Tahun ini ajang
Miss World akan digelar di Indonesia, tepatnya Bali, pada 28 September 2013.
Dan seperti rutin terjadi, ajang begini pasti jadi polemik. Tiap ada kabar yang
menyebut seorang wanita Indonesia akan berlaga di kontes kecantikan, entah Miss
World atau Miss Universe, pasti langsung menuai pro-kontra.
Itu baru seorang putri Indonesia yang diberangkatkan ke luar negeri untuk ambil bagian, tahun ini malah acaranya yang 'diboyong' ke Indonesia. Walau sudah dikonfirmasikan bagian berbikini ria ditiadakan, aksi penolakan masih terus mengalir.
Itu baru seorang putri Indonesia yang diberangkatkan ke luar negeri untuk ambil bagian, tahun ini malah acaranya yang 'diboyong' ke Indonesia. Walau sudah dikonfirmasikan bagian berbikini ria ditiadakan, aksi penolakan masih terus mengalir.
Yang menolak
akan mengatakan ajang seperti ini hanya mengumbar aurat wanita dan membawa
mudharat karena dengan melihat wanita berpakaian minim akan merangsang syahwat
lelaki hingga memicu tindakan kriminal seperti pemerkosaan. Yang kontra
mengatakan Brain, Beauty and Behaviour alias 3B yang jadi motto acara begini
hanyalah topeng karena ujung-ujungnya yang dinilai tetap kecantikannya (saja).
Yang pro akan
mengatakan acara semacam ini adalah ajang mempromosikan negeri dalam bidang
pariwisata. Karena semua mata akan tertuju pada negara penyelenggara, dengan
ekspos-ekspos tempat wisata cantik di negeri tersebut. Ujung-ujungnya akan
membuat orang tergugah ingin mengunjungi negara tersebut, yang lantas akan
menambah devisa negara. Lalu lanjutlah terkait dengan aspek ekonomi.
Demikian.
Selama manusia
masih eksis di bumi, maka mereka akan selalu berpolemik, minimal berbeda
pendapat. Sebuah dinamika hidup.
Di negeri kita
yang menganut paham demokrasi, semua orang bebas berpendapat. Apalagi jika
dilihat dari asal-usul kita yang turunan Melayu; yang stereotipnya senang
berkomentar (makanya jejaring sosial di Indonesia laku :p ) dan gemar debat
kusir. Tidak ada yang salah dengan perbedaan pendapat, perbedaan pandangan dan
perbedaan keyakinan. Itu adalah proses pendewasaan kita bernegara. Yang salah
adalah kalau kita tidak menghormati pendapat orang lain. Dan menganggap
pandangan kita adalah fakta. Dan memaksa orang untuk sependapat dengan kita.
Dan yang lebih buruk lagi, menuding orang yang berbeda keyakinan (faith) adalah
salah.
Tiap orang punya
kebenaran yang diyakininya masing-masing. Yang nantinya akan
dipertanggungjawabkan masing-masing pula di depan Sang Pencipta.
Terkait
pagelaran Miss World, saya berpendapat... ya adakan saja. Bagi yang tidak suka
atau khawatir akan terangsang melihat para Miss itu berlenggak-lenggok di panggung ya tinggal
dimatikan saja TV-nya. Minimal ganti channel lah. Beres toh?
Media adalah
alat yang ampuh untuk berpromosi. Dan ajang Miss World yang akan disiarkan di
sejumlah negara ini sangat memungkinkan sekali untuk dijadikan alat promosi
pariwisata. Tapi alasan saya pro lebih kepada sikap saling menghargai sesama
manusia, bahwa kita harus menghormati keputusan para wanita itu untuk ambil
bagian dalam ajang Miss World itu. Saya
yakin mereka semua punya mimpi dan ajang Miss World umumnya jadi batu loncatan
untuk membuka kesempatan-kesempatan dalam meraih mimpi tersebut. Tiiap orang bebas menentukan jalan hidupnya dan caranya meraih mimpi.
Semuanya sah asal tidak merugikan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar