Sabtu, 30 Juli 2022

My Own Liberation Notes


Setelah didesak-desak untuk bergabung dengan salah satu klub internal kantor, akhirnya Yeom Mi-jeong memutuskan untuk membuat klubnya sendiri bersama dua orang karyawan lain yang sama introvertnya. Di klub itu para anggota menuliskan hal-hal yang membuat mereka terikat di dalam sebuah buku catatan. Jika saya bergabung dengan Liberation Club, inilah catatan pembebasan saya.


Sejauh ini ada dua hal yang membuat saya ingin terbebas darinya. Satu, saya ingin terbebas dari rutinitas membuka Jobstreet dan LinkedIn demi mencari pekerjaan baru yang lokasinya lebih dekat dan bergaji lebih besar. Cara membebaskan diri? Saya harap bukan dengan cara mengikhlaskan dan menerima bahwa saya bakal sampai pensiun di perusahaan sekarang. Sebaliknya, saya ingin terbebas dari ikatan ini dengan cara mendarat di sebuah pekerjaan yang saya damba-dambakan.

Sungguh, perusahaan saya sekarang tidak buruk. Selama tiga tahun digempur Covid, tidak sekalipun saya mendengar cerita PHK. Lingkungan? Iklim kerja? Rekan kerja? Masih dalam tahap wajar. Naik turun. Ada hal menyebalkan, ada hal yang sangat layak disyukuri. Hanya saja, jarak tempuh dari rumah ke kantor saya sekarang ini 33 kilo. Waktu tempuh paling cepat 75 menit dengan motor. Saya cemas berpikir, sampai umur berapa saya sanggup? Sekarang pun saya sudah di pertengahan kepala tiga. Dan tahun depan cicilan KPR saya sudah mengikuti suku bunga bank. Huft.

Para pembaca yang mungkin mampir ke postingan ini, apakah kamu punya loker yang cocok dengan saya? Saya memang suka menulis, tapi yang betul-betul membiayai hidup saya sampai saat ini adalah pekerjaan di bidang administrasi dan akunting. Saat ini jabatan saya adalah Account Receivable dan Payable Staff di perusahaan developer, khususnya unit bisnis manajemen pengelolaan hunian dan bisnis. Saya berharap bisa bekerja lebih dekat dari domisili saya sekarang di Tenjo, Bogor. Mungkin sekitaran Cikupa, Maja, dan Parung. Seseorang, bisakah kamu membantu saya? 

Hal kedua yang amat merisaukan saya adalah perkara jodoh. Saya pernah berdoa agar mendapat peran berbeda selain yang sudah saya jalani. Dalam bayangan saya, peran tersebut adalah seorang istri dan seorang ibu. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak; peran baru saya malah menjadi seorang yatim piatu.

Saya ingin terbebas dari perkara mencari jodoh. Dan sekali lagi sangat berharap terbebas dari perkara ini bukan dengan cara saya sudah mengikhlaskan dan menerima nasib bahwa saya akan melajang seumur hidup, namun karena saya sudah menemukan orangnya.  Saya tidak cantik, tapi saya pikir saya cukup layak sebagai seorang perempuan. Seseorang di luar sana, bisakah kamu membantu saya menemukan jodoh?

Kamu tahu lagu Deeply yang menjadi OST drama My Liberation Notes? Aura kesepian dan merindu di lagu itu pas sekali dengan perasaan saya bila mengingat dua hal yang mengikat saya ini. Seseorang, dapatkah kamu menolong saya untuk terbebas?
 
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar