Minggu, 28 Agustus 2022

Review Dorama Jepang: FOLLOWERS (2020)


Ada sebuah quote yang cukup populer, "Di masa depan semua orang akan menjadi tenar sedunia selama lima belas menit.". Tidakkah seperti sebuah ramalan dari masa lalu tentang masa kini? Serial Netflix Original yang mau saya bahas kali ini, Followers, mengisahkan seorang tokoh yang tiba-tiba terkenal seantero Jepang alias viral lalu mendulang ribuan pengikut baru di Instagram. Dorama meriah warna-warni yang punya 9 episode ini disutradarai oleh Mika Ninagawa.


Sinopsis Singkat

Natsume Hyakuta (Elaiza Ikeda) datang ke Tokyo untuk mengejar impiannya sebagai aktris. Sialnya, dewi keberuntungan belum berpihak kepada Natsu. Ia hanya selalu mendapat peran kecil di tiap drama. Lebih menyedihkan lagi, peran yang Natsu dapatkan selalu sebagai mayat! Agensinya pun segera memberi ultimatum, Natsu akan dipecat jika gagal lagi dalam audisi.




Suatu hari, ketika sedang berjuang dengan pekerjaan paruh waktu demi mencari nafkah, Natsu ditelpon untuk menjalani pemotretan iklan coklat. Didapuk hanya sebagai "tempelan", Natsu mendapat perlakuan kasar sekaligus merendahkan dari kru studio foto. Terbakar rasa frustasi, Natsu pun berulah di dalam studio. Pada saat itu, seorang fotografer wanita terkenal, Limi Nara (Miki Nakatani), mengambil foto Natsu yang sedang marah lantas mengunggahnya ke Instagram miliknya.

 

 

Seketika kehidupan Natsu berubah. Ia mendadak tenar di Instagram. Semua orang mendadak ingin berinteraksi dengan Natsu demi like dan followers. Keadaan ini tentu segera dimanfaatkan oleh sebuah agensi artis. Di bawah manajerial Akane (Yuka Itaya), Natsu mendadak kebanjiran job sebagai foto model. Namun, pada satu titik, Natsu tersandung kontroversi yang membuat keadaannya berbalik seratus delapan derajat; dari semula di-like, lalu seketika di-hate.

 

Karakter

Ada lumayan banyak karakter di dorama ini. Pun masing-masing karakter memiliki masalah di kehidupan personal mereka yang lumayan kompleks. Selain perjalanan Natsu dalam memahami impiannya sendiri dan perjuangan Limi menjadi seorang ibu sekaligus tetap berkarya sebagai fotografer, ada kisah-kisah lain yang tak kalah menarik disimak.

Ada Akane yang memposisikan diri sebagai pelindung artis-artisnya, selagi mencoba tetap berkencan dengan tetangganya yang juga lajang. Lalu ada Eriko (Mari Natsuki), pengusaha kosmetik yang sudah berumur dan terlibat hubungan asmara dengan brondong. Selain itu ada Yuruko (Nobuaki Kaneko), sahabat sekaligus asisten Limi yang bimbang antara memilih tetap "mengabdi" kepada Limi atau memperjuangkan hubungannya dengan pasangan gay-nya.

 


 

Di sisi Natsu sendiri ada anak-anak muda yang juga tengah berjuang meraih impian. Hiraku (Shuhei Uesugi) dulunya artis cilik yang kemudian pensiun dan kini bekerja sebagai Youtuber. Meski sering berkata pedas, namun Hiraku-lah yang menyadarkan Natsu yang sempat terlena dengan popularitasnya. 

Lalu ada Sunny (Kom I), seorang pelukis muda yang mendapatkan kesempatan untuk dikenal dari Instagram pula. Di sisi lain, Sunny sebetulnya menyukai Natsu dan menjadikan gadis itu sebagai inspirasi setiap lukisannya.


Arisan!


 

Pernah nonton film lokal karya Nia Dinata yang judulnya Arisan!? Saya selalu kepikiran film ini selagi nonton Followers. Vibe-nya samaterutama untuk bagian geng Limi—sekumpulan orang kota yang menghadapi persoalan khas manusia urban tentang cinta, persahabatan, impian dan penyakit. Riweuhnya geng Limi pun mirip geng Memey di Arisan!. Ah, komposisinya pun mirip-mirip: ada karakter gay dan ibu-ibu yang terlibat sama cowok lebih muda. Wkwkwk.


Hip and... Woke

Followers tuh kayak sesuatu yang Netflix banget nggak sih? Karakter-karakternya sungguh sesuai dengan selera Netflix, baik secara identitas maupun pandangan hidup. Style tokoh-tokohnya pun estetik-trendi-urban-banget. Full colors. Full branded. Unik sekaligus antik. Dan, thumbnail posternyapaling tidak sampai detik inibeneran kayak pingin menonjolkan unsur LGBT-nya. Entah besok bakal berubah atau nggak, tapi saat ini sih masih berupa potongan video saat Sunny sedang make out dengan pacar lesbinya.

Lalu, pandangan love is love dari tokoh Eriko. Cinta nggak memandang usia, cinta nggak butuh disahkan selembar kertas bernama akta pernikahan. Well, okay?

 


 

Recommended?

Seru-seru aja sih. Dari sini kita bisa lihat gimana kehidupan manusia modern bergantung banget sama media sosial; seakan value kita didefinisikan oleh banyaknya like dan followers. Dan dari sekian banyak tokoh, saya justru paling tersentuh dengan kisah tokoh sampingan, Sayo (Mika Nakashima), penyanyi yang diurus Akane. Kasihan aja gitu lihatnya; betulan menganggap pandangan orang lain adalah segalanya. Huft!

Intinya, bolehlah ditonton.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar