Minggu, 16 Juli 2023

Review Drama Korea: OUR BELOVED SUMMER (2021)


Our Beloved Summer (2021) sudah lama masuk daftar tontonan saya di Netflix. Dulu, sewaktu saya mantengin Snowdrop, drakor satu ini pun nggak kalah jadi perbincangan. Malah boleh dibilang OBS sangat jauh populer di negeri asalnya sampai banyak selebritis yang ikutan nonton. Sampai sekarang di base drakor Twitter, OBS nggak pernah absen disebut-sebut sebagai salah satu drama favorit banyak orang. Umumnya OBS diasosiasikan dengan kata 'estetik' dan 'green flag'.


Sinopsis Singkat

Semasa SMA, Choi Ung (Choi Woo-sik) dan Kook Yeon-su (Kim Da-mi) membintangi sebuah acara dokumenter bertema siswa terbaik dan terburuk di sekolah. Sepuluh tahun kemudian, acara dokumenter mereka mendadak viral kembali, yang lantas mendorong rumah produksi untuk membuat dokumenter sekuel. Kali ini yang akan duduk di kursi sutradara adalah Kim Ji-ung (Kim Sung-cheol), sahabat baik Ung yang diam-diam memendam rasa pada Yeon-su.

Ung dan Yeon-su terang menolak. Kenyataannya, mereka berpacaran selepas syuting dokumenter lalu putus lima tahun kemudian. Momen putus mereka pun tidak bisa dibilang baik-baik; Yeon-su meninggalkan Ung tanpa memberi alasan mengapa mereka harus berpisah. Ung pernah melewati masa-masa suram selepas putus, hingga kemudian ia muncul sebagai ilustrator ternama. Namanya kian meroket ketika seorang idol terkenal, NJ (Roh Jeong-eui) membeli karya-karyanya.

Reputasi Ung sebagai ilustrator itulah yang memaksa Yeon-su untuk kembali menemui Ung atas nama pekerjaan. Meski awalnya Ung menolak, akhirnya ia menyetujui untuk bekerja sama dengan Yeon-su dengan syarat mereka harus reuni di dokumenter terbaru. Masa-masa syuting bersama ini pun menjadi momen keduanya mengenang masa silam yang begitu membahagiakan, sekaligus mempertanyakan hal-hal yang keliru saat mereka bersama dulu.

 


 


Dua Karakter

Yeon-su menjalani hidup serba kekurangan dan bahkan mesti menanggung utang seorang kerabat. Dalam benaknya hanya ada satu cara untuk meloloskan diri dari situasi yang serba sulit: rajin belajar lantas bekerja mengumpulkan uang. Masa bodo dilabeli dingin dan tak punya perasaan. Bertahun-tahun ia sekuat tenaga menutupi rasa minder atas hidupnya sebagai yatim piatu miskin dengan bersikap seolah tak peduli dengan pandangan semua orang.

Ung menjalani hidupnya tepat seperti yang diinginkannya; tidak bersusah payah demi 'membeli' kenyamanan. Ia tumbuh besar dalam keluarga yang hangat dan berada. Ketika dewasa, meski menjalani hidup tanpa ambisi, ia sukses sebagai ilustrator. Hidupnya serba nyaman dan nggak neko-neko. Lebih jauh, Ung memang tidak suka perubahan. Itulah mengapa ia hanya menggambar objek yang tidak akan berubah dan diam di tempat.

Kenyataannya, hidup privilege penuh hoki Ung adalah salah satu sumber rasa rendah diri terbesar bagi Yeon-su. Di sisi Ung, Yeon-su yang mati-matian mencari nafkah merasa berkecil hati. Kayak... anjirr, gue jumpalitan biar bisa hidup layak, nah ini orang bisa hoki banget punya segalanya tanpa harus berdarah-darah. Mana sebenernya pinter dan berbakat pula. Kurang hoki apalagi ini orang?

Semua bisa menilai, Yeon-su adalah cewek nyebelin, egois dan gengsian. Itulah mengapa Ung sangat percaya diri bahwa ia sangat istimewa untuk Yeon-su. Hanya kepada Ung, Yeon-su menampilkan sisi dirinya yang penuh perhatian dan penyayang. Baik Yeon-su maupun Ung, sebetulnya sama-sama bucin. Bedanya, Yeon-su punya sesuatu untuk dipikul dan diperjuangkan. Beda dengan Ung yang sudah terlalu nyaman dengan apa yang ia punya. 




Menyaksikan kisah sejoli ini saya jadi keingetan lagu Twit-nya Hwasa Mamamoo. Pokoknya pusat kehidupan Ung itu cuma Yeon-su seorang. Hanya seorang Yeon-su yang bisa membuat dinamika di kehidupan Ung yang lempeng-lempeng aja. Meski setia dan nggak neko-neko, orang yang nggak punya ketertarikan lain itu bisa jadi beban juga. Gimana bisa hidup Ung cuma tentang Yeon-su? Padahal hidup Yeon-su sendiri pun bukan tentang Ung aja. Lima tahun lalu mereka putus kayak memang sudah seharusnya. Ung yang naif butuh discover tentang hidupnya, sedang Yeon-su butuh waktu untuk memulihkan harga dirinya.

 

Estetik

OBS memaparkan situasi serta isi kepala para karakternya satu-persatu di sepanjang episode. Kenapa dia begini, kenapa dia memutuskan itu, semua terjelaskan dan kita sebagai penonton bisa mengerti. Nggak ada konflik yang tajam gimana-gimana. Secara singkat ini 'hanya' cerita dua orang gamon yang balikan. Kayaknya saya berani taruhan Choi Woo-sik dapat peran ini karena penulisnya kepincut peran dia sebagai cowok gamon tersakiti di MV Congratulations dan You Were Beautiful-nya Day6. Wkwkwk.

 


Pujian lainnya tentang drama ini adalah soal estetikanya secara visual. Meski ketemu nggak sengaja, Ung dan Yeon-su sering banget pakai outfit yang matching satu sama lain. Rumah Ung dan studio kerjanya pun cakep dan bikin ngiler. Belum lagi pemandangan sewaktu mereka syuting di desa... wuihhh. Trus coba liat poster-poster official mereka; cakep-cakep banget, kan? Pun setiap episode OBS punya judul yang diambil dari judul film-film romens terkenal. Dan oh, lagu-lagu pengiring yang terkesan 'indie'. Youthful abis.


Recommended?

Intinya saya (kembali) naksir Woo-sik. Wkwkwkwk. Dulu pun nonton Fight For My Way digenapi sampai kemunculan Woo-sik. Aaarrrggghh, dia tuh emang paling bisa berakting bak orang clueless yang gemesin. Tapi pas mode serius; pas dia lagi menggambar atau pakai baju rapi tuh juga keren banget. Suaranya pun saya suka. Banget.

 


 

Kim Da-mi sendiri pun kayak bisaan banget kelihatan berbeda sewaktu SMA, dewasa muda, dan dewasa. Pengaruh make up, kah? Potongan rambut? Entah deh ya, yang jelas saya bisa dengan mudah mengenali periode waktu perjalanan hidup Yeon-su hanya dengan melihat penampilannya saat itu.

 


 

Untuk ceritanya sendiri nggak ada masalah, karena toh memang ini drama kehidupan aja. Cuma mungkin kalau drama ini tayang tahun ini, episodenya mungkin bakal dipangkas jadi 14 atau 12. Karena itu beberapa orang menganggap drama ini ngebosenin, karena yaa butuh berapa banyak episode sih buat menyorot dua mantan gamon balikan?

Hal yang paling mengganggu buat saya sih ya palingan momen nggak sengaja ketemu, nggak sengaja hampir ditabrak motor/mobil trus diselametin. Fiuhh. Ayolah, bikin reuni kayak Mi-jeong dan Mr. Gu dong; udah bertahun-tahun nggak ketemu ya skenario paling mungkin adalah saling menghubungi trus janjian ketemuan. Same goes untuk adegan tiba-tiba nyosor cipokan padahal belum jadian lagi. Ngobrol dulu gitu loh, utarakan dari hati ke hati mau dibawa kemana hubungan kita. Nggak asal nyosor.

Hmm. Begitulah.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar