Kamis, 01 Juni 2023

Review Web Series Indonesia: CODE HELIX (2022)


Kalau Drama Ratu Drama diadaptasi dari novel online, Code Helix diangkat berdasarkan sebuah komik web, atau sekarang lebih dikenal dengan istilah webtoon. Masih dalam episode 'mumpung langganan Vidio', mari kita bahas serial ini bercerita tentang apa.

 

Sinopsis Singkat

Rendra (Ajil Ditto) diam-diam turun tangan untuk membongkar kejahatan siber yang menimpa sahabat masa kecilnya, Nanda (Shakira Jasmine). Menggunakan keahliannya di bilang IT, Rendra yang menggunakan nama samaran Helix, akhirnya tidak berhenti ketika fitnah kepada Nanda berakhir. Semakin hari Rendra semakin ketagihan membongkar aib teman-teman sekolahnya, yang dipikirnya hidup memakai topeng. 

 



 

Aksi Rendra atau Helix mendapat pertentangan dari Shanty (Ashira Zamita), teman akrab Rendra di sekolah yang bertugas pula sebagai dewan keamanan sekolah. Shanty yang memiliki ayah seorang pengacara dan memiliki pengalaman kejahatan siber bersikeras bahwa aksi Rendra sangat salah karena melanggar privasi orang lain, meski ditujukan untuk tujuan yang benar. Di lain pihak, Jati (Teuku Ryzki) kecipratan popularitas dari aksi Helix karena ia terus mendapat konten panas untuk kanal Youtube-nya.

 

 

Beyond My Expectations

Saya nonton Code Helix karena ada yang rekomendasiin di Twitter. Pada awalnya sih kayak, "Njirr nonton cerita anak SMA banget nih tua bangka kayak gue?" Wkwkwkwk. Tapi ternyata memang bagus dan beda. Meski ceritanya tentang anak-anak SMA, Code Helix tidak menawarkan cerita cowok keren tapi dingin dan cewek pinter-jenius yang sangat cringe itu. Sebaliknya, Code Helix malah menawarkan cerita segar yang sangat up to date dengan isu-isu kejahatan siber di jaman sekarang.

Ada cerita tentang penipuan jasa titip (jastip) merch Kpop, cheating, selebgram yang punya akun alter, sampai ke cyber bullying atas nama membela oppa. Iya, isu-isu yang sama sekali nggak asing buat kita yang setidaknya main 1 sosmed. Pasti pernah lah yaa bersinggungan dengan isu-isu di atas, entah sebagai pelaku, korban atau pun sekedar netizen yang up to date.

 


 

Dari segi penokohan pun manusiawi. Nggak ada yang benar-benar pure tanpa aib yang coba ditutupi. Dan sebetulnya itu satu hal yang coba disodorkan series ini sebagai pertanyaan: sekalipun iya gue punya aib, hak lo apa menguak hal tersebut ke publik? Apalagi kalau 'aib' tersebut sebetulnya sama sekali tidak merugikan orang lain. Di sinilah karakter Rendra dibuat bukan bak pahlawan, karena dia pun tergoda untuk jadi hakim atas kehidupan orang lain.

Lalu, hal menyenangkan lainnya dari Code Helix adalah effort dari segi editing. Bayangin, lo mau bikin cerita tentang peretas alias hecker tapi kualitas CGI lo setara editan sinetron azab TV ikan terbang?! Apa nggak bikin misuh-misuh penonton?! Puji syukur Code Helix cukup mumpuni dari segi CGI. Cukup meyakinkanlah untuk sebuah cerita dengan latar dunia maya. Pun orang-orang di belakang layar cukup effort untuk membuat alternatif nama-nama sosmed populer. Contohnya Instagram jadi Instagraph, Youtube jadi U-Tube, dan banyak lagi. Logo-logo dari aplikasi sosmed tersebut pun dibikin secara niat.

 

Recommended?

Iya. Bagus kok. Sisi bagusnya banyak: jumlah episodenya cuma delapan, aktingnya 'dapet', ceritanya beda, kontinuitas grafisnya diperhatikan, dan lain sebagainya. Seneng banget melihat series lokal mulai merambah ke genre lain. Saya juga pernah icip-icip webtoon-nya beberapa episode; membuktikan bahwa sebetulnya di negara kita banyak ide-ide fresh dari penulis/kartunis lokal yang layak diangkat ke medium sinema. Visualisasinya pun meyakinkan. Gas!!!


 

   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar