Jumat, 12 Mei 2023

Review Web Series Indonesia: SUKA DUKA BERDUKA (2022)



Masih dalam rangka 'mumpung masih langganan Vidio', saya lanjut nonton web series original lokal mereka. Kali ini saya nonton Suka Duka Berduka yang tentunya terpilih berkat jaminan nama besar Nia Dinata. Dan inilah kesan-kesan saya dengan series yang tayang perdana tanggal 7 Juli 2022 dan berjumlah 8 episode ini.


Sinopsis Singkat

Suka Duka Berduka memulai cerita dengan berita meninggalnya Rauf Affan, seorang ayah, kakek, dan sekaligus orang terpandang pemilik Grup Affan. Opa Rauf ditemukan sudah tak bernyawa oleh istri mudanya, Lilis (Atiqah Hasiholan). Ketiga anak Opa Rauf beserta pasangan dan anak-anak mereka pun berkumpul di rumah untuk mengadakan rangkaian acara pemakaman dan tahlilan. Namun, selain untuk mendoakan, ketiga anak Opa Rauf rupanya memiliki maksud tersembunyi yang berkaitan dengan harta warisan. Saat-saat menjelang pembacaan surat wasiat inilah mulai terkuak satu-persatu rahasia dari para anggota keluarga yang selama ini tak pernah diketahui.

 


 

Karakter

Suka Duka Berduka diceritakan dari perspektif Naumi (Jihane Almira Chedid), istri dari Ipung (Krisjiana Baharudin), cucu keluarga Opa Rauf. Dari POV Naumi, penonton digiring untuk melongok lebih jauh para anggota keluarga Opa Rauf. Dimulai dari istri muda Opa Rauf, Lilis, seorang gadis Sunda yang tampak polos dan merupakan mantan caddy golf

Lalu Mitha (Ersa Mayori), anak pertama keluarga Affan yang bercerai dengan orang Perancis setelah memiliki satu anak, Vano (Samudra Taylor), dan kini diam-diam menjalin hubungan dengan manajer Vano yaitu Tama (Natalius Chendana). Di keluarga Affan, Vano adalah cucu kesayangan kebanggaan keluarga sekaligus atlet sepak bola kebanggan bangsa. Kehidupan percintaan Vano dengan seorang selebgram bernama Tisha (Shalom Razade) pun menjadi couple goals netizen. Namun, diam-diam Vano sering bimbang dengan perasaannya terhadap Putri (Nala Amrytha), anak Yo'e (Mbok Tun), sang asisten rumah tangga yang sudah ikut keluarga Affan selama bertahun-tahun.

Anak kedua keluarga Affan adalah Ella (Luna Maya) yang menikah dengan Paul (Tora Sudiro), seorang politikus yang sibuk sowan ke sana kemari demi diusung sebagai calon gubernur Jakarta. Keduanya memiliki dua anak; Tiara dan Ipung. Salah satu pengusaha yang sedang gencar didekati Paul adalah Bu Lina (Melissa Karim), yang naksir berat dengan si anak bungsu, Rasyid (Oka Antara) sejak pertama kali bertemu di acara tahlilan. Demi mengamankan sokongan dana dari Bu Lina, Paul pun membujuk Rasyid agar meladeni kegenitan sang konglomerat.




Tapi, seperti dinarasikan Naumi, si bontot keluarga Affan itu memiliki rahasia tersendiri yang bisa sangat mencengangkan seisi rumah. Ada alasan mengapa Rasyid betah hidup di luar negeri sebagai traveler dengan sang manajer, Omar (Gia Partawinata), dan ogah pulang ke Indonesia.

Kerabat lain yang turut disorot adalah keponakan Opa Rauf, Yayuk (Ayushita Nugraha) si sari pati gosip, dan kakak perempuan Opa Rauf yang sudah pikun dan sering mencerocos soal pengalaman seksualnya semasih muda, Nenek Jalan Tekukur alias NJT (Jajang C. Noer).

 

Drama Keluarga Drama

Suka Duka Berduka dibingkai semacam sitkom. Lokasi ceritanya mayoritas di satu tempat, dan cara pengambilan kameranya pun gerak-gerak, menyesuaikan pergerakan/ekspresi wajah aktornya. Ada yang bilang ngikut ala-ala pengambilan sitkom The Office. Buat saya pribadi nggak ada masalah, tapi di kolom komentar aplikasi Vidio lumayan banyak juga yang komplen soal kamera yang goyang-goyang ini.

Dan sebagaimana karya Nia Dinata, paling tidak yang sudah saya tonton, ceritanya berkisar di kehidupan orang-orang menengah ke atas perkotaan dengan segala kebobrokan yang mereka coba sembunyikan. Tipe-tipe Arisan! gitulah; ngomongin kemunafikan manusia dengan cara komedi. Plus selipan-selipan hal sepele tapi nyata sering terjadi kayak bau apek karpet lama, lupa bayar Wifi yang berujung salah-salahan, sampe rebutan ART. Manggil sodara sesuai tempat tinggalnya pun saya bisa related. Trus nggak lupa juga dengan karakter yang kayaknya mesti ada di setiap karya Nia: tante girang dan gay. Saya udah nebak-nebak aja pasti itu deh yang jadi problem si Rasyid alias Acid. 

 


 

Kalau kata Opa Rauf di surat wasiatnya, "Home is where you are loved the most, but act the worst.". Terbukti tiap kali si pengacara keluarga mengumumkan kemana larinya harta-harta Opa Rauf selama bertahun-tahun, anak-anaknya, terutama Mitha dan Ella, saling tarik urat. Ujung-ujungnya jadi pada debat, mengklaim dirinya berhak dapet bagian warisan lebih dari yang lain. Urusan duit emang nggak kenal sodara, cuy!

Tapi ya, sebagai orang yang juga tumbuh di keluarga yang cukup banyak konflik, saya sih nggak takjub-takjub amat sama kelakuan keluarga besar Opa Rauf. Hehehe.


Recommended?

Pasti, walau sebagai komedi, saya nyaris nggak pernah ngakak nontonnya. Terhibur ya, terhibur. Tapi nggak sampe ketawa-ketiwi, cuma sampe mesem-mesem miris. Kalau ngomong soal kurangnya, kayaknya saya bakal bilang saya kurang sreg sama akting Tora Sudiro deh. Saya pernah naksir berat loh sama Tora, jamannya doi baru muncul sebagai aktor. Tapi semenjak dia main Extravaganza tuh kayak ngerasa aktingnya selalu ada vibe komedi yang nggak singkron sama karakternya di film. Di series ini pun kayak kurang galak nggak sih? Eh, ini pendapat pribadi yaa. Kalau beda, we can agree to disagree. Peace! 

Hal lain yang masih jadi pertanyaan itu soal Lilis. Kalau dari poster resmi sih ekspresinya kayak mencurigakan gitu ya; kayak mau ngasih tau kalau doi nggak sepolos yang ditunjukkan. Tapi ending blio juga rada nggak jelas sih. Season 2, Mba Nia?





Tidak ada komentar:

Posting Komentar