposit. Syarat si induk semang cuma penyewa harus membayar biaya kamar bulanan, memberi makan kucing peliharaan, dan memilah sampah daur ulang. 

Awalnya Ji Ho mengira induk semangnya adalah perempuan. Pun demikian dengan si induk semang, Nam Se Hee (diperankan oleh Lee Min Ki), mengira penyewanya adalah laki-laki. Begitu akhirnya bertemu di dalam apartemen, Ji Ho pun memutuskan untuk pindah. Tapi karena satu insiden memalukan dengan rekan kerja yang dulu ditaksirnya, Ji Ho kembali ke apartemen Se Hee. Se Hee yang puas dengan peran Ji Ho selama tinggal di apartemennya dan butuh dana tambahan untuk melunasi cicilan KPR, plus sama-sama suporter Arsenal, menawarkan Ji Ho untuk tetap tinggal di apartemennya. Dari statistik yang dibuat Se Hee atas penyewa-penyewa kamar di apartemennya sebelumnya, Ji Ho terbukti sebagai penyewa dengan skor tertinggi alias paling cocok gaya hidupnya dengan yang diharapkan Se Hee.




Se Hee yang bekerja sebagai perancang aplikasi kencan dengan semboyan "kencan aja, jangan nikah!" tiba-tiba mengajak Ji Ho menikah. Ia malas selalu didesak, bahkan diancam orangtuanya, supaya segera menikah. Namun mendapat pasangan untuk orang sekaku, sepraktis, dan seirit Se Hee bukan perkara gampang. Teman kencan buta yang disodorkan ibunya, ogah diminta ikut patungan bayar cicilan apartemennya. Akhirnya, Se Hee mengajak Ji Ho untuk kawin kontrak selama 2 tahun. Win-win solution; Se Hee bebas desakan orangtuanya dan tetap mendapat biaya sewa dari Ji Ho, sementara Ji Ho bebas urusan tempat tinggal selama 2 tahun dengan hanya harus membayar uang sewa relatif ringan. Dan bermula dari kawin kontrak inilah kisah cinta keduanya dimulai.



Pernikahan kontrak  

source


Dari sekian banyak (nggak banyak juga sih sebetulnya yang saya tonton!) drakor yang mengangkat tema pernikahan kontrak, terus terang saya nggak pernah menemukan alasan yang betul-betul mendesak kenapa sejoli itu mesti banget menikah. Tapi ya syudahlah ya, namanya drakor, bergenre romcom pula. Pokoke kedua pemeran utama gimana pun harus tinggal satu atap, atau minimal deketan. Karena baru dengan begitu mereka bisa menjalani pasang-surut kehidupan berdua, dan akhirnya timbul perasaan senasib-sepenanggungan. Tsaaah!

Tapi yang menarik di drama ini, diperlihatkan gimana riweuhnya sebelum hari H. Kan biasanya di drakor gitu. Ujug-ujug nikah, paling banter diliatin pas fitting gaun. Tapi di sini nggak. Di sini diperlihatkan saat Se Hee dan Ji Ho sama-sama memperkenalkan diri ke keluarga masing-masing. Pake bawa oleh-oleh segala buat camer masing-masing ~ yang kemudian dihitung ketat oleh Se Hee. Diperlihatkan juga pertimbangan orang tua masing-masing tentang calon menantu mereka. Se Hee yang sudah punya rumah, meski masih nyicil, dan punya pekerjaan tetap, dianggap layak menjadi suami Ji Ho. Sementara Ji Ho yang lulusan universitas ternama, dianggap ideal bagi keluarga Se Hee yang berpendidikan.

Selain itu, seperti di Indonesia, diperlihatkan juga perbedaan keinginan antara orang tua dan anak tentang perlunya menggelar resepsi. Atas masukan bos sekaligus sahabat Se Hee, Ma Sang Goo (diperankan oleh Park Byung Eun), sejoli ini akhirnya sepakat menggelar resepsi, yang tentunya biayanya bakal ditanggung berdua. Alasan yang diajukan Sang Goo pun nggak beda dengan yang terjadi di sini, "Daripada seumur hidup harus ngedengerin repetan panjang orang tua tentang kenapa ogah ngegelar resepsi, mending tahanin 2 jam buat hadir di resepsi sendiri. Biayanya nggak sebanding dengan keluhan mereka."

Dari drama ini saya semakin bertanya-tanya, kok kayaknya di Korea sana, atau paling nggak seperti yang diperlihatkan dalam drama-dramanya, pernikahan bagi mereka setara dengan pake gaun putih panjang trus foto berdua. Pokoknya yang begitu pun sudah terhitung menikah buat mereka. Meregistrasi status menikah di catatan sipil adalah level selanjutnya, yang masih terhitung pilihan untuk dilakukan atau nggak. Bener nggak sih pendapat saya ini? Bagusnya sih di drama ini diceritakan Ji Ho menyadari bahwa dia dan Se Hee terlalu menyepelekan arti pernikahan. 



The Girls

source

Selain bercerita tentang pernikahan kontrak, drama Because This is My First Life juga mengetengahkan kisah persahabatan antara Ji Ho, Woo Ji, dan Ho Rang. Ketiganya punya masalah sendiri-sendiri berkaitan dengan kehidupan cinta masing-masing. Ketiganya sudah bersahabat sejak SMA di desa dulu. Kini, ketiganya sama-sama saling mendukung dan menguatkan.

Ji Ho digambarkan sebagai gadis kalem dan nggak neko-neko. Tapi itu hanya penampakan dari luar. Seperti kata Ho Rang, Ji Ho sebetulnya punya kegilaan yang mungkin nggak akan dilakukan bahkan oleh orang yang dianggap liar. Misalnya Ji Ho pernah nekat ke Seoul buat kuliah sastra sampe bapaknya selama satu semester mengira Ji Ho kuliah ilmu pendidikan di desa mereka. Karena itu waktu Ji Ho mengabarkan dia mau nikah, dua sahabatnya itu nggak kaget-kaget amat. Di mata mereka, pada saat-saat tertentu Ji Ho memang tipe yang akan mengejutkan banyak orang dengan keputusan beraninya.

Kenapa berani? Karena Ji Ho yang sampe berusia 30 tahun belum pernah pacaran ini tiba-tiba membawa kabar kalau dia mau kewong. Sama induk semang yang baru sebentaran dikenalnya pula. Sewaktu Ji Ho menemukan fakta bahwa rekan kerjanya di PH ternyata sudah punya pacar, dan selama ini tuh cowok cuma sekadar bikin geer dia, Ji Ho bernarasi begini, "Ternyata di usiaku yang sudah 30 tahun pun, aku tetap belum bisa membedakan antara kebaikan dan cinta." Lalu, ketika sudah menikah dengan Se Hee, rupanya Ji Ho sekali lagi terperangkap dalam "cinta sendiri". Dia malah menikmati peran sebagai Nyonya Nam; sesaat lupa kalau pernikahannya cuma kontrak semata. Pahitnya, Se Hee sendiri yang mengempaskan Ji Ho yang sudah sempat mengawang.  

Sepanjang drama, kita memang akan banyak mendengar narasi sepi Ji Ho. Tentang impiannya, tentang cintanya, tentang harapan keluarganya dan bahkan tentang hasrat seksualnya yang pertama. Kebanyakan getir. Segetir kata-kata Ji Ho ke adik iparnya sewaktu dia beranjak meninggalkan rumah. Si adik iparnya ini bilang kalau Ji Ho nggak perlu keluar dari rumah hanya karena ia dan adik Ji Ho bakal menikah. Kata Ji Ho, di kehidupan mendatang dia mau jadi siput karena siput nggak bakal terusir dari rumahnya sendiri. Kata Ji Ho ke adik iparnya, "Aku tahu kalian masih muda jadi kurang peka, tapi kalian juga jangan keterlaluan. Ketika nanti anak kalian lahir, kalian pasti akan memintaku untuk menjaganya, sementara aku juga harus tetap bekerja." Duh, Mbak Ji Ho!

Sementara itu Woo Ji punya masalah di kantornya. Karena hobinya nggak pake bra, dan pernah sesekali kelupaan nggak pake sewaktu ngantor, dia jadi sasaran keusilan dan bahkan pelecehan seksual dari rekan-rekan kerjanya. Woo Ji punya gaya hidup bebas dan ogah berkomitmen lebih jauh gara-gara trauma dengan pengalaman ibunya. Perlu banyak usaha dari Sang Goo untuk meyakinkan Woo Ji untuk berkomitmen. Secara umum, Woo Ji ini tipikal wanita karir yang punya pendirian. Daya tariknya sebagian besar adalah pendiriannya yang teguh itu.

Sementara sahabat Ji Ho yang satu lagi yaitu Ho Rang adalah cewek ceria yang bekerja di restoran. Jabatannya sepertinya setingkat supervisor gitulah. Dan dia bermasalah dengan pacar brondongnya yang udah 7 tahun (atau 8 tahun ya? lupa euy!) yang masih belum juga melamarnya. Padahal cita-cita Ho Rang dari dulu adalah jadi ibu rumah tangga yang tinggal di rumah mertua. Ajaib kan cewek ini? Meski tampak rapuh, tapi Ho Rang justru menolak meratapi nasib. Menurutnya, dulu si Won Seuk pun nggak ada potensi sebagai pacar ideal, tapi berkat kesabarannya, pacarnya itu berubah juga. Dan kini tahap menjadikan Won Seuk sebagai calon suami ideal.

Saya suka ketiga karakter cewek di drama ini. Mudah aja membayangkan mereka ada di kehidupan nyata. Yang menggangu palingan make up mereka. Iya, make up. Di mata saya kulit wajah mereka selalu terlihat lebih cerah ketimbang kulit leher. Belang, gitu. Yang cukup menggangu sewaktu adegan Ji Ho sehabis mandi. Rambutnya dililit handuk pula, tapi kok wajahnya kayak bukan orang yang baru mandi ya? Padahal saya yakin banget Jung So Min udah cantik tanpa make up yang always on begitu. 



The boys

source


Se Hee itu rasional dan efisien. Fungsional sebagai manusia, nggak nyusahin sekaligus nggak mau nyusahin, tapi untuk kehidupan bermasyarakat, tipe kayak dia gini mungkin dianggap kasar dan nggak sopan. Kadang-kadang, kepelitannya keiritannya bikin risih sih. Semuanya dihitung untung ruginya. Ji Ho juga kadang sampe malu. Paling lucu sewaktu dia nunjukin statistik kelemahan-keunggulan para penyewa kamar ke Ji Ho. Kocak karena dia serius banget ekspresinya. Kayaknya sih untuk peran ini Lee Min Ki sengaja monyong-monyongin mulut. Iya nggak sih? Soalnya penampilan di drama barunya Min Ki nggak gitu-gitu banget.

Menjelang episode terakhir bakal diceritakan trauma masa lalu Se Hee sampe akhirnya ogah punya hubungan dengan perempuan. Dan rupanya pernikahannya dengan Ji Ho berdampak banyak buat dia. Sewaktu Ji Ho memutuskan pergi, Se Hee benar-benar patah hati sampe melupakan tujuan hidupnya bertahun-tahun ini, yaitu melunasi cicilan rumah. Nggak biasa-biasanya saya ngebahas kiss scene, tapi serius, kiss scene di pinggir pantai antara Se Hee dan Ji Ho itu kocak banget.

Drakor tanpa bromance bak sayur tanpa garam. Bromance antara Se Hee dan Sang Goo bener-bener kocak. Yang satu dingin, yang satu hangat. Kalau mereka udah saling sindir atau Sang Goo yang nyindir-nyindir Se Hee, suasananya pasti kocak. Bisa dibilang Sang Goo adalah salah satu karakter terfavorit saya di drama ini. Komikal, setia kawan dan loyal. Lahir dari keluarga normal bikin Sang Goo tumbuh jadi laki-laki berhati hangat. Makanya dia sabar banget ngadepin Woo Ji yang punya filosofi hidup yang berbeda banget.

Sementara karakter Won Seuk cukup nyata juga sih. Cuman kayaknya ending dia sama Ho Rang mestinya nggak bersatu deh. Soalnya kalau nggak salah alasan dia nggak ngelamar-ngelamar Ho Rang itu karena dia nggak yakin sama lembaga pernikahan, bukan sekadar karena dia nggak yakin mampu membahagiakan Ho Rang. Wong dia sendiri masih terseok-seok membangun aplikasinya sendiri. Tapi ternyata semua pasangan di drama ini mendapat akhir bahagia, nggak terkecuali Won Seuk dan Ho Rang.



Recommended?  

Pasti, walau saya nggak bisa bilang ini drama favorit saya. Sepanjang 16 episode saya nggak merasa ada episode yang diseret atau diperlambat. Alurnya berjalan smooth. Dan yang menyenangkan, nggak seperti model drama kawin kontrak umumnya, sejoli kita di sini nggak hobi ribut atau teriak-teriak. Semuanya kalem dan tenang, selayaknya sifat Ji Ho dan Se Hee. Semua pasangan di drama ini pun jadi favorit saya. Kisah mereka meninggalkan kesan tersendiri buat saya. Pas masih maraton pun saya suka senyum-senyum sendiri loh. Kebayang adegan kocaknya, kebayang Sang Goo, dan kebayang Se Hee. Pokoknya layak tonton.

Jadi, selamat menonton! 


source



19 komentar:

  1. Baru mo mulai tayangan ulangnya di tvN

    BalasHapus
  2. Ku rasa aku harus meninggalkan komentar di sini karena ini adalah artikel pertama yg aku baca di blog ini dan membuatku ingin menjelajah jurnal ini lebih lanjut. Ku kembali lagi,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, salam kenal! Saya cek kamu meninggalkan beberapa komentar sekaligus di blog saya. Happy blog walking :)

      Hapus
  3. Lagi rewatch lagi. Dulu pas 2017 nonton pas ongoing, waktu itu masih 21 tahun. Ada beberapa scene yang saya yang gak ngerti.
    Setelah pandemi dan sedikit lebih dewasa, udah ngerti semua kenapa harus begini begitu. Realistis yet gak lebay. Biasanya ada yang ngambil sisi slice of life, terkesan seperti mengupas hal yang biasa secara berlebihan.
    Ini semua (terlepas dari sugar coating kdrama seperti make up, hp samsung terbaru, dan baju baru setiap harinya.) bisa menyentuh hati dengan halus. Perasaan dan logika dipaksa sejalur.

    Ada rekomend yang model beginian gak hehehehe gak pernah bisa move on dari 2017.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, terima kasih sudah mampir dan berbagi pengalaman. Rekomendasi? Mungkin kamu bisa coba dorama Jepang "Love That Makes You Cry". Saya sudah tulis ulasannya di sini, https://jurnalnovia.blogspot.com/2018/10/review-dorama-jepang-love-that-makes.html

      Hapus
  4. Setuju banget. Jujur memang telat bgt sih nonton drama ini baru skrg, but its okay. Drama ini akhir2 ini masuk ke dalam wishlist drama saya karena melihat beberapa orang yg bilang ini bagu, and i decide to watch it. Saya baru nonton 7 episode dan merasa sangat nyaman nonton drama ini. Suka sekali dengan dua sehe dan jiho. Samasama kalem tp chemistry mereka udah dapet. Rasanya gamau berenti nonton. Loved it.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar. Happy watching ya!

      Hapus
  5. Aku baru beres banget nonton drama ini. Setuju bangettt Ho Rang sama Won Seuk kalo mau realistis sih harusnya ga bisa bersama. Wkwkwk. Pas mereka balikan lagi di ending, jatuhnya jadi kaya dipaksakan agar semuanya happy ending. But it's ok 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar. Jadi kita satu suara ya soal couple Ho Rang - Won Seuk :)

      Hapus
  6. Ini drama bagus banget. Apalagi si Se Hee yang kulkas dua belas pintu bangett padahal perhatian. Plisss tsundere boy bangeet deh pokoknyaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo, terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar :)

      Hapus
  7. Saya juga menikmati menonton drama ini krn karakter main couple yg tenang.. Tapi terasa sekali pergolakan hatinya.. Mereka memang pasangan yg manis.. Semangat ya menulis review dari setiap drakor yg sudah ditonton 😉👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar. Terakhir saya nulis ulasan drakor Mr. Sunshine. Siapa tau mau baca juga :)
      https://jurnalnovia.blogspot.com/2020/10/review-drama-korea-mr-sunshine.html

      Hapus
  8. wah aku lagi mau nonton drama ini nih, tertarik karena banyak yg bilang bagus, walaupun secara pemain (cowoknya) bukan yg visual banget banget... smg aq cocok sm dramanya sampai ending

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, terima kasih sudah mampir. Happy watching ya!

      Hapus
  9. Saya suka bgt drama ini.. alurnya memang pelan tapi dikemas dengan baik.. pokoknya pas 👌🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar 👍

      Hapus
  10. paling suka episode 11
    "laut yang kau lihat saat ini tidak sama dengan laut yang kau lihat sebelumnya"
    maknanya dalam banget..
    nonton berulang kali ngga bosan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, terima kasih sudah mampir dan meninggalkan komentar!

      Hapus