Minggu, 13 November 2022

Peaky Blinders dan Judul Lain yang Tidak Saya Lanjutkan



Tahun 2018, saya pernah menulis sebuah postingan tentang drama-drama Korea yang saya tinggal kabur alias nggak saya tamatin. Pada saat itu saya bekerja paruh waktu sebagai penulis ulasan dan gosip drama Korea, dan untuk beberapa judul yang menurut saya menarik, saya lanjut tonton atas keinginan pribadi. Tapi, ada beberapa judul yang saya tinggal sebelum kelar, dan judul-judul tersebut saya tulis di postingan tersebut beserta alasannya.


Kali ini saya juga mau menulis hal yang sama. Katakanlah ini adalah postingan part 2. By the way, judul dropped itu sudah sesuai yang saya maksudkan atau malah salah istilah? Wkwkwk. Miane atas saya yang pingin berbahasa Inggris tapi masih suka salah-salah.

Sudah tanggal 13 tapi belum ada satu pun postingan serial. Huft. Gimana ini, Pak Ustadz? Terakhir saya nonton Weakest Beast sampai saya langsung rewatch dari awal saking sukanya. Pun saya kepikiran pingin bikin cerita kayak gitu juga; tentang dua orang dewasa yang pelan-pelan saling mengenal, dan malah sempat saling mengolok satu sama lain, tapi mendapati lawan bicaranya sangat nyaman untuk diajak bicara topik apa saja. Dan ending... couldn't be better! 

 


 

Saya bukannya belum mencoba memulai serial baru. Barangkali jadi seolah membebani diri sendiri untuk sesuatu yang sebetulnya bukan kewajiban. Tapi saya happy; nonton serial yang saya mau, lalu menulis ulasan. Nggak peduli ada yang baca atau nggak. Saya cukup senang di masa mendatang saya membaca kembali tulisan-tulisan lama di blog ini lalu amaze sama diri sendiri... ihh, keren juga saya bisa merangkai kalimat ke gini! Wkwkwkwk.

Kalau buka Netflix, kayaknya saya nggak akan pernah kekurangan tontonan. Pertanyaannya, saya punya banyak waktu luang nggak? Pertanyaan lanjutannya, saya minat nggak untuk memulai? Lalu, setelah berhasil menyelesaikan episode pertama pun bukan berarti bakal lanjut sampai rampung. Gimana dong, saking banyaknya pilihan, jadi kayak nggak ragu nge-drop sebuah judul kalau nggak menarik-menarik amat atau atas alasan lainnya. Toh bisa langsung ganti judul lain. Tersedia banyak! 



Peaky Blinders adalah satu judul yang nggak saya lanjut sampai tuntas. Saya berhenti di episode ke-2 musim ketiga. Tanpa keraguan, serialnya bagus banget. Aktingnya jempolan, apalagi si karismatik Cillian Murphy. Tapi, usai Thomas dan Grace menikah, serta konflik apa yang menyertai di hari pernikahan mereka, saya jadi kayak merasa Peaky Blinders di musim-musim selanjutnya pun akan punya formula yang sama: keluarga Shelby yang dipimpin Thomas hendak mengekspansi bisnis mereka keluar Birmingham, dan dengan itu mereka akan baku hantam dengan mafia setempat untuk merebut wilayah. Buat yang sudah menamatkan serial ormas PP cabang Birmingham sampai musim ke enam, betul nggak deduksi saya?

 


 

Judul selanjutnya yang saya DNF adalah drakor Little Women. Saya sudah janggal dari episode kedua tapi masih coba lanjut, sampai akhirnya mantap berhenti nonton di pertengahan episode ketiga. Padahal saya punya firasat bagus waktu lihat posternya. Pun cerita tentang struggle perempuan bokek... owalah, sangat related! Wkwkwk. Tapi sewaktu karakter Kim Go-eun ketakutan sampai terengah-engah saat diancam bosnya, something feels off. Kalau sebuah serial bikin saya menggumam, "hah, kok gini? Hah kok gitu?" mulu, yah lebih baik nggak lanjut aja yekan...

 


 

Lalu ada serial mini Amerika rilisan 2020 berjudul Self Made: Inspired by the Life of Madam C.J. Walker yang saya tinggal di sepuluh menit terakhir episode pertama. Padahal kelihatannya serial mini cukup menjanjikan. Episodenya pun cuma empat, dengan durasi masing-masing sekitar empat puluh lima menit. Apa daya, setelah ditonton tampak tidak cukup believable.

 


 

Judul berikutnya adalah drakor Rain or Shine atau juga dikenal dengan judul Just Between Lovers. Drakor satu ini lumayan sering disebut di base drakor Twitter sebagai hidden gem yang sad abis. Tapi, setelah tamat episode pertama, saya memutuskan untuk nggak lanjut. Dramanya nggak jelek, hanya nggak cukup menggigit di awal-awal.

 


 

Minggu ini saya coba nonton serial ringan Amerika bergenre hukum campur romcom berjudul Partner Track. Sayangnya, di mata saya serial ini tampak awkward untuk serial Amerika yang biasanya dinamis. Trus, saya kayaknya saya juga lagi nggak cukup mood nonton genre hukum.

Nah, perkara mood ini memang nggak bisa ditebak. Sekali waktu saya dengan yakin pingin nonton serial berlatar ruang sidang, atau kriminal tentang pembunuh berantai. Tapi sekarang, nggak tau deh maunya nonton apa. Kemarin saya baru nonton dorama Jepang lagi dengan genre slice of life berjudul I'm Taking the Day Off. Sampai menit-menit awal episode kedua sih baik-baik aja; khas dorama Jepang tentang keseharian pegawai kantoran yang kelihatan seperti nyata dan nggak ada niatan ingin menonjolkan diri. Nyaman-nyaman aja sampai pada satu titik saya merasa butuh cerita yang lebih spektakuler dan imajinatif tingkat tinggi.

 


 

Jadilah saya pindah nonton Money Heist. Versi Spanyol ya, bukan yang Korea. Sudah tamat episode awal dan jujur belum menggigit. Tapi saya mau coba lanjut nonton episode kedua. Sejauh ini ada lima musim dengan total keseluruhan sekitar 41 episode. Belajar dari pengalaman, saya merasa bakalan drop serial ini di musim ketiga setelah saya sepertinya bisa menebak formula seperti apa yang akan dipakai di musim selanjutnya. 

 


 

Jadi, begitulah. Belum tahu mood nonton serial bakal balik kapan. Atau jangan-jangan malah lebih milih melepas penat sepulang kerja dengan menonton Warintil Official atau video-video memasak Youtube. Hihihi.





  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar