Kamis, 12 November 2020

Day 12: Turn On's and Turn Offs




Saya baru cek salah satu postingan saya tahun 2013 di blog ini. Saya ingat dulu pernah menulis tentang pekerjaan, dan bagaimana pada saat itu saya merasa begitu percaya diri.


Konon, benda tercantik yang dipakai seorang perempuan adalah kepercayaan diri. Nggak ada yang bisa menghalangi seorang perempuan yang tahu betul her worth. Who runs the world? Gurls!

Saya setuju banget. Masa-masa terbaik saya adalah ketika saya percaya diri. Sebaliknya, masa-masa tergelap saya adalah ketika mental saya jatuh.

Medio 2013 - 2014 adalah masa di mana saya begitu percaya diri. Apa pasal? Pekerjaan. Saya saat itu sedang bekerja sebagai AP Staf di perusahaan distributor. Bisa saya katakan saya "megang" banget kerjaan itu. Saya saat itu merasa penting dan berarti ~~ dalam konteks positif. Saya merasa kejernihan otak saya dihargai, setelah sebelum-sebelumnya pekerjaan saya lebih banyak mengandalkan otot.

Itulah masa-masa terbaik saya.

Lalu, semuanya terempas di pertengahan tahun 2015. Saya ganti pekerjaan ke perusahaan berskala lebih besar. Sayangnya jobdesc saya nggak turut menjadi lebih besar. Saya malah keseringan gabut di awal-awal bekerja. Sekalinya ada sesuatu yang perlu dikerjakan pasti hal-hal kecil, nyaris remeh. Saya yang sebelumnya dituntut membaca laporan tiba-tiba cuma disuruh ngubek-ngubek nyari dokumen. Oh, no!

Situasi tersebut berlangsung berminggu-minggu lamanya. Tapi bahkan ketika tugas rutin dan penting sudah menghampiri, saya tetap belum merasa berarti. Standar saya jatuh. Saya merasa bisa melakukan lebih. Tapi saya bisa apa selain bertahan? Saya bukan anak sultan. Nggak kerja ya nggak makan. Terlebih saat itu saya sudah nganggur lima bulan.

Itulah masa turn off saya. Kepercayaan diri yang hilang bikin saya merasa cemas dan canggung berlebihan bahkan hanya untuk bergaul. Pada dasarnya saya memang bukan tipe pandai bergaul, tapi pada saat itu saya menjadi dua kali lebih payah dalam hal bersosialisasi. 

Saya masih ingat gimana saya merasa cemas menyambut Senin. Oh, bahkan saya sudah cemas sejak Jumat malam! Takut banget weekend akan berakhir secepat kedipan mata, dan saya harus bersabar.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar