Minggu, 10 April 2022

Review Serial Mini AS Netflix INVENTING ANNA (2022)



Sudah niat saya untuk produktif menuliskan semua ulasan serial atau drama yang saya tonton di blog ini. Kali ini bukan drakor atau dorama Jepang, melainkan serial mini original Netflix asal Amerika Serikat berjudul Inventing Anna yang ditulis sekaligus diproduseri oleh Shonda Rhimes. Serial yang terinspirasi dari kisah hidup penipu fenomenal Anna Sorokin dan artikel majalah New York berjudul "How Anna Delvey Tricked New York's Party People" karya Jessica Pressler ini rilis tanggal 11 Februari 2022. Total episode ada 9, dengan durasi tiap-tiap episode di kisaran 59 - 82 menit.  


Sinopsis Singkat

Satu artikel kecil tentang seorang penipu bernama Anna Delvey (Julia Garner) muncul di koran The Post. Meski dakwaan kejahatan Anna dan nama-nama yang terlibat luar biasa, tidak ada yang peduli dengan kasus gadis 26 tahun itu—mulanya, sebelum seorang jurnalis majalah Manhattan mengajukan diri untuk membuat artikel tentang Anna, alih-alih menulis gerakan Me Too Wall Street yang menjemukan. Viviant Kent (Anna Chlumsky), sang jurnalis Manhattan, percaya bahwa Anna Delvey lebih dari sekadar "sosialita gadungan"julukan yang diberikan oleh The Post. Demi mendapat wawancara eksklusif dengan Anna, Viviant sampai rela bolak-balik penjara di Pulau Rikers dan melalui serangkaian prosedur menemui tahanan yang berbelit dalam keadaan hamil.

Namun Anna tidak berniat membuat pekerjaan Viviant menjadi mudah meski Viviant sudah menjanjikan satu hal kepada Anna: popularitas. Anna tetap berteka-teki dan membiarkan Viviant mengungkap sendiri perjalanan hidupnya selama di New York. Anna bahkan kerap secara terang-terangan mengkritik cara berpakaian Viviant dan cara jurnalis itu menemuinya di Rikers yang menurut Anna kurang berusaha supaya dalam koridor eksklusif.

Meski mendapat rintangan dari sang narasumbernya sendiri, Viviant tetap berkeras menulis tentang Anna. Titik terang didapatkannya dari akun Instagram Anna, tempat Anna membagi foto dirinya sedang berlibur dan menghadiri acara-acara eksklusif bersama orang-orang penting di New York. Viviant lantas menapak tilas perjalanan hidup Anna sejak mendarat di New York melalui orang-orang yang pernah bersinggungan dengannya, mulai dari bekas pacarnya yang seorang pengusaha bisnis rintisan muda ambisius, seorang influencer, desainer mode, resepsionis hotel, personal trainer gym, pimpinan organisasi sosial, sampai seorang direktur bank. 

Sampai akhir, Viviant tetap bertanya-tanya siapakah sebenarnya Anna Delvey, atau Anna Sorokin. Apakah ia benar-benar seorang bangsawan Jerman yang punya dana perwalian belasan juta dolar seperti yang selalu digembor-gemborkannya? Bagaimana bisa gadis semuda itu memperdaya semua orang hingga bisa menyantap makanan mahal, menginap di hotel berminggu-minggu, berlibur di Moroko, sampai menumpang jet pribadi—semuanya, tanpa pernah membayar? Lebih spektakuler lagi Anna nyaris mendapat pinjaman puluhan jutaan dolar dari bank untuk membiayai berdirinya klub eksklusif impiannya: Anna Delvey Foundation.

 



Orang-orang New York

Mengutip artikel Jessica Pressler, Anna Sorokin menangkap sesuatu yang terlewat oleh orang lain: jiwa-jiwa para New Yorker yang sekali diperlihatkan barang-barang bersinar, tumpukan uang dan tanda-tanda kemakmuran, maka mereka akan buta tentang hal lain. Anna yang punya selera berbusana kelas tinggipakaian-pakaian yang didapatnya dari menguras kartu kredit orang lain pulatampak menyilaukan. Begitu aja semua orang terpedaya dan percaya bahwa dia memang ATM berjalan, yang bapaknya berasal dari Rusia dan tajir mampus. Karena terlalu silau itulah Anna sukses melenggang mulus padahal dokumen-dokumen palsunya cuma dibikin pake Microsoft Word dan aplikasi lain yang nggak hebat-hebat amat untuk ukuran seorang penipu ulung.

Seperti diperlihatkan di layar, kasus Anna menjadi rumit karena orang-orang termasyur yang terlibat dengannya betul-betul menanggung malu karena berhasil terpedaya gadis licik 26 tahun. Gimana bisa seorang direktur bank terpelajar dan terhormat nyaris tertipu??? Nora (Kate Burton), seorang sosialita pemilik organisasi-organisasi sosial terkenal, bisa aja menghentikan Anna begitu mendapati tagihan kartu kreditnya sampai mencapai 400 ribu dolar. Tapi Nora, seperti kebanyakan orang-orang di sekitar Anna, memilih tutup mulut karena kadung malu. Jadilah aksi penipuan si bangsawan gadungan berlanjut dan menjatuhkan lebih banyak korban.

 


 

Namun, dari deretan nama-nama yang ogah dikait-kaitkan dengan Anna, muncul pula nama-nama yang sebodo amat yang penting bisa mendulang cuan. Sangat New York; pokoknya duit! Mau malu kek, mau diolok-olok keknggak peduli! Salah satu teman Anna yang mulanya nangis-nangis minta Anna mengembalikan uangnya malah menjual kisahnya ke penawar tertinggi. Peduli apa kalau di cerita itu dia terlihat bodoh dan mata duitan! Agak mirip seleb-seleb lokal yang nyari duit dari sensasi tanpa peduli betapa bodohnya mereka terlihat.

New York memang kota "luar biasa". Coba tebak objek apa yang kemudian menarik perhatian seantero New York, dan bahkan seluruh Amerika Serikat terkait kasus Anna Delvey? Bukan poin-poin dakwaan atau orang-orang yang terlibat, melainkan gaya busana Anna di persidangan! Hemmm...

 

Julia Garner sebagai Anna Delvey


Seperti testimoni seorang kawan Anna, Val, Anna Delvey is a real queen bitch. Gadis ini berkelas; tahu banyak soal seni, tahu banyak tentang wine mahal, dan akan mengajakmu ke restoran-restoran mahal paling terkenal. Di saat yang sama, Anna menunjukkan dirinya yang menjaga jarak, sulit dijangkau dan tidak pedulian ke orang-orang sekitarnya. Anna is the one and only. Belum lagi aksennya yang aneh, campuran dialek Jerman, Rusia, New York dan entah apa lagi.

Di mata saya, Julia dapet banget meranin Anna yang self centered. Ngeselin abis! Coba lihat caranya membentak karyawan perusahaan penyewaan jet pribadi. Atau cara dia tanpa tedeng aling-aling menyebut bank-nya di Eropa nggak mau berbisnis dengan "negara kotor" sewaktu berlibur di Maroko. Saya jadi inget buku Trio Detektif kesukaan saya; kalau kata Jupiter Jones justru orang-orang yang bekerja di tempat-tempat eksklusif itu adalah orang-orang yang gampang digertak, karena mereka harus selalu berhati-hati, siapa yang tahu kalau orang yang mereka hadapi betul-betul orang penting dan tajir melintir.

Tapi, di sela-sela tingkahnya yang tampak selalu percaya diri, Julia juga mampu menyiratkan gestur kecemasan dan ketakutan. Gimana pun, nggak ada trik tipuan yang sempurna. Selalu ada kemungkinan ketahuan, dan Julia mampu menampilkan gurat-gurat kecemasan itu dengan baik.

 

Anna Effect

Sampai akhir Anna Sorokin tetap bersikukuh kalau dirinya memang bangsawan Jerman tajir. Sampai akhir Anna Sorokin tetap kekeuh menyatakan dirinya adalah manusia berbakat, alih-alih penipu recehan. Perkara mempertahankan reputasi ini pula yang memusingkan pengacara Anna yang gigih, Todd Spodek (Arian Moayed). Kliennya ini memang ajaib; Anna lebih memilih membusuk di penjara sambil memeluk reputasi sebagai penipu ulung daripada mendapat keringanan hukuman tapi diingat sebagai sekadar sosialita gadungan bodoh.

Karena serial mini ini dilihat dari perspektif Anna, kita sebagai penonton bisa jadi malah jatuh kagum dengan sang penipu. Kok bisa orang-orang pandai dan termasyur di New York ketipu bocah 26 tahun? Seperti yang selalu Anna klaim; dia adalah manusia berbakat yang langka.

Sudah begitu keberadaan Anna nyatanya membawa pengaruh positif bagi sebagian orang. Berkat Anna, si direktur bank jadi terinspirasi mendidik putrinya yang pemalas. Berkat Anna, Neff (Alexis Floyd) akhirnya memberanikan diri untuk mewujudkan mimpinya sebagai sutradara film, sebagaimana Anna yang gigih mewujudkan mimpinya mendirikan ADF. Dan, berkat Anna, Rachel Williams (Katie Lowes) mendadak tajir dari menulis buku tentang persahabatannya dengan Anna. 


Recommended?

Tentu. Serial mini begini nggak bakal menyita banyak waktumu. Pun ceritanya menarik dan asyik. Selama nonton kamu mungkin bakalan terus mendesah tak percaya, "anjay bisa gitu!"well, jargon cerita ini memang: this whole story is completely true, except for all parts that are totally made up. Selamat menonton!


Fashion Anna Sorokin di Pengadilan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar