Minggu, 07 Agustus 2022

Review Dorama Jepang: TOKYO TARAREBA GIRLS (2017)


Tiga sekawan yang menginjak usia kepala tiga memutuskan bahwa daripada berandai-andai seumur hidup, mereka akan mencari jodoh yang tepat dan menikah. Demikianlah premis singkat yang dicantumkan Netflix untuk memberi gambaran tentang kisah dorama Tokyo Tarareba Girls. Berjumlah 10 episode dengan durasi masing-masing sekitar 50 menitan, dorama rilisan tahun 2017 ini saya kelarin hanya sekitar tiga harian aja.


Sinopsis Singkat

Rinko Kamata (Yuriko Yoshitaka), Kaori Yamakawa (Nana Eikura), dan Koyuki Torii (Yuko Oshima) sudah bersahabat sejak SMA dan kini menginjak usia kepala tiga. Rinko bekerja sebagai penulis naskah drama yang masih berusaha mencari nama, Kaori bekerja di salon kuku, sedangkan Koyuki bekerja membantu kedai ayahnya yang duda. Ketiganya sama-sama belum menikah dan selalu menghabiskan waktu untuk minum-minum di kedai Koyuki sambil berandai-andai menemukan jodoh yang tepat dan mencemooh teman-teman mereka yang dianggap mencoba settle dengan pria yang di bawah kualitas. 

Suatu hari, seorang lelaki muda berambut pirang dan berpembawaan dingin mencemooh tiga sekawan ini sebagai perempuan-perempuan "tarareba" alias hanya sibuk berandai-andai, dan melupakan fakta bahwa mereka sudah bukan gadis lagi, melainkah wanita dewasa yang seharusnya mengusahakan keinginan dan bukan hanya sibuk berandai-andai.

 

Jepang dan Krisis Demografi

Kayaknya kita sudah sering dengar dan baca berita tentang angka kelahiran di Jepang yang terus menurun dari tahun ke tahun. Alasannya? Karena orang Jepang malas menikah dan punya anak. Dari artikel yang saya baca malah orang-orang Jepang malas juga mencari pasangan dan menjalin hubungan. Mereka maunya fokus ke karir dan perekonomian sendiri. Sekarang apa-apanya mahal ya, bestie. Nikah dan punya anak butuh modal yang nggak sedikit.

Karena itulah nonton Tokyo Tarareba Girls bikin bertanya-tanya, wah, ini beda ya sama yang sering diumbar media. Memang ini hanya dorama yang diadaptasi dari manga, tapi bukankah cerita fiksi pun juga menggambarkan hal-hal di dunia nyata? Ternyata ini ada loh, orang-orang dewasa Jepang yang masih mendambakan sebuah pernikahan. Dalam satu adegan, Rinko bahkan berkhayal punya lima anak!

 


 

Entah mana yang benar. Atau barangkali semuanya benar; minat untuk menikah menurun, tapi tetap ada orang-orang yang tetap menginginkan menjalani peran tradisional sebagai istri dan suami.

 

Perasaan Ingin Dicintai

Usia memang bukan patokan kedewasaan. Rinko, Kaori dan Koyuki sudah kepala tiga tapi masih sering bersikap naif dan kekanakkan. Atau mungkin, memang seperti itulah kemampuan cinta terhadap manusia; bikin kita kehilangan akal sehat nggak peduli kamu 13 tahun atau 30. Kemauan ketiga perempuan ini sama: pingin nikah dan hadir di Tokyo Olympic Games bersama pasangan masing-masing. Tapi...

Rinko gampang baper dan nggak bisa fokus. Sudah berliku-liku demi bersanding dengan cowok baik-baik dan dewasa seperti Hayasaka (Ryohei Suzuki),  tapi oleng sama berondong jutek, Key (Kentaro Sakaguchi). Kaori yang sudah rela merogoh kocek dalam-dalam untuk biaya mak comblang profesional malah berakhir menjadi pacar cadangan dari mantannya si basis band rock, Ryo (Yuta Hiraoka). Sedangkan Koyuki yang tampak sebagai cewek paling bernalar dan berprinsip dari kedua kawannya malah rela jadi simpanan lelaki beristri, Marui (Kei Tanaka).

Huft... 

 


 


Aktor dan Aktris Jepang

Lagi-lagi, aktor Jepang rata-rata tidak tampan paripurna seperti aktor Korea. Sementara aktris Jepang tidak punya gigi yang berbaris rata dan rapi. Konon, gigi gingsul malah jadi tren kecantikan di sana. Tapi, intinya, ketimbang Korea yang standar kecantikannya betul-betul saklek hingga kadang kita melihat ciri fisik yang nggak jauh berbeda antara sesama aktor dan aktris, sejauh ini saya justru melihat aktor dan aktris Jepang lebih orinisil. Unik gitulah. 

Lagi-lagi, aktor Jepang nggak sesempurna bentukan aktor Korea kebanyakan. Jujur, peran Key sendiri pun menurut saya nggak segitu gantengnya hihihi. Tapi diceritakan tiga sekawan kita sampai tercengang sewaktu pertama kali melihat si pirang. Entah deh ya, barangkali saya sendiri sudah terpapar jauh sama standar kecantikan dan kegantengan ala Korea, jadi penilaian saya pun ya sudah seperti K-netz. Wkwkwk.  

 


 

Ngomong-ngomong soal tampang aktor dan aktris Jepang, pemeran Koyuki mirip banget sama temen saya loh. Beneran deh! Dilihat dari angle mana pun mirip. Halo, Vian, ini saya sudah menemukan kembaranmu loh! Hihihi.


Recommended?

Saya belum nonton Sex and The City, tapi konon dorama ini mengambil inspirasi dari series US tersebut. Ini adalah kisah manusia-manusia modern di kota besar yang di hati kecilnya tetap menginginkan afeksi sebagaimana manusia di belahan dunia mana pun. Saya sih suka aja dan merekomendasikan sebagai tontonan ringan. Lucu-lucunya ada. Modelan komik gitulah komedinya; tiba-tiba ada makanan yang bisa ngomong atau tiba-tiba terkena panah untuk mendramatisir perasaan tertohok. Fashion cewek-ceweknya juga lucu, kebanyakan model over size yang modis gitu. Endingnya pun cukup melegakan. Setidaknya ketiga jagoan kita nggak menye-menye banget lagi demi punya pasangan. Good!

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar