Right now it’s SNSD, tomorrow it’s SNSD, forever it’s SNSD, I love You.
I won’t let you go, Mamamoo. Familiar dengan slogan ini? Tidak kah
terdengar riskan? For me, it is.
SNSD
Jadi begini, seperti yang kita
ketahui bersama, setiap grup Kpop disatukan untuk sebuah proyek yang terikat
durasi kontrak. Mereka bukan Sheila On 7 yang dateng dari Jogja ke Jakarta
dalam formasi utuh, yang bersatu karena persahabatan dan kesamaan visi
bermusik. Kalau gue gambarkan, setiap grup Kpop itu kayak karyawan di
perusahaan aja. Masing-masing datang dari latar belakang berbeda, tidak saling
kenal sebelumnya, punya impian, lalu pada akhirnya bersinergi demi mencapai
tujuan dalam hubungan profesional. Mereka itu di dunia hiburan ya bekerja,
kurang lebih sama kayak kita-kita yang kuli berkemeja ini. Hehehe. Lalu gimana
hubungan personalnya? Selayaknya temen kantor. Kadang-kadang ada yang nyantol
karena rupanya sehati sejiwa sampe akhirnya bersahabat karib bertahun-tahun.
Tapi lebih banyak lagi yang sekedar temen; asik buat ngerumpi dan hangout—tapi ya segitu aja, nggak
bener-bener klik di hati. Karena itulah, kedekatan antar member bisa menjadi
kebahagiaan tersendiri bagi fans. Sedikit banyak hal ini terkait dengan umur
sebuah grup;
terkait dengan kenyaman tiap member untuk tetap utuh dalam satu grup dan
pada akhirnya memperbaharui kontrak.
Sekarang tiga orang member SNSD
keluar dari SME. Emang belom ada konfirmasi resmi soal bubarnya grup
nasionalnya Korea ini. Tapi dengan begini aja para fans SNSD mestinya ngeh
kalau slogan mereka fana belaka. Cieehhh, bahasa gue. Uhuk, uhuk.
Kenapa pula mesti maksain delapan
cewek di dalam satu grup selamanya? Kasian euy udah pada berumur. Masak mau
terus-terusan joget energik? Kan begitu selama ini citra SNSD; lagu poppy riang
gembira, joget atraktif. Tanpa joget energik, bukanlah SNSD. Tapi nggak nyaman
rasanya melihat wanita-wanita yang sudah dewasa ini masih menyanyikan lagu-lagu
ringan riang gembira dan berusaha menari atraktif. Mau memakai konsep matang
dengan mengedepankan vokal alih-alih dance,
sepertinya nggak bisa di-handle
dengan talenta yang ada. Biarkan gadis-gadis kecil lain yang meneruskan estafet, sementara
tiap member SNSD meneruskan karir solo di bidang yang paling dikuasai
masing-masing.
Sangat riskan, sungguh,
menyerukan kata ‘selamanya’ padahal kita tahu keberlangsungan mereka terkait
erat dengan durasi kontrak.
MAMAMOO
Kalau Mamamoo sampe bubar, gue
mungkin jadi seorang fans yang
menyayangkan. Atau bahkan jika salah seorang membernya memutuskan keluar.
Betapapun tiap member memiliki talenta luar biasa yang bisa saling cover up, Mamamoo tanpa salah satunya
tidaklah sama. Tapi mendengar slogan ‘tidak akan membiarkanmu pergi’ juga
membuat gue bergidik.
Mamamoo tanpa keempat membernya
bukanlah Mamamoo. Nggak perlu memilih bias, semua member sangat spesial. Tapi,
bagaimanapun, grup ini bukannya tidak punya potensi untuk bubar. Seperti
kebanyakan umur sebuah GG, Mamamoo mungkin hanya akan bertahan empat tahun
lagi. Pada saat itu umur Solar sudah 30 tahun; kemungkinan sudah tidak begitu
gesit menari. Sebagai penonton pun kita mungkin bakal merasa kurang nyaman
melihat penampil ‘setua’ itu masih berusaha joget-joget aktraktif.
Well, dengan kemampuan vokal luar biasa, Mamamoo mungkin bisa saja
berubah menjadi grup vokal total. Dengan kata lain, mereka bakal tampil
menyanyi tanpa menari. Bisa saja, tapi… ah, musik Kpop tanpa joget bagai Upin
tanpa Ipin; kurang lengkap! Maka dari itu, gue rasa, pada akhirnya grup ini
bakal bubar juga. Lagipula, para diva ini—secara natural—akan menuntut sesuatu
yang lebih besar. Solo career adalah
langkah selanjutnya. Gue membayangkan Solar mulai menjadi MC, Moon Byul dan
Hwasa mulai terjun di dunia akting, sementara Whee In tetap menjadi vokalis
yang banyak menyanyikan lagu OST drama.
Untuk shippers Moonsun, kalian akan selamanya delulu alias delusional.
Hihihi. Gue rasa keduanya bakal membujang sampe mati—seperti banyak pilihan
artis Korea yang ingin terus berkarier dan tidak mau ditinggalkan penggemar.
Hahaha, sotoy lagi gue!
WONDER GIRLS
Lain halnya dengan dua girl group
(GG) di atas, Wonder Girls adalah GG legendaris yang sudah resmi bubar sejak
tahun lalu. Gue bukan fans mereka tapi suka dengan beberapa penampilan terakhir
mereka sebelum bubar.
Sebetulnya gue udah cukup jengah
mendengar lagu Nobody, tapi begitu mendengar versi yang ini, malah nagih.
Tambahan lagi mereka nyanyi sambil pegang instrument musik. Mantap! Mengingatkan gue akan band Geger... wkwkwk.
Dengan kemampuan vokal yang oke, bagian rap yang disampaikan dengan benar—bahkan sang rapper pun bisa menyanyi dengan baik—dan kemampuan menari yang sederhana namun relevan, sebetulnya, Wonder Girls bisa memperpanjang nafas grupnya. Coba simak penampilan mereka di lagu Why So Lonely, baik band version or dance version. Masih nyaman disimak. Genre musik yang mereka usung pun lebih variatif, seperti lagu Why So Lonely yang beraliran reggae. Sayang mereka memutuskan bubar.
Dengan kemampuan vokal yang oke, bagian rap yang disampaikan dengan benar—bahkan sang rapper pun bisa menyanyi dengan baik—dan kemampuan menari yang sederhana namun relevan, sebetulnya, Wonder Girls bisa memperpanjang nafas grupnya. Coba simak penampilan mereka di lagu Why So Lonely, baik band version or dance version. Masih nyaman disimak. Genre musik yang mereka usung pun lebih variatif, seperti lagu Why So Lonely yang beraliran reggae. Sayang mereka memutuskan bubar.
SPICA
Ada banyak vokalis di luar sana.
Ada banyak penyanyi yang bisa menjangkau nada-nada tinggi dengan mulus seperti
mendiang Whitney Houston di luar sana. Ada banyak penyanyi bersuara merdu di
luar sana. Tapi apakah sekadar menjadi vokalis bagus dengan teknik bernyanyi
yang benar sudah mencukupi? Jika kita membicarakan dari sisi industri, maka
jawabannya adalah tidak. Belum cukup. Menyanyi adalah tentang menyampaikan sebuah
pesan; entah kegembiraan, entah kesedihan. Dalam dunia Kpop, menyanyi tidak bisa dipisahkan dengan tarian, stage act,
dan bahkan kepribadian penyanyinya.
GG lain yang udah bubar juga
adalah Spica. Mereka adalah salah satu contoh grup yang dibubarkan karena tidak
cukup populer dan tidak menghasilkan uang. Para membernya memang menolak
disebut bubar; sepertinya masih berambisi mencoba mengangkat nama Spica sekali
lagi. Tapi, seperti sebuah komen di kolom berita mengenai Spica, umur para
member sudah terlalu tua untuk berkarir sebagai idol, di mana para idol lain
pada seusia itu justru sudah pensiun.
Mungkin harusnya dari awal kelima
cewek ini mengambil jalur di luar idol Kpop kali yaa. Mereka concern ke bagian vokal, plus ditambah
pembawaan yang matang dan dewasa. Gue nggak tau banyak sih soal dunia musik
Korea secara keseluruhan, tapi ada kali ya jalur bagi vokalis berpenampilan
matang—yang lebih sesuai bagi mereka?
Ada satu komen yang gue screen shot dari situs Allkpop yang
menurut gue pas banget menjelaskan mengapa Spica nggak pernah bisa populer
sebagai idol padahal suara mereka bagus-bagus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar