Sabtu, 05 Februari 2022

Review Drama Korea SNOWDROP (2021)



Drama Korea yang menuai kontroversi bahkan sejak baru mengumumkan pemain terpilih akhirnya tamat minggu lalu. Saya nonton
on going di Disney+ Hotstar, dan karenanya kebagian hype drama ini di Twitter. Bisa dibilang setiap akhir pekan, Snowdrop trending di Twitter. Meski perolehan rating di stasiun JTBC terbilang kecil, namun konon drakor satu ini menjadi tayangan populer di aplikasi Disney+ Hotstar. 

 

Sinopsis Singkat

Snowdrop mengambil latar tahun 1987, di mana tahun tersebut merupakan tahun penting dalam sejarah demokrasi Korea. Cerita berpusat pada Eun Young-ro (Kim Ji-soo), seorang mahasiswi baru jurusan Sastra Inggris di Universitas Hosu yang menyembunyikan Lim Soo-ho (Jung Hae-in) dari kejaran ANSP, sebuah badan intelejen negara. Young-ro (dibaca: Young-no) salah mengira Soo-ho adalah seorang mahasiswa yang sedang ikut berdemo memperjuangkan demokrasi.

Young-ro dan Soo-ho pertama kali bertemu dalam acara kencan buta. Sejak itu Young-ro sudah jatuh hati kepada Soo-ho. Jati diri Soo-ho akhirnya terkuak ketika lelaki itu muncul lagi di asrama Hosu dalam sebuah misi kerja sama antara partai penguasa di Korea Selatan dan Korea Utara. Dalam keadaan terkepung agen-agen ANSP pimpinan Lee Gang-mo (Jang Seung-jo), Soo-ho terpaksa menyandra seluruh mahasiswi asrama Hosu demi menuntaskan misi. Misi yang dipertaruhkan pun tidak main-main: skema pemilu presiden Korsel yang melibatkan banyak tokoh politik penting dan agen-agen veteran.


Kontroversi

Snowdrop sudah menuai kontroversi sejak hari pertama. Sepanjang yang saya tahu, Kim Ji-soo alias si visual girlband Blackpink sudah mendulang kritik tajam karena sekonyong-konyong tampil sebagai pemeran utama di dalam drama. Banyak yang meragukan kemampuan akting Ji-soo mengingat pengalaman aktingnya baru seuprit dan mayoritas cuma sebatas cameo

Kontroversi lain adalah perkara isu distorsi sejarah di drama-drama Korea yang sudah ramai sejak awal-awal tahun 2021. Pun sewaktu sudah mengumumkan jadwal tayang, Snowdrop lagi-lagi mendulang protes dan petisi untuk penghentian siaran. Dari yang saya baca, orang-orang Korea sana mengira Snowdrop akan memunculkan karakter mata-mata Korea Utara yang kemudian tampil memimpin gerakan demokrasi yang terjadi pada tahun latar drama. Demi menepis rumor yang terus bergaung, JTBC kemudian mengambil langkah menyiarkan 3 episode sekaligus (episode 3, 4, 5) dalam satu pekan.


Plot dan Genre

Kalau Youth of May menceritakan pergulatan hidup orang-orang yang hidup di era gerakan demokrasi, maka Snowdrop menceritakan tentang orang-orang yang terjebak di arena skema politik. Literally, terjebak, karena sebagian besar plot Snowdrop dihabiskan untuk adegan penyandraan di asrama kampus Hosu. Selayaknya drama yang melibatkan karakter mata-mata dan politikus, Snowdrop penuh dengan intrik politik dan pengkhianatan. Sampai di episode-episode pamungkas pun kita bakal terus dibuat menebak-nebak, siapa lagi nih karakter yang ternyata mata-mata Korut/ANSP?

Karena konflik politik dibuat tajam dan mendominasi, penonton sampai bertanya-tanya, genre Snowdrop tuh apa sih sebetulnya? Katanya romens, tapi romensnya kok tipis banget? Lebih mirip genre angst mengingat betapa banyak tragedi dan kehilangan-kehilangan yang dialami tokoh utamanya. So?

 

Romens?


 

Main Lead (Haesoo)

Eun Young-ro itu mahasiswi biasa yang kepingin merasakan kencan dan dapat telpon dari sang kekasih pujaan. Dia sebetulnya putri orang penting di Korea, tapi karena nggak suka dengan keluarga baru ayahnya dan bagaimana institusi ayahnya memperlakukan mahasiswa di jaman itu, Young-ro memilih diam di depan teman-temannya. Ketika sadar punya andil dalam drama penyandraan teman-teman kampusnya dan kehilangan abang satu-satunya, Young-ro selalu menyalahkan diri sendiri. Kalau aja dulu dia nggak menolong Soo-ho...

Saya bisa paham kenapa Young-ro banyak nangis di sini. Pun saya bukan tipe penonton yang berpikir lead female itu mesti badass abis. Akting angst dan nangis Jisoo juga dapet kok. Cuma kalau lagi dalam mode polos pas ngomong sama Soo-ho, jujur saya jadi cringe. Saya jadi keingetan waktu mau nonton variety show Blackpink (Idol Room kalau nggak salah), dan kaget waktu denger para member mulai ngomong dengan suara imut-imut. Maksud saya, mereka kan mengusung konsep girl crush yang kuat-jagoan-badass, tapi kok di luar musik jadi berseberangan begitu?

 


 

Tapi lagi-lagi saya bisa paham kenapa cara ngomong Young-ro begitu; toh peran dia memang maba polos usia 20, mau ngarep apa? Banyak yang kepingin lihat Jisoo main romcom, dan menurut saya boleh juga. Kalau boleh sotoy, saya bakal bilang akting marah dan nangis itu emosinya bold; bisa kenotis dengan jelas dari ekspresi dan air mata. Tapi gimana kalau plotnya tentang keseharian manusia dengan emosi yang seringnya datar atau tipis-tipis? Romcom bukan genre favorit saya, tapi dari Snowdrop saya jadi mikir aktor-aktris yang main romcom dan bisa deliver karakternya dengan pas itu pasti sangat mumpuni skill aktingnya. Kalau Jisoo dapat kesempatan main romcom dan alur ceritanya membumi pasti bakal makin terasah aktingnya.




Waktu karakter Soo-ho muncul di layar dan diperkenalkan sebagai mahasiswa S2 yang ganteng dan kalem, plus dalam padanan outfit warna-warna hangat, saya jadi langsung mikir... hemm, what a perfect boy. Klasik banget ya. Tapi ternyata Soo-ho adalah mata-mata veteran yang bisa bengis dan licik. Jung Hae-in memang ganteng banget di sini. Dan berotot. Muehehehe...

Saya belum main Instagram lagi, tapi orang-orang di Twitter memang selalu gercep membawa update postingan keduanya ke Twitter. Jadilah saya cukup tahu kalau kedua main lead ini sering update foto-foto related Snowdrop yang bikin penonton semakin baper. Ditambah video behind the scene yang rutin diunggah JTBC ke Youtube, yang banyak merekam interaksi akrab Hae-in dan Jisoo, semakin banyaklah orang yang percaya there is something between them. Yah, sekalipun ini cuma khayalan fans alias marketing semata, they absolutely understand the assigment.




 

Supporting Lead

Coba lihat poster di atas, adakah wajah-wajah yang sudah sering kamu lihat wara-wiri di drama? Beberapa di antaranya bahkan mungkin sudah kamu lihat sebagai main lead dalam drama-drama sebelumnya. Tapi di Snowdrop mereka cuma kebagian peran supporting. Tapi, eitts, jangan salah, jajaran pemain pendukung di sini justru banyak yang dapat karakter menarik.

Ada Lee Gang-mo (Jang Seung-jo), pemimpin divisi anti komunis ANSP yang tahan banting. Ada Kang Cheong-ya (Yoo In-na), seorang dokter yang rupanya adalah seorang mata-mata. Ada Nam Tae-il (Park Sung-woong), Sekjen partai penguasa yang hobi marah-marah tapi seringnya lawak. Ada Jang Han-na (Jung Yoo-jin), mata-mata ANSP yang bisa nyamar jadi siapa aja.

Seringnya gitu nggak sih kalau di drakor, atau sinema pada umumnya? Pemain utama harus lovable dan karenanya penokohannya sering jatuh ke konsep klise. Tapi penokohan pemain pendukung bisa dieksplorasi hingga lebih menarik. Di Snowdrop, buat saya pribadi, karakter paling menarik adalah Gye Bun-ok (Kim Hye-yoon), si operator telepon yang culas dan oportunis. Ekspresi Bun-ok sewaktu dia sadar punya kuasa saat menggenggam senjata adalah yang terbaik.




Spoiler

Jadi, saya bikin analisis ala-ala sehabis nonton episode 11, dan ternyata bener dong. Hehehe...

 


Recommended?

Sejauh ini saya sudah nonton dua drama JTBC, Sketch dan Miss Hammurabi, dan kayak memang cocok sama warna layar dan vibe ceritanya. Snowdrop sendiri saya tonton karena nggak sengaja lihat postingan kalau drama ini bakal tayang di Disney+ Hotstar. Mumpung masa berlangganan saya masih panjang, bolehlah ditonton. Dua episode awal cocok dan akhirnya lanjut sampai tamat.

Saya punya banyak adegan favorit di Snowdrop. Ada banyak adegan komedi yang lucu banget. Ada adegan menegangkan yang satisfying banget ditonton. Lalu ada adegan romens tipis-tipis yang bikin deg-degan. Tapi di luar itu semua, entah ya, saya bener-bener turn off menjelang episode-episode pamungkas. Kayak lelah aja gitu dengan plotnya yang dibikin memuncak dan rumit, tapi kemudian di ending banyak hal yang tidak terjelaskan. Saya juga terganggu dengan kenyataan bahwa Soo-ho selalu bisa menggugah musuh-musuhnya dengan kata-kata.

Beda dengan Youth of May yang langsung saya rewatch begitu kelar nonton, saya nggak kepingin melakukan hal yang sama untuk Snowdrop. Menit-menit terakhir episode 16 pun hampir bisa dibilang saya tonton sambil lalu. Nggak ngerti lagi deh ada siapa melindungi siapa, terserah, pokoknya suara tembakan berdesing-desing nggak habis-habis.

Entah ya. Kalau kamu suka drama njelimet dan genre angst, bolehlah dicoba. Original soundtrack-nya juga bagus-bagus. Selamat menonton!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar