Senin, 23 November 2020

Day 23: A Letter to My Future Self




Hello, diriku tersayang di masa depan, pertama dan yang utama tentunya semoga kamu berumur panjang dan dalam keadaan sehat selalu.


Dirimu di masa kini, jika boleh sedikit berbangga hati, adalah manusia yang cukup mampu memggunakan logika. Ia manusia dengan sekumpulan perspektif pahit, namun selalu meyakini bahwa dengan pemahaman yang benar, sudut pandang-sudut pandang tersebut dapat menyelamatkannya dari situasi terpuruk berlarut-larut.

Sejalan dengan itu... ah, ini kata-kata di Surat Informasi Pemotongan Tagihan Pengangkutan Sampah yang kubaca pagi tadi... hmm, sejalan dengan dirimu hari ini, kuharap di masa depan kamu tumbuh menjadi manusia yang lebih bijak. Menjadi manusia yang dapat melihat dari banyak sisi, sehingga kamu tidak menjadi tipikal judgmental.

Oh, kuharap kamu nanti tidak menjadi orang tua yang belum dan tidak pernah selesai dengan diri sendiri; banyak omong, selalu ingin didengar, selalu ingin dianggap eksistensinya, selalu ingin diakui keunggulannya. Ingat, dirimu selalu mengelus dada dengan manusia-manusia tua semacam ini. Aku harap kamu tidak menjadi salah satunya.

Kurasa itu saja. Aku hanya berharap kamu di masa depan adalah manusia bijak yang bersahaja.


Dari aku, di masa kini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar