Minggu, 03 Juli 2022

Review Series Netflix US: THE LINCOLN LAWYER (2022)




So many serials, so little time. Biarpun Netflix di kuartal pertama tahun ini diberitakan kehilangan sekitar 200 ribu pelanggan dan banyak olok-olokan netizen tentang konten aplikasi nonton streaming ini yang mulai membosankan plus suka maksa masukin woke agenda (yang mana saya juga pernah sebel), saya masih menganggap Netflix punya koleksi sinema yang keren-keren. Satu di antaranya adalah series original mereka yang rilis tanggal 13 Mei 2022 lalu, The Lincoln Lawyer. Diangkat dari novel best seller karya Michael Connely, series ini punya 10 episode dengan durasi tiap episode di kisaran 45 - 55 menit. Mari kita bahas!

 

Sinopsis Singkat

Mickey Haller (Manuel Garcia-Rulfo) sudah satu tahun tidak aktif di biro hukum miliknya sebagai pengacara kriminal. Setelah dua pernikahan yang gagal dan kecelakaan pada saat berselancar, Mickey melarikan diri ke obat-obatan yang membuatnya kecanduan. Kesempatan untuk back on track datang menghampiri Mickey dari situasi tak terduga ketika seorang teman sesama pengacaranya, Jerry Vincent (Paul Urcioli), ditemukan tewas tertembak. Diketahui sepuluh hari sebelum tewas, Jerry mengajukan mosi agar firma hukum beserta kasus yang ditanganinya pindah ke tangan Mickey jika sesuatu terjadi padanya.

Dibantu oleh Lorna Crain (Becki Newton), sekretaris sekaligus mantan istrinya sendiri, dan Cisco (Angus Sampson), mantan anak motor, investigator, sekaligus tunangan Lorna sekarang, Mickey mulai mengambil alih kasus-kasus Jerry, termasuk kasus kriminal besar yang melibatkan Trevor Elliot (Christopher Gorham), seorang pengusaha teknologi milyuner yang didakwa membunuh istri dan kekasih gelap istrinya. Demi mendukung kinerjanya yang sering menghabiskan waktu di perjalanan, Mickey lantas merekrut mantan kliennya, Izzy Letts (Jazz Raycole), sebagai supir pribadi.

 

source

 

Meski memberinya kesempatan kedua untuk kembali eksis di dunia peradilan, mosi pengalihan kasus firma hukum Jerry sekaligus membawa Mickey ke dalam daftar tersangka pembunuh Jerry, yang kasusnya ditangani oleh Detective Raymond Griggs (Ntare Guma Mbaho Mwine). Menjalani tugas masing-masing, Mickey dan Detective Griggs kerap bersinggungan, antara saling membantu atau malah saling mengintai.

Di sisi lain, kembali aktif bekerja adalah cara Mickey untuk meraih kembali kepercayaan mantan istri pertamanya, Maggie McPherson (Neve Campbell) yang saat ini memiliki hak asuh penuh terhadap putri tunggal mereka, Hayley (Krista Warner). Maggie sendiri merupakan jaksa penuntut yang tengah menggarap kasus perdagangan manusia. Seperti halnya Detective Griggs, pekerjaan Maggie pun kerap bersilangan dengan kasus Mickey.

 

Seru!

... kata penonton awam yang masih minim pengalaman nonton drama kriminal. Hahaha. Entah ya, kadang-kadang saya pikir, karena keamatiran tersebut, jangan-jangan series yang saya anggap seru ini dianggap nggak ada apa-apanya kalau dibandingkan sama series kriminal lain. Well yah, entahlah. Pokoknya buat saya The Lincoln Lawyer seru.

Dari percakapan Mickey dan Izzy selama perjalanan di mobil lincoln, kita bakal dikasih ilmu-ilmu baru tentang trik-trik di persidangan. Mulai dari pemilihan juri sampai ke cara-cara persuasi agar mereka memihak kita. Nah, soal sistem juri ini bikin saya sempetin browsing tentang sistem peradilan di Amerika. 

Jadi, menurut sumber yang saya baca, persidangan kasus di mana terdakwa diancam hukuman di atas 6 bulan, terdakwa mendapat hak persidangan memakai sistem juri. Sejumlah warga negara US bakal dipilih secara acak dan rahasia, lalu dimunculkan di ruang sidang untuk diseleksi langsung oleh jaksa penuntut umum dan pengacara terdakwa. Orang-orang ini dimaksudkan untuk bersikap independen, tapi kata Mickey, justru dia maunya juri-juri ini bias ke mereka. Karena pada akhirnya juri-juri inilah yang akan menentukan apakah terdakwa bersalah atau tidak, sedangkan hakim tugasnya lebih untuk memimpin sidang selain nantinya yang akan menentukan porsi hukuman.

Menarik, kan, sistem juri ini? Dari sumber yang saya baca juga, tujuan sistem juri ini untuk mengajak masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam sistem peradilan, sekaligus untuk membatasi kewenangan pemerintah. Makanya tiap sidang itu selalu dikatakan kasusnya itu adalah 'warga melawan terdakwa'. Apakah seorang terdakwa diputuskan bersalah lalu dipenjara atau malah diputuskan tidak bersalah lalu dibebaskan toh sangkut pautnya ke kehidupan bermasyarakat. Dan di US sana tetap berlaku adagium bahwa lebih baik membebaskan 10 orang bersalah daripada memenjarakan 1 orang tidak bersalah. 

Duh, kepingin deh nonton film atau series dalam negeri yang punya genre begini, biar saya sebagai warga juga ngerti jalannya persidangan dengan sistem hukum di Indonesia. Kapan, ya?

 

Manuel dan... Son Sukku

Bisa-bisanya si ahjusi kesayangan muncul di postingan ini. Tapi sumpah deh, saya keingetan Sukku mulu pas Manuel muncul di layar. Apalagi kalau Manuel memiringkan kepalanya dan tersenyum kecil... hadah, hadah, auranya kok mirip? Ada yang bilang akting Sukku lebih kayak aktor Amerika ketimbang Korea. Masuk akal karena si Oom belajar akting pun di US sana. Jadi, nyambung dong ya kalau saya merasa gestur doi punya kesamaan dengan Manuel sebagai aktor Amerika? Ya, kan? Ya, kan?


 

Recommended?

Jelas dong! Sepuluh episode untuk menguak berbagai kasus, dari kasus-kasus kejahatan kecil sampai ke kasus dugaan pembunuhan Trevor Elliot yang banyak plot twist-nya, terasa pas. Ending-nya... hemm jujur sih ada kesan di bagian kasus Maggie yang... lah begini doang, tau gini penyelesaiannya mah dari dulu aja. Akhir buat Trevor pun wadidaw banget. Mungkin mau diceritakan lebih lanjut di musim keduanya yang sudah dikonfirmasi?

Oh satu hal lagi yang agak terasa off buat saya: adu argumen antara Mickey dan klien-kliennya kadang terlalu cepat naik tensinya. Kayak belum apa-apa udah meledak aja itu orang-orang. But overall, The Lincoln Lawyer seru! Mobil-mobil lincoln Mickey juga bagus-bagus ih. Jadi pingin naik, hehehe.





 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar