Rabu, 27 Februari 2019

Curhatan Seiris Lemon Bagian 2



Sejak pertengahan Januari lalu, My Day yang terkenal sebagai chill fandom alias adem-ayem mulai terlibat kisruh. Momentumnya pas JYPE melempar pengumuman akan merilis variety show pertama Day6 yang bertajuk Day Off. Seumpama api dalam sekam, satu-persatu masalah yang dipendam fandom ini pun mencuat. Buntutnya terjadi serangkaian aksi boikot dan unsubcribe demi menarik perhatian JYPE selaku manajemen yang menaungi Day6. Buntutnya lagi, terjadi perbedaan pendapat di lingkaran fandom ini sendiri tentang sejauh apa aksi boikot ini bakal dibikin.


Yak, inilah saatnya gue, seiris lemon, bener-bener curhat. Tsah! Postingan sebelumnya kan lebih banyak memaparkan peristiwa. Nah, sekarang inilah gue mau sambat tentang suka-duka selama bergelut di semesta lemon (?). Hmm, begitulah yaa.

Pas kemaren di konser Youth ada satu kejadian yang luput gue tulis di postingan ini dan ini. Jadi, sesaat sebelum konser dimulai, barisan penonton dibikin heboh sama notifikasi dari channel Day6 di V-Live. Insiden ini udah diakui sendiri sama si oknum Brian Kang. Emang akhirnya dia nggak jadi nge-Live gara-gara masalah sinyal di Kokas. Lol banget. Nah, hubungannya sama gue adalah gue nggak termasuk yang dapet notifikasi. Kenapa? Karena gue nggak nge-download aplikasi V-Live pastinya! Gimana ya, gue belom merasa seperlu itu mantengin Day6 sampe ke semua konten mereka. Setelah dibuat mesmerized sama mereka, entah kenapa buntut-buntutnya gue selalu merasa gue ini tetep sebatas casual listener Day6 aja. Jangankan konten di luar musik, lagu-lagu Day6 pun ada yang jarang banget gue dengerin.




So, V-Live mereka yang gretongan aja nggak semua gue tontonin, ngapain pula gue mesti bela-belain nonton Day Off yang kudu bayar? Ada satu akun yang upload Day Off episode 1 ke Youtube dan sempet gue tonton sebelum dihapus sendiri sama yang upload, dan jujur gue nggak merasa kontennya nagih. Bisa jadi sih karena video yang di-upload itu kualitas gambarnya jelek, jadi mengurangi kenikmatan nonton. Bisa jadi! Yang jelas itu makin bikin gue ngerasa Day Off bukan konten yang mesti banget gue bela-belain bayar buat nonton doang.

Untuk urusan boikot kemaren, awalnya gue nggak ikut-ikutan. Duh, bicara untuk orang dewasa lain itu bukan sesuatu yang gue suka. Gue pun bakal kesel kalau orang lain bicara untuk gue tanpa consent dari gue. Maksud gue, bukan gue nggak sayang Day6 atau ogah belain mereka, tapi mereka berlima itu orang dewasa yang emang harus stand out buat dirinya sendiri. Namanya juga kerja kan ya? Tapi akhirnya emang gue ke-triggered pas liat video KWP yang direbut suratnya sama staf Studio J. Apa banget! Kalau gini sih keterlaluan! Gue ikutan lah trendingin hestek hangul yang kurang lebih artinya "JYPE dengarkan kami". Sampe saat ini sih belom kedengeran aksi My Day ini dapet tanggepan apa nggak dari JYPE. Atau mungkin agensi bikin perbaikan sesuai tuntutan tapi diem-diem aja, nggak di-publish. Nggak tau juga. Yang jelas sih belakangan ada isu mau boikot konser Encore Youth sekalian. Tapi dari berita terakhir konser tersebut udah sold out tiketnya, so??




Promosi

Salah satu penyebab My Day marah-marah soal Day Off adalah harga yang nggak masuk akal untuk konten variety show 6 episode dengan durasi pendek-pendek. DUIT MULU LO AH, JYPE!!! Coba tengok akun JYP Store di twitter... wew, jualan merchandise Day6 mulu yaah kamooohh! Mentang-mentang My Day itu fandom kecil tapi royal, jadi diperah mulu! Huh!

Masalah bagaimana JYPE mempromosikan Day6 memang jadi salah satu poin utama tuntutan My Day. My Day merasa JYPE nggak mempromosikan Day6 hingga mereka kurang populer di Korea sana. Tau sendiri kan gimana pentingnya promosi untuk satu grup idol di sana? Dengan berjubelnya idol di industri musik Kpop, dinotis publik lebih dulu adalah sebuah keharusan. Kasarnya: yang penting populer dulu!

Untuk kasus Day6, masalah jadi pelik. Mereka datang dari Big 3 tapi kayak dianaktirikan. Nggak sepopuler girl grup JYPE lainnya. Abis gimana? Mereka tuh kentang banget. Dari awal kan katanya mereka itu nggak akan dilempar ke pasaran sebagai idol, alias nggak akan berpromosi sebagaimana idol pada umumnya. Mereka tuh diniatkan kayak band indie yang mengais kepopuleran lewat busking dan manggung dari pub ke pub dan festival musik, alih-alih tampil di music show. Dan dari awal kayak nggak diharapkan bakal making big gitulah. Tapi makin ke sini, Day6 kayak terus diseret ke tradisi idol.




Sekarang coba kita liat dari dua sisi. Pertama, kita boleh percaya Park Jin Young PD-Nim seleranya emang grup band yang megang instrumen. Coba liat dua comeback terakhir Wonder Girls; mereka pake konsep band. Gue pernah baca di salah satu postingan kalau PD-Nim bilang kalau uang memang penting, tapi menikmati musik juga penting. Intinya, dia nggak mau muna kalau dia nyari duit juga dari musik, tapi di sisi lain dia tetep peduli sama kualitas. Dari sini bolehlah kita bilang kalau PD-Nim support Day6 banget. Dalam wawancara terakhirnya juga doi bilang Day6 itu keren. But at the end of the day, JYP Entertainment bukanlah badan amal. Mereka tetap sebuah perusahaan yang mengejar profit. Dan kenyataannya pendapatan Day6 dari penjualan album, digital sales dan semua-semuanya belom ada apa-apanya dibandingin, katakanlah, Twice. Dan coba, agensi mana yang tetep ngebiarin satu grup tetap rutin ngerilis album dan ngadain konser? JYPE udah lumayan baik sebagai agensi. At the end of the day, it is a business, not a charity. Kalau aja Day6 datang dari agensi kecil atau bahkan indie beneran, gue rasa pencapaian mereka yang bisa sampe menggelar world tour itu udah luar biasa banget. Apa lacur, mereka berasal dari agensi besar yang ekspetasinya  pasti juga besar.



Persoalan mempromosi dan memasarkan sebuah idol adalah isu yang bakal elo temukan di agensi Kpop manapun. MANAPUN. Semua agensi pasti pernah dituduh nggak becus mengurus artis mereka oleh fans. Disuruh kerja mulu lah, nggak dikasih libur lah. Atau malah sebaliknya, nggak dikasih comeback alias dibiarin gabut sampe lumutan. Sampe di sini My Day bolehlah mengucap syukur. Day6 rilis album tiap 2 kali setahun, world tour pertama pun sukses digelar, walau sekali lagi, pendapatan mereka masih kalah jauh dari saudara-saudara mereka lainnya di JYPE.


Soft Stan

Sejak nonton konser lalu rajin mantengin twitter buat dapet info update tentang Day6, gue merasa naik tingkat di dunia gemar-menggemari ini. Kalau dulunya gue menganggap gue sebatas casual listener, kali ini bolehlah gue menyebut diri gue soft stan. Dulu mah nggak penting untuk tau jadwal mereka atau nungguin preview kegiatan mereka yang paling update. Sekarang pas mantengin twitter yang emang terkenal gercep, jadi kepo juga sama foto-foto preview bidikan fansite.




Belakangan gue liat di base ada yang bikin akun proyek streaming video Day6 dengan tujuan mengantarkan Day6 mendapat first win music show untuk next comeback. Satu hal yang gue tau sampe di sini adalah gue bukan fans yang bakal ikutan proyek tersebut. Sejak mengenal Kpop lebih mendalam, tradisi streaming berjamaah begini nggak pernah bikin gue tergugah. Sampe detik ini gue bakal bilang, no, I won't join it. No!

Kalimat yang sering digaung-gaungkan fandom gue ini adalah bahwa kita semua ada di sini karena musik. Persoalan membernya ganteng-ganteng atau personaliti mereka adorable itu hanyalah bonus. Kita semua meletakkan musik di atas perkara visual dan lain-lainnya. Gue setuju banget. Dan memang begitulah yang gue lakukan selama ini berkaitan dengan musik dari artis manapun. Gue akan datang mengunjungi video seorang artis karena memang gue sedang mood ingin mendengarkan mereka. Gue suka, gue dengarkan. Gue suka, gue tonton. Gue nggak mau dipaksa, didikte atau bahkan sekadar diminta untuk menonton suatu video musik. No! Semau gue lah mau dengerin apa. Setidaknya buat gue, frasa 'datang karena musik' bakal jadi jargon semata. Maaf, tapi gue nggak pernah suka sama budaya fans yang berlomba-lomba banyakin view Youtube demi mengantar si idol menangin award tertentu.

IMO fans kayak gue yang denger karena emang suka patut dilestarikan. Hehehe. Sebagai fans kita bakal terhindar dari sikap bias; pokoknya apapun dari idol fav udah pasti bagus, padahal mah ya belom tentu! Dari sisi sang artis pun bakal terpacu untuk terus membuat karya yang bagus. Karena mereka cuma akan diperhatikan kalau karyanya memang bagus. KITA ADA DI SINI UNTUK MUSIK. Adil, kan? Dengan begitu juga kita nggak bakal peduli-peduli amat misalkan entar si idol ini mau dating atau gimana. Lah, kita emang cuma peduli sama karyanya kok. Tapi apa daya, Kpop itu tergantung banget sama fandom. Agensi butuhnya fans yang royal dan loyal, yang militan streaming dan vote awards. Ahhh, aku mah gamau ikutan. Bye!



Salah satu proyek streaming Day6 yang masih jalan adalah Days Gone By di Youtube. Nah, yang ini gue ikutan streaming sering-sering atas kemauan sendiri. Soalnya ya ampun, video versi 12 PM-nya itu keren banget. Satisfying banget suara bass-nya. Gue bahkan bisa bilang lebih suka versi yang ini daripada MV-nya sendiri. Hehehe. Tapi tentunya gue pingin cepet dapet versi Sungjin. Pingin denger lagu retro itu bakal diapain lagi sama mereka. Jadi tetep dong gue sering-sering streaming MV official-nya. Nah, begitu video versi Sungjin keluar, gue mau bilang, iya, agensi/tim kreatif Day6 emang pantes dianjir-anjirin. Nggak kreatif, ampun! Video versi member nggak lebih dari sekadar video fokus ke salah satu member yang dicomot dari video yang udah-udah. Buyar udah harapan gue dapet aransemen badai atau si member menyanyikan satu lagunya full dia sendiri. Emang anjir lah JYPE! NIAT BIKIN SENENG FANS NGGAK SIH NIH AGENSI????!!! Maaf-maaf, tapi gue udah nggak semangat streaming. Paling ya kalau emang lagi kangen lagunya aja. 

Setelah semua ini nggak yakin juga sih bakal gimana Day6 ke depannya. You know, Kpop itu aslinya bisnis. Mau mereka seberkualitas apa ya tetep juga penghasilan mereka ke agensi yang menentukan kontrak mereka lanjut apa nggak. Dengan pendapatan Day6 yang kecil, apakah mereka bakal dipertahanin JYPE? Duh! :(



Tidak ada komentar:

Posting Komentar