Minggu, 16 Oktober 2022

Review Dorama Jepang: WEAKEST BEAST (2018)


Kebiasaan saya adalah memasukkan serial atau film yang terlihat potensial ke daftar tontonan akun Netflix saya. Lalu nanti kalau mau memulai tontonan baru, tinggal mampir ke daftar tersebut dan cari yang sesuai mood. Yahh, walau nggak jarang juga malah melipir ke tontonan yang nggak ada di daftar. Wkwkwk. Tapi, dorama Jepang yang mau saya ulas kali ini ada di daftar tontonan saya. 

 

Sinopsis Singkat

Shinkai Akira (Aragaki Yui) adalah karyawan andalan di kantornya. Ia adalah tipe karyawan populer yang selalu tersenyum dan ringan tangan. Jabatan resmi Akira sebetulnya adalah asisten penjualan, namun ia melakukan sejumlah tugas lain sesuai perintah bosnya yang temperamen, hingga cenderung membuat dirinya rentan dimanfaatkan. Pacar Akira, Hanai Kyoya (Tanaka Kei) pun tak beda jauh. Kyoya tipe people pleaser yang cenderung terlalu peduli sekelilingnya hingga orang lain kerap mengambil keuntungan darinya. Dalam kasus Kyoya, ia menampung mantan pacarnya, Shuri (Kuroki Haru), di rumahnya selama empat tahun. Kehadiran Shuri yang menghabiskan seluruh waktunya untuk bermain game dan enggan mencari pekerja adalah batu sandungan bagi hubungan Akira dan Kyoya. Keengganan Kyoya mengusir Shuri dan pemakluman Akira membuat hubungan mereka tidak beranjak kemana-mana. 

 

mbak-mbak kantoran korban eksploitasi

 

Nemoto Kosei (Matsuda Ryuhei) adalah seorang akuntan pajak yang seringkali diintimidasi klien untuk memanipulasi laporan keuangan. Di kehidupan pribadinya, Kosei menjalani hubungan semacam friends with benefit dengan Kureha (Kikuchi Rinko), seorang model terkenal. Kosei sebetulnya sungguhan menyukai Kureha, namun ia tidak menyangka perempuan yang tampak easy going itu mendambakan pernikahan hingga Kureha mengumumkannya sendiri.

 

mas-mas akuntan yang lambenya nyelekit

 

Di sebuah bar bernama 5Tap, Akira dan Kosei kerap bertemu sembari menikmati bir. Meski awalnya Kosei menyebut Akira manusia palsu dan senyumannya menyeramkan, sedangkan Akira balas menyudutkan Kosei yang suka beromong-kosong dan tidak mengaku bahwa ia dicampakkan Kureha, keduanya semakin sering berbincang-bincang mulai dari urusan pekerjaan hingga ke persoalan yang lebih pribadi.


Gemes!

Weakest Beast itu drama slice of life yang memang biasanya berjalan lambat mengalun. Ya, bagian pengembangan karakter tokoh-tokohnya. Ya, bagian romens kedua pemeran utamanya. Slow pace aja gitu. Makanya saya gemes banget nontonnya. Hadeeeww, kapan sih Akira dan Kosei jadiannya? Romensnya lamaan dikit atuh! Hayuklah buru ke tempat tidur. Ups! Hahaha.

Tapi memanglah drama anti neko-neko kayak gini favorit saya banget. Saya suka banget penokohan Akira dan Kosei, serta bagaimana perubahan di hidup keduanya terjadi perlahan-lahan. Sewaktu Akira datang ke kantor dengan sikap memberontak dan mengajukan proposal cakupan tugas yang lebih baik ke bosnya, awalnya saya pikir, wahh, seru nih, ekstrim! Tapi ternyata jalannya drama nggak gitu. Sebagaimana hidup manusia, perubahan ekstrim itu nyaris tidak ada. Akira tetap seorang Akira; balik ke sikap nggak enakannya, sedangkan hubungannya dengan Kyoya juga sama stuck-nya. Mau lepas dari pekerjaannya yang bikin stres pun nggak segampang itu karena tagihan terus berjalan. Wew, kayak hidup siapa ya itu?

Di lain pihak, Kosei juga terombang-ambing antara meneruskan penipuan atau memutuskan keluar dengan resiko karirnya hancur. Selain itu dia juga penasaran sama suaminya Kureha; tipe macam apa sih yang sanggup menyeret perempuan care free itu ke altar pernikahan? Hubungan mereka dulu menyenangkan, dan kalau dipikir-pikir memang hanya sebatas itu: senang-senang. Kosei mendengar sendiri sewaktu Kureha mengaku tidak bisa membicarakan hal-hal penting dengan Kosei.

 

kepo sama bunyi lonceng yang berdentang pas kita ketemu soulmate

 

Dan itu hal lain lagi yang membuat saya gemes sama dorama ini. Karakter-karakternya betul-betul dibikin bercela hingga tampak manusiawi. Kita mungkin geregetan dengan Akira yang kelewat baik, padahal dalam hati sudah frustasi banget sampai pernah hampir melompat dari peron stasiun. Trus masih mau-mauan juga nolongin Shuri yang nggak tau diri. Huft! Bahkan sampai akhir, Akira masih dengan sifatnya yang penolong. Kalau saya jadi Akira yang punya rekan kerja tolol bin nggak tau diri sih sudah pasti bakal mengumpat, "Ah, mampus lah lu semua!".

Sementara itu male lead kita bukan tipe gentleman ganteng-seksi-sempurna yang cuma punya satu kekurangan yaitu sinis. Atau tipe tsundere yang ternyata romantis berkedok dingin. Nggak! Kosei ya lempeng gitu; rasional sampe kadang-kadang ngeselin karena apa yang dia pikirin itu yang bakal dia ucapkan. Trus saya ikutan ngikik dong waktu Kosei tiba-tiba jatuh tertidur sewaktu dia seharusnya make love sama Akira untuk pertama kalinya. Dih! Kirain betulan buaya darat, ternyata payah juga. Trus sewaktu dia tiba-tiba nongol di stasiun dengan rambut melengkung awut-awutan aneh, saya kayak... njiiir, beneran kayak pegawai abis mumet sama angka-angka dong penampilannya! Wkwkwkwkwkwkwk.

 

Ngobrol dan Ngobrol

Jadi, Weakest Beast ini mengusung friends to lovers trope. Akira dan Kosei ya seringnya ngobrol-ngobrol doang dalam jarak aman selayaknya temen. Bahkan sampai akhir pun mereka ngobrol doang tanpa unsur romantisme yang gimana-gimana. Saya sampe gereget sendiri, "pliss ini udah tinggal dua menit terakhir loh, kapan mesra-mesraannya astagaaa!!!"

Tapi ya, lagi-lagi, penceritaan yang realistis begini justru kesukaan saya banget. Seperti yang saya tulis di sini, saya justru terkesan dengan adegan saling terbuka dengan cara ngobrol untuk menyepakati tipe hubungan di antara dua karakter. Bukankah memang seharusnya hubungan begitu, disepakati setelah bicara empat mata dengan hati terbuka?

 

ngobrol terooosss!!

 

Recommended?

Hidden gem untuk tipe penyuka drama slice of life nggak macem-macem seperti saya! Karakter komikal absurd ala Jepang banget pun ada. Kekurangannya menurut saya sih ada di terjemahannya. Kadang saya merasa kurang nyambung antara adegan dan dialog. Pun cerita "biasa-biasa" begini alias bukan tipe bold yang menjabarkan konfliknya apa di dalam plot kemungkinan bakal membuat bosan sebagian orang. Saya sendiri mengulang-ulang menit-menit terakhir episode pamungkas sebelum paham pesan moral dari keseluruhan drama ini. 

Seperti dorama Jepang kebanyakan, Weakest Beast pun punya episode yang sedikit, yaitu 10 dengan durasi per episode nggak sampai 1 jam. Kalau kamu seperti saya yang hobi nonton serial pendek bertema keseharian, dorama ini jelas cocok buat kamu!

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar