Annyeong! Masih seputar gelombang
hallyu, kali ini saya mau mengupas sedikit soal drama Korea yang sudah saya
tonton sampai tamat. Jadi, karena satu pekerjaan lepas yang berhubungan dengan
dunia persinemaan Korea, saya mulai nonton drakor lagi. Seperti yang pernah
saya tulis di postingan ini, sebetulnya saya pernah menjadi penonton setia
drakor. Penyebabnya siapa lagi kalau bukan TV ikan terbang yang bisa dibilang
sebagai pihak pertama yang meracuni masyarakat Indonesia dengan drakor. Hihihi.
Dari sekian banyak drama Korea
yang saya tonton episode-episode awalnya untuk keperluan freelance, rupanya
nyangkut 1-2 judul yang bikin saya kepingin lanjut sampai tamat. Judul pertama
yang menggugah minat saya adalah drama berjudul My Husband, Mr. Oh!
Profil drama My Husband, Mr. Oh!
Judul lain : My Contracted Husband, Mr. Oh; My Husband, Oh Jak Doo
Genre : Romens, melodrama, komedi
Jumlah Episode : 24
Stasiun TV : MBC
Tanggal tayang : 3 Maret - 19 Mei 2018
Jadwal tayang : Sabtu (2 eps a day)
Pemain : Kim Kang Woo sebagai Oh Jak Doo (Oh Hyuk)
Uee sebagai Han Seung Joo
Han Sunhwa sebagai Jang Eun Jo
Jung Sang Hoon sebagai Eric Cho
Sinopsis
singkat:
Han Seung Joo
yang berusia 35 tahun hanya memikirkan karir dan sama sekali tidak berniat
menikah. Namun karena suatu peristiwa pembunuhan di rumahnya, Seung Joo
mengalami gangguan panik yang membuatnya tidak boleh tinggal sendirian.
Akhirnya ia melamar Oh Jak Doo si mountain ahjussi sebagai suami kontraknya
supaya ada yang menjaga dirinya. Kesepakatan mereka dibuat sama-sama
menguntungkan; Seung Joo ada yang menjaga, sementara Jak Doo diperbolehkan
tetap tinggal di gunung kepunyaan Seung Joo yang merupakan warisan bibinya.
Masalah tidak menjadi sederhana karena rupanya Jak Doo memiliki rahasia soal
masa lalunya yang berhubungan dengan alat musik tradisional gayageum. Selain
itu muncul Eric Cho si orang kaya baru yang kebelet pingin dihormati
lingkungannya. Eric Cho belakangan jatuh cinta kepada Seung Joo. Sementara itu
wanita dari masa lalu Jak Doo juga muncul. Ia adalah Jang Eun Joo yang berprofesi
sebagai seniman gayageum. Kisah segi empat mereka masih diperkeruh dengan
keluarga benalu Seung Joo, pembunuh yang mengincar dan seniornya yang jahat.
Untuk sinopsis
awal yang lebih lengkap, bisa dibaca di sini.
Kesan Awal
Sebelum nonton,
saya sudah terlanjur underestimate tentang pemeran utama wanitanya, Uee, yang
konon sering dikritik soal kualitas aktingnya. Dan bener aja, saya terganggu
tiap kali dia bersuara keras. Sebetulnya salah satu yang masih mengganggu saya
tiap kali nonton drakor adalah fakta bahwa orang-orang Korea (minimal di
dramanya) suka berteriak. Antara bersemangat dan agresif.
Tapi ternyata
saya tergiur untuk lanjut nonton, karena rupanya ini bukan sekadar kisah kawin
kontrak kebanyakan. Ada sisi psikologis dan humor. Dan yang bikin saya kepincut
juga antara lain karena kisahnya antar orang dewasa. Udah nggak bisa deh saya
nontonin drama sekolahan dan cinta ala-ala remaja. Lah, drakor yang pemainnya
diceritakan sudah berusia dewasa aja suka dibikinin cerita ala remaja, apalagi kalau
memang jelas-jelas diperuntukkan buat ABG. Angkat tangan!
Khas Drakor
Sebetulnya,
drama My Husband, Mr. Oh! punya banyak elemen khas drakor:
Perempuan yang
dicintai dua pria sekaligus… check!
Kawin kontrak
demi alasan tertentu… check!
Lead male or
second lead male yang jatuh cinta sama lead female melalui satu kejadian
sepele… check!
Second lead
female berkepribadian divaish… check!
Cowok rapi vs
cewek berantakan… check!
Tentunya,
betapapun sebuah drama tampak generik, bukan berarti nggak bisa dinikmati sama
sekali. Tema boleh umum, tapi cara penceritaanlah yang menentukan. Dan drama
ini menarik untuk disimak. Kisah cintanya manis. Humor yang dibangun dari
karakter dusun Jak Doo dan lebaynya Eric Cho juga kocak. Empat pemeran utamanya
pun nggak ada yang dibikin antagonis banget. Tokoh antagonisnya justru digeser
ke pemeran pendukung lain.
Sewaktu nonton,
saya juga sekalian eksplor forum dan akun-akun drakor yang membahas drama ini.
Dan saya betul-betul nggak ngerti kenapa kebanyakan penonton “memaksa” pasangan
Seung Joo – Jak Doo untuk lebih mesra (baca: hot). Padahal, alih-alih tampak
tergila-gila seperti kebanyakan karakter utama pria di drakor, si Jak Doo ini
justru kelihatan sayang sama Seung Joo. Romens mereka manis dan hangat—dan
itu menyenangkan untuk ditonton.
Saya juga suka
pertentangan antara kesinisan khas orang kota dari Seung Joo dan kenaifan
pemuda desa dari Jak Doo. Salah satu kekuatan drama ini memang pertentangan
karakter utamanya ini.
Sayangnya,
konsistensi cerita nggak berlangsung mulus. Ada satu komentator di Instagram
yang bilang dia sudah happy ending di episode 18, dan boleh jadi memang begitu.
OTP (One True Pairing) kita sudah bersatu dengan bahagia di episode 18. Episode
selebihnya adalah bentuk penyeretan. Banyak adegan nggak perlu dan terkesan
banget dipanjang-panjangin. Padahal “cuma” 24 episode! Apa penulis naskahnya
kudu di-training penulis naskah sinetron Tukang Bubur Naik Haji?
Bahkan di
episode-episode terakhirnya saya pun mulai setuju kalau romens antara Seung Joo
dan Jak Doo kelewat nanggung. Ya ampun, mereka 35 dan 37! Meski nggak legal,
tapi mereka ceritanya sudah jadi suami-istri toh? Haduhh!
Recommended?
Yes, of course!
Mungkin bukan sebuah cerita terbaik, tapi tetap layak ditonton. OST-nya pun
manis dan enak didengar.
Selamat menonton!
*All pictures from https://www.viu.com/ott/id/articles/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar